Sabtu, 11 Juli 2020

TETAP BERJUANG TANPA HARUS KEHILANGAN IMAN (KEL 5:1-24)

Begini Dialog Antara Nabi Musa AS dan Fir'aun Tentang Ketuhanan


Perikop ini berkisah tentang perjumpaan antara Musa dan Harun dengan Firaun dan bagaimana sikap Firaun sesudah pertemuan itu. Pasal ini dapat dibagi dalam beberapa babak cerita yaitu :

Babak pertama, Ay.1-5: bagian ini menceritakan pertemuan Musa dan Harun dengan Firaun. Atas dasar perintah Tuhan, Allah mereka, Musa dan Harun meminta supaya Firaun menginzinkan umat Israel pergi ke padang gurun untuk mengadakan perayaan (menyembah Allah. Tempat yang dimaksudkan adalah di gunung Sinai atau Horeb, dimana Allah telah menampakkan diri kepada Musa sebelumnya). Namun respon Firaun sangat kasar bahkan ia menghina Allah Israel dan menganggap bahwa Dia sebagai yang tidak berkuasa, seperti dewa-dewa yang dikenal Firaun di Mesir. Banyak dewa dipuji di Mesir dan Firaun yakin bahwa ia mengenal semua dewa yang penting dan berkuasa di sana. Tetapi Allah Israel? Firaun sama sekali tidak mengenal bahkan percaya pada kuasaNya. Musa dan Harun mengulangi permintaan mereka tetapi lagi-lagi Firaun tidak menginjinkannya. Ia malah melihat hal itu sebagai alasan bagi Musa dan Harun agar bangsa Israel berhenti sementara waktu dari kerja paksa dan ia juga berpikir jangan-jangan jika nanti ia mengijinkan bangsa Israel pergi, mereka akan memberontak terhadapnya sebab umat Israel lebih banyak dari orang Mesir.

Babak kedua, Ay.6-9: menceritakan tentang apa yang terjadi sesudah Musa dan Harun meninggalkan Firaun. Firaun berusaha untuk memperberat tugas dan pekerjaan umat Israel sehingga mereka tidak sempat berpikir lagi untuk pergi ke padang gurun menyembah dan mempersembahkan korban bagi Allah mereka serta agar mereka tidak mempercayai perkataan dusta yang telah disampaikan Musa dan Harun.

Babak ketiga, Ay.10-14: para pengerah (pengawas) serta mandor menyampaikan perintah Firaun kepada bangsa Israel. Tugas mereka dijadikan lebih berat dengan du acara. Pertama-tama jerami tidak diberikan lagi kepada umat Israel sebagai bahan baku mereka membuat batu bata. Sebaliknya mereka disuruh untuk mencari dan mengumpulkan sendiri bahan baku tersebut. Sebab itu umat Israel harus pergi mencari dan mengumpulkan tanggul gandum (yaitu bagian yang ditinggalkan di ladang bersama dengan akarnya sesudah di panen; berbeda dengan jerami) sebagai bahan dasar membuat batu bata. Kedua, karena tunggul gandum agak susah dipakai sebagai bahan dasar membuat batu bata, karena itu umat Israel tidak dapat mencapai target sehari yang telah ditetapkan Firaun sehingga para mandor (mandor dari orang Israel) dan umat Israel disiksa. 

Babak keempat, Ay.15-19: mandor-mandor berusaha bertemu dan meminta Firaun agar ia mau mendengar dan mengerti keluhan mereka. Pertemuan tersebut tidak membuahkan hasil yang diharapkan. Para mandor dan Firaun sama-sama gagal mencapai solusi yang baik. Para mandor merasa tidak berdaya terhadap keputusan Firaun. Sebaliknya Firaunpun takut jika ia menuruti keinginan para mandor tersebut, maka ia akan dilihat sebagai seorang penguasa yang lemah. Karena itu dengan berbagai alasan dia menolak memenuhi permintaan yang disampaikan para mandor tersebut. 

