Selasa, 15 September 2015

Menjalani Kehidupan Bersama-sama

Ringkasan Buku “The Purpose Driven Life” Rick Warren (Bab 18)

 Allah menginginkan agar kita menjalani kehidupan bersama-sama. Inilah yang dimaksudkan dengan sebuah persekutuan. Persekutuan termasuk mengasihi dengan tidak mementingkan diri sendiri, berbagi pengalaman dengan jujur, melayani secara praktis, memberi dengan berkorban, menghibur dengan penuh simpati. Persekutuan baru terwujud, ketika orang Kristen terlibat dalam sebuah kelompok kecil di dalam gereja, entah itu kelompok persekutuan rumah, sebuah kelas sekolah minggu, atau sebuah pendalaman Alkitab. Di sinilah suatu persekutuan yang sesungguhnya berlangsung, bukan di dalam perkumpulan besar. Bagaimana kita dapat membedakan manakah persekutuan yang sejati dan mana yang palsu? Dalam persekutuan yang sejati, orang mengalami otentisitas (berbagi pengalaman secara jujur), orang-orang mengalami kebersamaan (kebersamaan adalah seni memberi dan menerima; saling bergantung), orang-orang mengalami simpati (masuk dan turut merasakan penderitaan orang lain), orang-orang memperoleh belas kasihan (persekutuan adalah tempat kasih karunia, di mana kesalahan-kesalahan tidak diungkit-ungkit tetapi dihapuskan).





Refleksi Pribadi

Manusia adalah makhluk sosial. Artinya bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Oleh karena itu kita perlu membangun hubungan yang baik dengan orang lain. Inilah yang disebut dengan kehidupan bersama. Kehidupan bersama dengan orang-orang percaya sungguh penting, karena di dalamnya kita bisa saling menolong satu dengan yang lain, bisa saling membangun, saling menghibur, saling menguatkan dan sebagainya. Oleh karena itu, dalam membangun kehidupan bersama, perlu adanya ketulusan, kejujuran dan keikhlasan sehingga apapun yang kita lakukan, boleh diberkati Tuhan.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.