Sabtu, 11 Juli 2020

DATANGLAH KEPADA YESUS DAN BELAJARLAH DARINYA (MATIUS 11:16-19; 25-30)

Percik Firman: Datang kepada Yesus Yuk | SESAWI.NET


Bapak/Ibu/ Sdr/I yang terkasih dalam Tuhan Kita Yesus Kristus…………………………………………………
Akhir-akhir ini kita tidak asing lagi dengan sebuah istilah yang terus didengung-dengungkan yaitu “New normal” atau “Kehidupan yang baru.” Yah sejak virus covid-19 menjadi pandemi di seluruh dunia sejak akhir Des 2019 hingga saat ini, kita telah memasuki suatu tatanan kehidupan yang baru, suatu kehidupan yang cukup berbeda dari sebelum wabah covid-19 ini terjadi. Kemana-mana kita harus menggunakan masker, rajin mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, tidak bersentuhan fisik dengan orang lain dan lain sebagainya. Bagi sebagian orang hal ini dapat diterima dan dijalankan dengan baik. Namun tidak sedikit pula yang menentang atau menolak menerapkan new normal ini misalnya dengan tidak menggunakan masker saat bepergian atau ketika berada di tengah keramaian, tidak mencuci tangan dengan sabun dan lain sebagainya. Bahkan mereka berkata ingin keadaan kembali seperti semula atau “back to normal.” Salah satu faktor penyebabnya adalah karena “kita” belum siap menerima dan menerapkan perubahan itu. Kita lebih nyaman dengan kehidupan yang sudah kita jalani selama ini. Sehingga ketika perubahan itu terjadi kita bereaksi menentang dan menolak dengan cara kita. Bahkan orang-orang yang membawa perubahan itu demi terciptanya suatu pemulihan kitapun menolak dan menentang mereka. Hal ini nampak dalam kehidupan dan pelayanan Yohanes Pembaptis dan Yesus Kristus pada waktu itu. Lalu bagaimana sikap mereka ketika menghadapi orang-orang yang terus menentang dan menolak itu?     


Bapak/Ibu/ Sdr/I yang terkasih dalam Tuhan Kita Yesus Kristus…………………………………………………
Yohanes Pembaptis adalah seorang yang mempersiapkan jalan bagi kedatangan Sang Mesias di tengah dunia dan Yesus Kristus adalah Sang Mesias yang dinanti-nantikan itu. Tetapi kita melihat bahwa ketika Yohanes Pembaptis menyerukan pertobatan dan meminta orang-orang memberi diri di baptis, ada saja orang-orang yang berusaha untuk menentang dan menolak kehadirannya. Selain karena ajaran Yohanes Pembaptis yang tidak sesuai dengan cara pandang mereka, juga karena ia memiliki penampilan serta gaya hidup yang cukup berbeda dari kebiasaan orang-orang pada umumnya. Ia tinggal di padang gurun, berpakaian bulu binatang, makanannya belalang dan madu hutan serta tidak makan roti dan tidak minum anggur seperti kebiasaan orang-orang pada waktu itu (Luk. 7:33). Ia justru dianggap seorang yang kerasukan setan. Demikian pula halnya dengan Yesus Kristus (Anak Manusia) yang tidak lepas dari anggapan dan penilaian mereka, yaitu sebagai seorang peminum dan pelahap, yang suka bergaul dengan orang berdosa (Mat. 11:18-19). Bahkan mereka menolak dan menentang ajaran Yesus yang penuh cinta kasih kepada semua orang tanpa membeda-bedakan mereka. Sikap mereka yang menentang bahkan menolak ajaran Yesus dan Yohanes Pembaptis bukan hanya karena mereka tidak ingin mengalami perubahan dan pemulihan terjadi dalam hidup mereka tetapi juga sebagai suatu sikap yang tidak menginginkan kebenaran dinyatakan. Sehingga dengan mudah mereka menemukan alasan untuk menentang dan menolak perubahan dan pemulihan yang ditawarkan Yohanes Pembaptis dan Yesus Kristus serta menentang dan menolak mendengarkan kebenaran yang disampaikan mereka. Lalu siapakah mereka yang selalu menentang dan menolak perubahan dan pemulihan yang ditawarkan oleh Yohanes Pembaptis dan Yesus Kristus itu? Mereka adalah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat serta orang-orang Yahudi lainnya (Luk. 7:30). Mengapa mereka melakukan hal itu? Salah satu alasannya adalah karena kehadiran Yohanes Pembaptis dan Yesus Kristus telah menarik perhatian orang banyak saat itu dan hal itu membuat orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat kehilangan kuasa dan pengaruh terhadap orang banyak itu.