Babak kelima, Ay. 20-21: perpecahan di antara umat Israel. Mereka melihat bahwa penderitaan yang mereka alami sekarang akibat dari perbuatan Musa dan Harun sehingga Firaun dan hamba-hambanya membenci umat Israel dan bahkan berniat untuk membunuh mereka. Karena itu umat Israel berharap Allah menghukum Musa dan Harun.

Babak keenam, Ay. 22-24: Musa berbalik kepada Tuhan. Musa ragu-ragu dengan pemanggilannya dan menuduh Tuhan sebagai yang menyebabkan kejahatan dan kekejaman yang jatuh atas umat-Nya. Jawaban Tuhan singkat namun mengena. Kegagalan yang baru terjadi yang dialami oleh Musa dan Harun dimana Firaun saat itu seolah-olah menang atas umat Israel, tetapi Tuhan menegaskan bahwa kemenangan itu tidak untuk selama-lamanya. Sebab Tuhan akan bertindak dan membuat Firaun pada akhirnya akan melepaskan umat Israel dari negri Mesir. Musapun menerima keyakinan itu bahwa jika tiba waktu yang ditentukan Tuhan Allah, Ia akan menyatakan kuasa-Nya. Allah sanggup berbuat lebih banyak daripada yang diharapkan atau yang dipercayai oleh hamba-hamba-Nya. Sebab itu Musa harus tetap berjuang tanpa kehilangan iman kepada Allah.

Melalui perikop ini, mari kita belajar untuk tetap terus berjuang menjalani kehidupan ini tanpa harus kehilangan iman kepada Allah, sebab Allah terus berjuang bersama dengan kita dan bila waktu yang Ia tentukan tiba, Ia akan menyatakan kuasa-Nya dalam hidup kita. 

Liturgi Ibadah
1.       Sapaan Majelis jemaat
2.       Nyanyian Pembukaan KJ 15 : 1 “Berhimpun Semua Menghadap Tuhan”
3.       Votum + Salam : Kebaktian rumah tangga saat ini biarlah jadi dalam nama Bapa, Putra dan Roh Kudus.
“Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah Tritunggal, turunlah atas kita sekalian,” Amin.
4.       Nyanyian respon KJ 15 : 3 “Berhimpun Semua Menghadap Tuhan”
5.       Doa pelayanan Firman Tuhan
6.       Pembacaan Alkitab Rumah Tangga : Kel 5:1-24

 Bapak/Ibu/Sdr/I yang terkasih dalam Tuhan Kita Yesus Kristus,
         Hidup adalah suatu perjuangan yang harus kita menangkan. Ketika kita bangun di pagi hari atau bahkan ketika kita akan menutup hari dimalam hari, hidup ini penuh perjuangan. Saat kita bangun dipagi hari, kita berjuang melalui banyak hal agar kita tetap bertahan hidup hari itu dan selanjutnya. Begitupun halnya ketika kita sampai dipenghujung hari, kitapun tetap berjuang untuk menutup hari itu dengan penuh sukacita. Namun tidak dapat kita pungkiri bahwa apa yang kita perjuangkan tidak selamanya dapat tercapai seperti yang kita inginkan atau harapkan. Terkadang kita akan menemui hambatan dan kegagalan yang kadangkala menghantar kita pada kekecewaan, keputusasaan dan bahkan membuat kita berhenti untuk memperjuangkan hal itu. Lebih parahnya lagi tidak sedikit diantara kita yang akhirnya kehilangan iman kepada Tuhan atau bahkan menyalahkan Tuhan atas keadaan atau peristiwa yang kita alami tersebut. Musa dan Harun pernah diperhadapkan pada situasi dan kondisi yang demikian  

