Minggu, 26 Juli 2020

AKULAH TUHAN, ALLAHMU (KEL 6:1-26)

Love of God in Christianity - Wikipedia


          Kembali lagi Allah memanggil dan mengutus Musa untuk pergi menghadap Firaun, sekalipun beberapa waktu sebelumnya Firaun telah menolak untuk memenuhi kehendak Allah Israel. Dalam perikop bagian ini kita dapat melihat bagaimana Allah kembali berfirman kepada Musa untuk pergi menghadap Firaun (Ay. 1-17) dan menegaskan bahwa Musa dan Harun adalah orang yang dipilih Allah, melalui pemaparan silsilah Musa dan Harun (Ay. 18-26).

            Dalam Ay. 1-7 Allah berfirman kepada Musa dan pertama-tama Dia menyatakan nama baru, yaitu TUHAN (pada waktu Allah berfirman kepada Nuh, Ia menggunakan nama Elohim). Itu berarti bahwa tahap baru dalam kegiatan-Nya dalam kehidupan umat Israel akan mulai dan mereka akan mengenal Dia secara baru. Allah menyebut tindakan-tindakan itu dalam Firman-Nya kepada Musa. Bahwa Dia tidak hanya berjanji kepada para leluhur bangsa Israel, yaitu Abraham, Ishak dan Yakub untuk memberikan kepada mereka tanah Kanaan, tanah yang berlimpah susu dan madu, tetapi Ia juga telah mendengar erang (seruan) bangsa Israel yang diperbudak dengan hebatnya di Mesir. Karena itu Tuhan berfirman kepada Musa agar pergi menyampaikan kehendak Tuhan bahwa Ia akan membebaskan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir. Tuhan tidak hanya membebaskan mereka tetapi Ia juga akan mengangkat bangsa Israel sebagai umat kepunyaan-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka, supaya umat Israel mengetahui bahwa Ia adalah TUHAN, Allah mereka yang berkuasa. Dengan tangan yang teracung (tangan yang kuat) Tuhan akan membawa mereka keluar dari tanah Mesir menuju tanah perjanjian seperti yang telah dijanjikan Tuhan sebelumnya kepada nenek moyang Israel. Musapun menyampaikan hal itu kepada umat Israel namun karena hebatnya penderitaan yang mereka alami di Mesir dan sampai membuat mereka putus asa, mereka tidak mendengarkan perkataan Musa tersebut (Ay.8). Lalu Tuhan memerintahkan agar Musa pergi menghadap Firaun agar ia membiarkan bangsa Israel pergi dari negrinya (Ay.9-10). Tetapi Musa sekali lagi ragu atas pemanggilan dan pengutusannya sebab ia telah pergi menemui bangsa Israel dan mereka tidak mau mendengarkan dirinya. Musa melihat hal ini sebagai sebuah kegagalan yang berasal dari dirinya karena ia tidak petah lidah (secara harfiah diartikan bibir yang tidak disunatkan; dengan demikian ia menganggap dirinya sendiri sebagai seorang yang tidak layak atau tidak siap menyampaikan atau mengucapkan Firman Allah di depan Firaun. Demikianlah Allah berfirman kepada Musa (Ay.12).

            Ayat 13-26 berisikan tentang silsilah nenek moyang Musa dan Harun. Alasan mengapa disisipkan di sini ialah untuk memperlihatkan hubungan mereka dengan umat Israel. Musa, yang mengatakan kepada umat Israel bahwa Tuhan akan melepaskan mereka dari perbudakan di Mesir, dan Harun, yang akan menjadi juru bicara bagi dia di depan Firaun, sesungguhnya adalah anggota-anggota dari umat itu dan menerima pemanggilan serta kuasa dari Tuhan.

            Secara tepat Musa dan Harun berasal dari suku Lewi. Dengan demikian silsilah, yang dimulai dari anak-anak Yakub dalam urutan yang sama dengan yang terdapat pada permulaan kitab Keluaran ini (Ay.13-18), dilanjutkan hanya sampai Lewi karena keterangan lain dalam konteks ini tidak perlu. Namun yang menarik dalam daftar silsilah ini adalah istri serta keturunan Harun disebut, tetapi istri serta keturunan Musa tidak disebutkan. Hal ini dapat dijelaskan secara lebih mudah. Harun diingat orang-orang Israel sebagai nenek moyang para imam mereka, sedangkan keturunan Musa tidak memainkan peranan penting dalam peristiwa-peristiwa kemudian (dalam sejarah bangsa Israel). Melalui silsilah ini, para imam (Musa dan Harun) dihubungkan dengan peristiwa Keluaran, yaitu peristiwa yang menjadi dasar iman mereka (yaitu bangsa Israel) dan yang menyebabkan mereka dianggap sebagai imam-imam yang benar.

           Melalui kisah ini kita melihat bagaimana Allah kembali menguatkan dan meneguhkan Musa bahwa Ia adalah TUHAN, Allah nenek moyang Musa yang berkuasa. Dengan tangan-Nya Ia akan membawa bangsa Israel keluar dari tanah Mesir menuju tanah perjanjian sehingga umat Israel melihat dan percaya bahwa Ia adalah Tuhan dan Allah yang perkasa. Kebesaran dan Kekuasaan Tuhan juga akan dinyatakan dalam kehidupan kita saat ini ketika kita juga mengalami berbagai macam penderitaan dan pergumulan hidup. Sebab Dia adalah Tuhan, Allah kita yang gagah dan perkasa.     


