Minggu, 26 Juli 2020

MELAKUKAN KEHENDAK ALLAH (KEL 6:27-7:13)

Article | HM MINISTRY

           Dalam menjalani kehidupan ini, ada banyak hal yang dapat membuat kita merasa kuatir, cemas, bimbang, takut, merasa tidak berdaya, putus asa dan bahkan kehilangan keberanian untuk menghadapi atau melakukan hal tersebut. Salah satu faktor penyebabnya adalah ketika kita merasa tidak mampu dan bahkan tidak berdaya menghadapinya. Alih-alih lari dari semua hal itu, kita justru seolah-olah “dipaksa” untuk harus menghadapinya. Apalagi jika kita tahu bahwa apa yang akan kita lakukan atau kerjakan tersebut ternyata tidak membuahkan hasil seperti yang kita harapkan atau yang kita inginkan. Inilah yang dihadapi Musa pada waktu itu, ketika Allah memanggil dan menyuruh dia untuk pergi kepada bangsa Israel dan bertemu dengan Firaun, menyampaikan Firman Allah agar Firaun membebaskan umat Israel dari perbudakan di Mesir.

            Ketika Allah berfirman kepada Musa agar ia pergi dan bertemu dengan Firaun menyampaikan Firman Allah, bahwa : “Akulah TUHAN; yang akan membebaskan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir, Musa merasa bahwa ia tidak mampu memenuhi tugas dan panggilan Allah tersebut. Musa merasa bahwa Firaun pasti tidak akan mendengarkan apa yang akan ia sampaikan meskipun hal itu datangnya dari Allah sendiri. Salah satu alasan yang dikemukakan oleh Musa adalah bahwa ia seorang yang tidak petah lidahnya (tidak pandai berbicara). Hal ini kembali kita temukan di ayat 27-29. Di sini kita melihat bahwa Musa lebih fokus melihat kekurangan dirinya daripada fokus pada Allah yang berkuasa. Bukankah terkadang kitapun melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Musa? Kita lebih fokus melihat kekurangan pada diri kita daripada memaksimalkan potensi yang kita miliki? Lalu Allah menguatkan dan meneguhkan Musa, bahwa Allah telah mengangkat dia sebagai Allah bagi Firaun (artinya Musa mewakili Allah untuk memaksa Firaun menghadapi kehendak Allah dan menantang dia supaya menaatinya) dan menjadikan Harun, kakak Musa sebagai nabi bagi Musa (yaitu penyambung lidah. Di sini kata “nabi” berarti “juru bicara.” Sama seperti seorang nabi ialah juru bicara untuk Allah, demikian pula Harun akan menjadi juru bicara Musa), Ay. 1-2. Akan tetapi Allah akan mengeraskan hati Firaun sehingga ia tidak akan mendengarkan Musa dan Harun (Ay. 3) dan hal itu terbukti benar seperti yang dikatakan di Ay. 13. Mengapa Allah melakukan hal itu? Supaya Allah dapat menyatakan mujizat-mujizatNya di hadapan Firaun (hal ini dapat kita temukan dalam 10 tulah, Pasal 7:14 sampai Pasal 11) sehingga Firaun dan juga orang Mesir dapat melihat dan mengakui bahwa hanya Dialah TUHAN, ALLAH yang berkuasa, yang membawa umatNya keluar dari perbudakan di Mesir. Dengan tangan yang teracung (kuat) Allah akan membawa mereka ke negri yang telah dijanjikan Allah kepada nenek moyang Israel (Ay. 4-5). Lalu Musa dan Harunpun akhirnya melakukan apa yang dikehendaki Allah (Ay. 6). Mereka berdua pergi menghadap Firaun dan melakukan tepat seperti apa yang dikehendaki Allah. Sebagai salah satu bukti bahwa Musa dan Harun benar adalah utusan Allah, mereka melakukan mujizat di depan Firaun, dimana Harun melempar tongkatnya dan tongkat itupun berubah menjadi ular. Firaunpun tidak mau tinggal diam. Dia lalu memanggil orang-orang berilmu di Mesir dan ahli-ahli sihir untuk melakukan seperti apa yang telah dilakukan Harun. Masing-masing dari mereka melemparkan tongkatnya dan tongkat merekapun berubah menjadi ular. Tetapi tongkat Harun menelan tongkat-tongkat mereka (Ay. 9-12). Apa makna dari mujizat ini? Bahwa Allah Israel adalah Allah yang berkuasa dan tidak ada kuasa apapun di dunia ini yang sanggup untuk mengalahkan kuasa Allah tersebut, termasuk oleh orang-orang berilmu atau ahli-ahli di Mesir sekalipun (terbukti dimana tongkat Harun menelan tongkat-tongkat para ahli dan tukang sihir yang ada di Mesir). Akan tetapi walaupun Musa dan Harun telah melakukan mujizat yang pertama itu di hadapan Firaun dan Firaun sendiri telah melihat dan menyaksikannya, namun hatinya masih saja dikeraskan sehingga ia tidak mau melepaskan umat Israel. Terkadang kitapun berperilaku seperti Firaun. Walaupun Tuhan sudah menyatakan kuasa dan mujizatNya dalam hidup kita, masih saja kita mengeraskan hati dan tidak mau mendengarkan suara Tuhan tersebut. Pada saat Musa dan Harun melakukan kehendak Allah itu, umur Musa pada saat itu 80 tahun dan Harun abangnya 83 tahun. 

