Minggu, 26 April 2020

KEBAKTIAN MINGGU, 26 APRIL 2020 GKS JEMAAT PUU NAGA



"HIDUP YANG DIBAHARUI OLEH SANG FIRMAN"
(LUKAS 24:13-35)


TUJUAN :

1. Umat menyadari bahwa Yesus Kristus selalu hadir dalam perjalanan hidup umat-Nya.
2. Umat mengalami pembaharuan hidup (baik kognitif, afektif, psikomotorik) secara holistik melalui perjumpaan dengan Kristus.

Pendahuluan
Ø  Perjalanan hidup manusia di tengah dunia ini bukanlah suatu perjalanan yang mudah untuk dijalani dan ditempuh hingga mencapai garis akhir. Adakalanya perjalanan itu penuh dengan tantangan, hambatan, persoalan, pergumulan yang seolah-olah tidak pernah berakhir. Dan ketika hal itu menimpa diri kita, maka kita akan berkata : Hidup ini berat, jangan dibuat susah lagi.
Ø   Dalam situasi dan kondisi yang demikian seringkali kita merasa sedih, tertekan, kehilangan semangat hidup, kecewa bahkan putus asa. Kita tidak tahu lagi harus bersikap bagaimana menyikapinya selain pasrah dan tetap menjalaninya sampai akhir. Yah seringkali realita kehidupan yang kita alami tidak sesuai dengan harapan.
Ø    Hal inilah yang dialami oleh murid-murid Tuhan Yesus pada waktu itu dan secara khusus kita dapat melihatnya dalam perikop bacaan kita hari ini yang terdapat dalam Injil menurut Lukas 24:13-35.


Isi
Ø    Dalam perikop ini, dikisahkan ada dua orang murid Tuhan Yesus, yang seorang bernama Kleopas (Ay. 18) dan seorang murid lain yang tidak disebutkan namanya (mereka adalah para pengikut Yesus diluar para rasul) berjalan meninggalkan Yerusalem menuju Emaus. Jarak dari Yerusalem ke Emaus ± 7 mil (11-12 km), sekitar 2 jam atau lebih dengan berjalan kaki. Mereka meninggalkan Yerusalem untuk kembali melanjutkan hidup mereka sebelumnya oleh karena sang pemimpin mereka, yaitu Yesus telah tiada.
Ø    Perjalanan itu mereka tempuh bukan dalam suasana yang penuh sukacita melainkan dengan perasaan sedih, tertekan, terpukul berkaitan dengan peristiwa yang telah terjadi belakangan ini di Yerusalem. Kematian Yesus telah mendukakan hati mereka bahkan kebangkitan Yesus, sebagaimana yang disampaikan oleh Maria Magdalena tidak mampu menghilangkan kesedihan itu oleh karena mereka belum melihat atau mengalami secara langsung Kristus yang bangkit itu, sehingga berita Paskah yang disampaikan membuat pikiran mereka semakin berkecamuk tak menentu.  
Ø    Ketika mereka sedang bercakap-cakap memperbincangkan hal itu, datanglah Yesus mendekati atau mereka dan berjalan bersama mereka (Ay. 15). Uniknya, mereka tidak menyadari bahwa orang yang berjalan bersama mereka adalah Yesus. Dikatakan di ayat 16 : “Ada sesuatu yang menghalangi mata mereka.” Ada dua penafsiran mengenai hal ini. Yang pertama, mereka tidak dapat melihat Yesus karena perjalanan mereka menuju ke arah Barat Laut, jadi merupakan perjalanan menuju arah matahari terbenam. Sehingga pandangan mata mereka terganggu karena silaunya cahaya matahari senja (Pada waktu itu mereka meninggalkan Yerusalem menuju Emaus menjelang sore hari). Yang kedua, Yesus menampakkan diri kepada mereka dalam “Cara berada yang baru” yang tidak dapat dilihat hanya dengan kasat mata melainkan harus dengan kaca mata iman (Bdkn. Ay. 31). Mata iman mereka belum terbuka dan mereka belum percaya bahwa Yesus adalah Mesias yang mereka nanti-nantikan selama ini. Walaupun sebelumnya kita melihat bahwa mereka telah mengganggap Yesus sebagai nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataanNya di hadapan Allah dan di depan seluruh bangsa (Ay. 19).
Ø    Lebih lanjut Alkitab mencatat bahwa Yesus tidak hanya berjalan bersama mereka tetapi Ia juga menanyakan apa yang sedang mereka percakapkan (Ay. 17). Artinya bahwa Yesus mau mendengar (baca : campur tangan) apa yang menjadi pergumulan mereka saat itu. Lalu merekapun menceritakan segala sesuatu yang terjadi kepada Yesus (Ay.19-24).
Ø   Yesuspun menegur mereka dengan menyebut mereka bodoh (Yunani : ανοητοι ) artinya tidak memiliki hikmat kebijaksanaan, kurang peka, lamban mengerti. Bagi mereka, Mesias adalah seorang pahlawan nasional kemerdekaan politis, yang langsung membebaskan dan memberi mereka kemenangan. Yesus meluruskan pemahaman ini. Yesus memberikan pemahaman kepada mereka bahwa menurut Kitab Suci, Mesias itu harus menempuh jalan penderitaan (kematian) sebelum menuju kemuliaan (kebangkitan), Ay. 25-27. Dengan berjumpa Yesus, mereka mengalami pembaharuan pemahaman akan Firman Tuhan (pengetahuan mereka diubahkan; aspek kognitif).
Ø   Bukan hanya itu saja, mereka juga tersentuh dengan sikap Yesus yang berkenan untuk singgah bermalam ketika mereka memintanya, karena saat itu hari sudah malam (Kisah ini dapat kita temukan dalam KJ 329 “Tinggal Sertaku). Terlebih saat makan bersama, Yesus berkenan melayani mereka dengan memecahkan roti dan mengucap syukur kepada Allah Bapa di sorga sama seperti saat Yesus berbelas kasih memberi makan lima ribu orang. Hati mereka tersentuh (aspek afektifi) dengan cara Yesus melayani mereka. Pada saat itulah “mata iman” mereka terbuka. Mereka segera menyadari bahwa teman seperjalanan mereka itu adalah Yesus tetapi Yesus telah lenyap dari hadapan mereka. Perjumpaan mereka dengan Yesus, Sang Firman yang telah bangkit dan hidup itu, telah menghidupkan kembali hati mereka yang semula “dingin” karena dukacita dan kekecewaan menjadi berkobar-kobar penuh sukacita (Ay. 28-32).
Ø   Peristiwa yang penuh sukacita yang dialami oleh Kleopas dan kawannya itu, telah mendorong mereka untuk bergegas kembali ke Yerusalem meskipun hari sudah malam untuk menyampaikan kabar sukacita itu kepada murid-murid yang lain (aspek psikomotorik; menekankan pada perilaku). Kesaksian mereka itu disambut dengan teriakan penuh sukacita dan pengakuan bahwa Yesus bukanlah seorang nabi atau rabi saja melainkan Ia adalah Tuhan (Kyrios) bagi mereka! (Ay.33-35).