          Bapak/Ibu/Sdr/I yang terkasih dalam Tuhan Kita Yesus Kristus,
        Ketika Musa dan Harun pergi menemui Firaun, atas perintah Allah, dimana Allah memerintahkan Musa dan Harun untuk membawa bangsa Israel pergi dari tanah Mesir, mereka menemui kegagalan. Firaun menolak permintaan Musa dan Harun tersebut bahkan ia menghina Allah Israel dan membuat umat Israel semakin ditindas melalui kerja paksa. Hal itu diperbuat Firaun, selain karena ingin menunjukan kekuasaannya terhadap umat Israel tetapi juga hal itu ia lakukan karena ia takut terhadap umat Israel yang lebih banyak dari orang Mesir itu sendiri. Umat Israelpun menyalahkan Musa dan Harun atas penderitaan yang mereka alami saat itu dan meminta agar Allah menghukum mereka. Sebab, umat Israel tidak hanya ditindas dengan sangat kejam tetapi Firaun dan juga hamba-hambanya beriktiar untuk membunuh umat Israel dengan cara mereka sendiri. Lalu apa tindakan atau respon Musa dan Harun saat itu, ketika perjuangan mereka mengalami kegagalan? Bagaimana mereka melihat campur tangan Allah dalam kehidupan dan pergumulan yang dialami umatNya saat itu? Awalnya Musa meragukan tugas dan pemanggilannya itu dan ia bahkan menuduh Allahlah yang bertanggung jawab atas penderitaan umat-Nya itu. Tetapi Allah bersabda kepada Musa bahwa Allah akan menyatakan kuasaNya dimana Allah akan membuat Firaun pada akhirnya melepaskan umat Israel pergi dari Mesir. Allah akan berjuang (menyertai) bersama Musa dan Harun untuk membawa umat Israel pergi dari tanah Mesir, sebagaimana yang diperintahkan Allah kepada mereka. Yang diperlukan Musa dan Harun saat itu hanyalah tetap percaya pada Firman Allah, tetaplah berjuang tanpa harus kehilangan iman (percaya) kepada Allah.        

          Bapak/Ibu/Sdr/I yang terkasih dalam Tuhan Kita Yesus Kristus,
 Lalu bagaimana dengan hidup kita saat ini? Apa yang sedang kita perjuangkan saat ini? Mungkin saat ini kita sedang berjuang demi keutuhan rumah tangga kita agar terus berjalan harmonis; mungkin kita sedang berjuang untuk masa depan yang lebih baik; mungkin saat ini kita sedang berjuang untuk memenuhi dan mencukupkan segala kebutuhan hidup keluarga kita melalui apa yang kita kerjakan dan usahakan, mungkin saat ini kita sedang berjuang bagi kehidupan dan pelayanan di gereja kita ke arah yang lebih baik lagi dsb. Apakah perjuangan kita itu sudah membuahkan hasil seperti yang kita harapkan? Ataukah sebaliknya apa yang kita perjuangkan itu menemui penolakan dan kegagalan? Bagaimana sikap kita dalam menghadapinya? Ingatlah bahwa Allah tidak pernah membiarkan kita berjuang sendirian dalam menjalani kehidupan ini. Allah selalu ada dan berjuang bersama kita. Yang perlu kita lakukan adalah membiarkan Allah tetap turut campur tangan dalam seluruh rencana dan kehidupan kita sehingga bila tiba waktunya, Ia akan menyatakan kuasaNya dalam hidup kita. Tetaplah berjuang bersama Allah dan jangan pernah kehilangan iman kepadaNya. Tuhan memberkati kita semua.

7.       Persembahan diiringi KJ 302 : 1 - 3 “Kub’ri Persembahan”
8.       Doa syukur (persembahan) dan syafaat.
9.       Nyanyian penutup  KJ 329 : 1 & 3 “Tinggal Sertaku”
10.   Berkat : “Semoga Allah yang telah memanggil kita keluar dari kegelapan menuju terang, terus berjuang dan menyertai hidup kita, dalam pengasihan anakNya Tuhan kita Yesus Kristus serta dalam naungan dan bimbingan Roh-Nya yang Kudus tetap menguatkan dan meneguhkan iman percaya kita dari saat ini sampai selama-lamanya.                                 (pemimpin dan jemaat menyanyikan lagu : Amin, amin, amin)


Bahan Pembacaan Alkitab Rumah Tangga
GKS Jemaat Puu Naga
Rabu - Jumat, 08-10 Juli 2020
Oleh Pdt. Iston Umbu Kura Lena, S.Si-Teol





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.