Liturgi Ibadah

1.       Sapaan Majelis jemaat
2.       Nyanyian Pembukaan KJ 454 : 1 “Indahnya Saat Yang Teduh”
3.       Votum + Salam : Kebaktian rumah tangga saat ini biarlah jadi dalam nama Bapa, Putra dan Roh Kudus.
“Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah Tritunggal, turunlah atas kita sekalian,” Amin.
4.       Nyanyian respon KJ 454 : 3 “Indahnya Saat Yang Teduh”
5.       Doa pelayanan Firman Tuhan
6.       Pembacaan Alkitab Rumah Tangga : Kel 6:1-26

Bapak/Ibu/Sdr/I yang terkasih dalam Tuhan Kita Yesus Kristus,
       Tidak terasa bahwa kita telah sampai di pertengahan tahun 2020. Jika kita sejenak menoleh kembali kebelakang bagaimana kita melihat dan memandang kehidupan yang telah dilalui? Khususnya di tengah pandemi covid-19 ini dan wabah flu African yang membuat ternak kita mati! Adakah hidup kita terasa berat untuk dijalani? Adakah pergumulan-pergumulan yang belum terselesaikan yang membuat kita kehilangan sukacita dalam menjalani hari-hari hidup yang masih Tuhan percayakan sampai dengan saat ini?

          Bapak/Ibu/Sdr/I yang terkasih dalam Tuhan Kita Yesus Kristus,
      Ketika bangsa Israel menjadi tawanan di Mesir, kehidupan mereka penuh dengan penderitaan. Karena itu mereka berseru kepada Allah oleh karena beratnya hidup sebagai budak di negri Mesir. Lalu Allah berfirman kepada Musa untuk pergi bertemu umat Israel dan menyampaikan Firman Allah kepada mereka. Sebab, Akulah TUHAN, Allah Israel. Dengan tangan yang teracung (tangan yang kuat) Allah akan membawa bangsa Israel keluar dari tanah Mesir, dan hal ini terbukti dikemudian hari ketika Tuhan menurunkan tulah-tulah kepada bangsa Mesir sehingga akhirnya Firaun melepaskan umat Israel. Dia tidak hanya mengingat perjanjian-Nya dengan para leluhur Israel, Abraham, Ishak dan Yakub, bahwa Ia akan memberi kepada mereka tanah Kanaan, tanah yang berlimpah susu dan madu, tetapi Ia juga telah mengangkat dan menetapkan umat Israel sebagai umat pilihan-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka, supaya mereka tahu bahwa Ia adalah TUHAN, Allahmu yang telah membebaskan kamu dari perbudakan di Mesir. Lalu Musa menyampaikan Firman Allah itu kepada bangsa Israel tetapi mereka tidak mau mendengarnya karena terlalu berat beban hidup yang harus mereka pikul. Perkataan Musa sekalipun membawa penghiburan dan penguatan bagi bangsa Israel tetapi karena Firman itu belum digenapi sehingga mereka tidak mau mendengar perkataannya. Allahpun menyuruh Musa untuk pergi menghadap Firaun dan menyampaikan apa yang telah diperintahkan Allah kepada Musa. Tetapi Musa kembali meragukan pemanggilan dan perutusannya. Ia berkilah bahwa umat Israel saja tidak mau mendengarkan perkataannya apalagi jika ia pergi berbicara kepada raja Firaun? Aku ini seorang yang tidak petah lidahnya (tidak layak menjadi utusan Allah) demikian Musa berdalih. Tetapi Allah kembali meneguhkan Musa dengan menceritakan kembali silsilah Musa dan Harun saudaranya, bahwa mereka adalah bagian dari umat Allah tersebut dan karena itu mereka dilibatkan dalam rencana Allah untuk membawa dan menuntun umat Israel keluar dari tanah Mesir menuju tanah perjanjian, tanah Kanaan. Musa dan Harun adalah orang-orang pilihan.     
(Pada bagian ini, kita dapat memperkaya penjelasan Firman Tuhan dengan melihat penjelasan perikop)

         Bapak/Ibu/Sdr/I yang terkasih dalam Tuhan Kita Yesus Kristus,
Melalui perikop ini kita melihat bahwa Allah telah memperhatikan kesengsaraan umatNya dan dengan kebesaran dan kuasaNya Ia akan membebaskan dan menyelamatkan umat Israel dari segala perbudakan di Mesir. Hal yang sama juga akan dilakukan Allah dalam hidup kita. Tidak selamanya Ia membiarkan kita terus menerus ada dalam pergumulan dan penderitaan yang menekan hidup kita. Ia akan membebaskan dan menyelamatkan kita (menyelesaikan) dari segala pergumulan yang kita alami. Khususnya di tengah pandemi covid-19 ini, ia akan membebaskan dan menyelamatkan kita dari pandemi ini. Yang perlu kita lakukan adalah kita tetap percaya dan berseru kepada Dia. Sebab adalah TUHAN, Allah kita yang hebat. Tuhan memberkati kita semua.

7.       Persembahan diiringi KJ 299 : “Bersyukur Kepada Tuhan”
8.       Doa syukur (persembahan) dan syafaat.
9.       Nyanyian penutup  KJ 409 : 1 & 3 “Yesus, Kau Nahkodaku”
10.   Berkat : “Semoga Allah yang telah memanggil kita keluar dari kegelapan menuju terang, terus berjuang dan menyertai hidup kita, dalam pengasihan anakNya Tuhan kita Yesus Kristus serta dalam naungan dan bimbingan Roh-Nya yang Kudus tetap menguatkan dan meneguhkan iman percaya kita dari saat ini sampai selama-lamanya.                                                 (pemimpin dan jemaat menyanyikan lagu : Amin, amin, amin)


Bahan Pembacaan Alkitab Rumah Tangga
Rabu - Jumat, 15-17 Juli 2020
Oleh Pdt. Iston Umbu Kura Lena, S.Si-Teol


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.