          Melalui perikop ini kita dapat melihat bahwa sekalipun Musa dan Harun sudah berumur cukup tua, sekalipun mereka tahu bahwa apa yang mereka lakukan tidak seperti yang diharapkan, namun mereka pada akhirnya tetap melakukan kehendak Allah itu. Meski berat dan sulit untuk dilakukan, mereka tetap mau menuruti dan melakukan kehendak Allah tersebut.

Liturgi Ibadah

1.       Sapaan Majelis jemaat
2.       Nyanyian Pembukaan KJ 355 : 1 “Yesus Memanggil”
3.       Votum + Salam : Kebaktian rumah tangga saat ini biarlah jadi dalam nama Bapa, Putra dan Roh Kudus.
“Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah Tritunggal, turunlah atas kita sekalian,” Amin.
4.       Nyanyian respon KJ 355 : 2-3 “Yesus Memanggil”
5.       Doa pelayanan Firman Tuhan
6.       Pembacaan Alkitab Rumah Tangga : Kel 6:27-7:13

Bapak/Ibu/Sdr/I yang terkasih dalam Tuhan Kita Yesus Kristus,
       Salah satu pertanyaan yang seringkali ditanyakan oleh anak muda dan juga mungkin kita yang sudah lanjut usia adalah : Bagaimana saya tahu dan mampu melakukan kehendak Allah? Sebagai orang beriman atau orang percaya kita dapat menemukan apa yang dikehendaki Allah untuk kita lakukan dalam hidup ini yaitu melalui Firman-Nya dan doa kita pribadi. Namun tidak dapat kita pungkiri bahwa meskipun kita tahu apa kehendak Allah itu akan tetapi kita belum melakukannya dengan kesungguhan hati. Bahkan kita selalu beralasan bahwa karena kita ini manusia yang lemah, manusia yang terbatas, yang memiliki banyak kekurangan, yang tidak luput dari kesalahan dan pelanggaran dan lain sebagainya lalu menjadi pembenaran bagi diri kita untuk tidak melakukan kehendak Allah itu.  