Penutup
Ø   Minggu ini adalah minggu kedua sesudah kita merayakan Paskah. Tentu tidak mudah bagi kita saat ini dalam menapakinya, khususnya di tengah pandemi covid-19 yang telah melanda dunia, termasuk di tanah air kita tercinta. Covid-19 tidak hanya menimbulkan perlambatan ekonomi, mempengaruhi kehidupan sosial kemasyarakatan tetapi juga kehidupan beriman kita.
Ø   Di tengah situasi dan pergumulan yang kita alami itu, Kristus yang bangkit dan hidup itu datang menyapa kita, meneguhkan kita, serta menguatkan kita untuk terus melanjutkan hidup yang masih Ia percayakan sampai dengan saat ini.
Ø   Kristus selalu hadir dalam setiap pergumulan kita dengan cara-cara-Nya yang mungkin kadang tidak mampu kita salami, tetapi kehadiran-Nya dapat kita rasakan. Ia tidak pernah meninggalkan kita seorang diri dalam mengarungi perjalanan hidup ini.
Ø   Biarlah kuasa kebangkitan Kristus yang telah kita rayakan, merubah pikiran kita, yang mungkin saat ini penuh dengan beban hidup menjadi lebih ringan; yang salah menjadi benar dsb (aspek kognitif), perasaan kita yang mungkin saat ini sedang sedih, kecewa, putus asa berganti penuh sukacita dan penuh pengharapan (afektif) dan perilaku kita yang semula tidak berkenan di hadapan-Nya berganti dengan sikap dan perilaku yang seturut kehendak Tuhan seperti yang Ia inginkan (psikomotorik). Tuhan memberkati kita semua. Amin.