Selasa, 15 September 2015

Memulihkan Persekutuan Yang Retak

Ringkasan Buku “The Purpose Driven Life” Rick Warren (Bab 20)


 Tidak dapat dipungkiri bahwa sebuah persekutuan yang telah dibangun (entah itu masih baru ataupun sudah lama), dapat pula mengalami keretakan. Oleh karena itu perlu adanya pemulihan karena inti dari kehidupan ialah belajar bagaimana mengasihi, Allah ingin agar kita menghargai hubungan dan berupaya untuk memeliharanya dan bukan menolaknya ketika ada keretakan, sakit hati, atau konflik. Lalu bagaimana kita dapat memulihkan suatu hubungan? Yang harus Anda lakukan adalah berbicara kepada Allah sebelum Anda berbicara dengan orang tersebut (melalui doa), selalu mengambil inisiatif untuk menyelesaikan masalah tersebut (tidak peduli apakah Anda yang melukai atau yang dilukai, Allah ingin agar Anda mengambil langkah pertama), bersimpati terhadap perasaan-perasaan mereka, akui peranan Anda dalam konflik (kalau Anda yang bersalah, akuilah itu), seranglah masalahnya,  bukan orangnya (bereskan masalahnya bukan orangnya), bekerja sama sebanyak mungkin, utamakan rekonsiliasi (mengutamakan hubungan), bukan resolusi (mengutamakan masalah); bila kita mengutamakan rekonsiliasi, masalah akan kehilangan maknanya dan seringkali tidak relevan.

Refleksi Pribadi

           Salah satu kebiasaan/adat orang Sumba adalah “tidak membiarkan bak kabar mandi kosong di malam hari, oleh karena itu ketika malam hari, bak mandi akan diisi air bahkan sampai penuh/ rata dengan permukaan bak mandi.” Hal ini dianggap penting, karena apabila dilanggar, maka penghuni rumahnya akan mengalami sakit perut keesokan harinya. Terlepas dari benar atau tidaknya kebiasaan ini, yang mau saya katakan adalah bahwa hubungan kitapun dengan orang lain harus seperti itu. Artinya ketika hubungan kita dengan orang lain retak, kurang bagus (disimbolkan dengan bak mandi yang kosong) maka kita perlu mengadakan rekonsiliasi dengan orang itu (disimbolkan dengan bak mandi yang kosong kemudian diisi dengan air sampai penuh). Memang tidak mudah untuk melakukan hal ini, namun hal ini sangat penting sebab Tuhan menginginkan kita untuk hidup damai dengan orang lain. Tujuan Kristuspun datang kedunia adalah melakukan rekonsiliasi, antara kita dengan Bapa di sorga, yang mana hubungan itu rusak ketika manusia jatuh ke dalam dosa. Allah Bapa di surga, melalui AnakNya Yesus Kristus, diutus untuk membawa rekonsiliasi di dunia. Allahlah yang berinisiatif untuk memperbaiki hubungan Dia dengan kita. Kalau Allah saja lewat Yesus Kristus rindu untuk mengadakan rekonsiliasi dengan kita, mengapa kita tidak? Mengapa kita tidak melakukan hal itu sebagaimana yang dilakukan Yesus dalam hidup kita? Bukankah selayaknyalah kita meneladani Yesus? Mari, lakukanlah rekonsiliasi dengan sesama kita, entah itu dengan sahabat kita, orang tua kita, kakak adik, keluarga maupun orang lain. Dan yang paling penting adalah sebelum melakukan rekonsiliasi dengan sesama kita, rekonsiliasilah hubungan kita dengan Tuhan. Ketika hubungan kita dengan Tuhan Yesus dipulihkan, tentu kitapun akan dimampukan untuk berekonsiliasi dengan sesama kita.

Jangan biarkan persekutuan kita retak,
Sebab hubungan yang retak dapat menghancurkan hidup kita




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.