          Bapak/Ibu/Sdr/I yang terkasih dalam Tuhan Kita Yesus Kristus,
       Musa adalah salah seorang yang dipanggil dan diutus Allah untuk melakukan perintahNya. Allah berfirman kepada Musa agar Musa pergi menghadap bangsa Israel dan Firaun, bahwa Allah akan membebaskan umatNya Israel dari perbudakan di Mesir dan membawa mereka ke tempat yang telah dijanjikan Allah, tempat yang berlimpah susu dan madu yaitu di tanah Kanaan. Akan tetapi Musa merasa tidak mampu untuk melakukan dan mentaati perintah Allah itu. Sebab Musa melihat dan menyadari bahwa dia adalah seorang yang tidak petah (pandai) berbicara). Alih-alih berbicara dengan Firaun, berbicara dengan orang Israel saja mereka tidak mau mendengarkan apa yang Musa katakan apalagi terhadap Firaun!! Lalu Musa menyampaikan keberatannya terhadap Allah (bc. Ay.27-29). Tetapi Allah meneguhkan Musa bahwa ia adalah orang yang dipilih dan dipercayakan menjadi utusan Allah untuk menyampaikan Firman Allah itu serta Harun, abangnya akan menjadi juru bicara Musa. Lalu untuk meyakinkan Firaun Tuhan memerintahkan Musa untuk melakukan suatu mujizat, yaitu dengan melemparkan tongkat di hadapan Firaun dimana tongkat itu berubah menjadi ular. Dan ketika mereka bertemu Firaun, keduanya melakukan seperti yang diperintahkan Tuhan. Harunpun membuang tongkatnya maka seketika tongkatnya itu berubah menjadi ular. Firaun tidak mau kalah. Dengan memanggil para ahli-ahli dan tukang sihir di Mesir, merekapun melakukan tepat seperti yang dilakukan Musa dan Harun. Tetapi tongkat mereka semua ditelan oleh tongkat Harun. Hal ini menunjukan bahwa Allah lebih berkuasa daripada allah-alllah orang Mesir. Namun karena Allah telah mengeraskan hati Firaun, maka Firaun sekalipun telah melihat tanda mujizat yang dilakukan oleh utusan Allah tersebut, ia tetap tidak mau mendengarkan mereka. Ia tidak mau melepaskan umat Israel keluar dari tanah Mesir. Pada waktu itu Musa berumur 80 tahun dan Harun abangnya berumur 83 tahun ketika mereka pergi berbicara kepada Firaun seperti yang dikehendaki Allah.        (Pada bagian ini, kita dapat memperkaya penjelasan Firman Tuhan dengan melihat penjelasan perikop)

         Bapak/Ibu/Sdr/I yang terkasih dalam Tuhan Kita Yesus Kristus,
Tidak hanya Musa dan Harun yang harus melakukan dan mentaati kehendak Allah dalam kehidupan mereka, tetapi kita juga sebagai orang percaya harus mau melakukan dan mentaati kehendak Allah dalam hidup kita, meskipun kehendak Allah itu terasa sulit untuk kita lakukan. Apa kehendak Allah yang terasa sulit untuk kita lakukan dan taati dalam kehidupan kita saat ini? Taat beribadah kah? Tetap setia melayani Dia kah? Tetap percaya bahwa Dia sanggup dan pasti akan menyelesaikan pergumulan hidup kita kah? Percayalah ketika Allah berfirman kepada kita agar kita melakukan kehendak-Nya Ia akan memperlengkapi dan memampukan kita untuk melakukannya. Tuhan memberkati dan memampukan kita semua.   

7.       Persembahan diiringi KJ 393 : 1 “Tuhan, Betapa Banyaknya”
8.       Doa syukur (persembahan) dan syafaat.
9.       Nyanyian penutup  KJ 400 : 1 “Kudaki Jalan Mulia”
10.   Berkat : “Semoga Allah yang telah memanggil kita keluar dari kegelapan menuju terang, terus berjuang dan menyertai hidup kita, dalam pengasihan anakNya Tuhan kita Yesus Kristus serta dalam naungan dan bimbingan Roh-Nya yang Kudus tetap menguatkan dan meneguhkan iman percaya kita dari saat ini sampai selama-lamanya.                                 (pemimpin dan jemaat menyanyikan lagu : Amin, amin, amin)


Bahan Pembacaan Alkitab Rumah Tangga
GKS Jemaat Puu Naga
Rabu - Jumat, 22-24 Juli 2020
Oleh Pdt. Iston Umbu Kura Lena, S.Si-Teol

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.