Terhadap orang-orang yang demikian, yaitu mereka yang menolak dan menentang serta tidak mau menerima panggilan Allah baik yang datang melalui Yohanes Pembaptis maupun yang datang melalui Yesus, Yesus berkata : “Dengan apakah akan Kuumpamakan angkatan ini?: (Mat.11:16a). Lalu Yesuspun mengumpamakan sikap penentangan dan penolakan itu seperti “… anak yang duduk di pasar …” (Mat. 11:16b). Dengan suatu perumpamaan yang menarik, Yesus melukiskan tentang “angkatan ini” (yaitu orang Yahudi pada saat itu). Yesus sudah melihat anak-anak di pasar, yang main pernikahan dan main penguburan (bdkn dengan permainan anak-anak pada umumnya, dimana mereka suka bermain hal-hal yang dilakukan oleh para orang tua atau yang mereka lihat dilayar kaca). Tetapi seringkali ada juga anak yang menolak mengambil bagian dalam salah satu permainan tadi. Pembagian peran sudah dilakukan. Ada yang berperan sebagai pengantin, pemain seruling, sebagai penari. Dan ketika para pemain yang lain sudah siap (pengantin dan pemain seruling) eh ternyata anak-anak yang berperan sebagai penari tidak mau menari. Begitupun halnya ketika bermain drama perkabungan. Dimana ada salah seorang yang berperan sebagai orang yang meninggal, beberapa orang berperan sebagai penyanyi lagu perkabungan dan sisanya berperan sebagai peratap atau anak-anak yang bertugas untuk menangis. Tetapi ketika permainan itu atau drama itu akan dimainkan, anak yang berpura-pura meninggal sudah siap, para penyanyi perkabungan sudah bernyanyi tetapi anak-anak yang meratap tidak mau melakukan perannya itu. Mereka tidak mau meratap. Lalu ketika permainan itu dihentikan, anak-anak yang telah merancangkan permainan atau drama tersebut berkata kepada anak-anak yang tidak mau memainkan perannya, “Kami meniup seruling bagimu, tetapi kamu tidak menari, kami menyanyikan kidung duka, tetapi kamu tidak berkabung” (Mat. 11:17). Bukankah hal inilah yang dilakukan orang Yahudi pada waktu itu dan kita saat ini? Yohanes Pembaptis menyerukan pertobatan karena Kerajaan Allah sudah dekat tetapi mereka tidak mau bertobat? Ketika Yesus disalib murid-murid berduka akan tetapi orang-orang Yahudi sebaliknya justru menjadi “penonton” bahkan merasa puas karena keinginan mereka tercapai? Kitapun demikian saat ini. Ketika hari Migggu ada ibadah di gereja kita tidak datang ibadah. Lalu pada saat ibadah dialihkan sementara waktu di rumah-rumah kita masing-masing karena corona kita rindu untuk ibadah kembali di gereja. Sekarang kita sudah mulai ibadah di gereja tapi tidak kelihatan juga diri kita datang gereja lalu kita pakai alasan takut corona. Tapi kita pergi pesta atau pergi ke tempat duka atau tempat-tempat lainnya yang ramai kita tidak takut. Majelis pergi melayani PART kita tolak lalu nanti kita pakai lagi alasan majelis tidak pernah kunjung kita. Atau sudah dipercayakan jadi pelayan Tuhan atau Majelis Jemaat, kita tidak mau melakukan tugas dan tanggup jawab kita dengan alasan sedang dalam pergumulan. Pertanyaannya siapa di dunia ini yang tidak punya pergumulan? Firman Tuhan bersabda dalam 2 Timotius 4:2a : “Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya.” Dulu tidak ada pendeta lalu akhirnya panggil pendeta. Sekarang sudah ada pendeta kita tolak lagi. Dengan mudah kita beralasan untuk menolak dan menentang semua itu. 
                 
Namun sekalipun mengalami penolakan dan penentangan dari ahli-ahli taurat dan orang-orang Farisi pada waktu itu serta orang-orang Yahudi, Yohanes Pembaptis dan Yesus Kristus sedikitpun tidak gentar. Mereka tetap mewartakan kebenaran Allah dan Injil keselamatan yang membawa pemulihan bagi dunia sekalipun mereka harus kehilangan nyawanya. Mereka tidak menjadikan penolakan dan penentangan itu sebagai suatu alasan untuk berhenti mewartakan kabar sukacita kepada semua orang, tetapi sebaliknya dengan sikap seorang pelayan Allah yang rendah hati (tunduk pada kehendak Allah), ramah (mau bergaul dengan semua orang tanpa menganggap orang lain lebih rendah dari kita) dan lemah lembut (penuh kasih), Yesus terus mewartakan Injil (Zak. 9:9). Jika, memang orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat tidak tertarik atau bahkan menentang dan menolak untuk dilibatkan dalam melakukan perubahan, Yesus akan tetap melakukannya bersama-sama dengan orang-orang yang menginginkan dan mau menerima kebenaran Allah itu sehingga mereka mengalami perubahan dan pemulihan dalam hidup. Sehingga tidak mengherankan jika dalam Matius 11:25 Yesus berkata, “…:” “Aku bersyukur kepadaMu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil.” ”  Orang kecil yang dimaksudkan disini adalah orang yang sangat membutuhkan kehadiran Allah, dimana melalui kehadiran Allah itu dalam hidupnya, ia mengalami perubahan dan pemulihan dalam hidupnya. Karena itu Yesuspun berkata : “Marilah kepadaKu, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu,” (Mat. 11:28). Undangan ini Yesus tujukan bukan kepada orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat serta orang Yahudi yang menolak dan menentang Yesus agar hidupnya diubahkan dan dipulihkan, melainkan undangan ini ditujukan kepada orang-orang yang sedang berusaha dan berjuang menemukan kebenaran sejati di dalam Kristus yang dapat memotivasi mereka untuk melakukan perubahan dan pemulihan di dalam kehidupan mereka.


Bapak/Ibu/ Sdr/I yang terkasih dalam Tuhan Kita Yesus Kristus…………………………………………………
Selama kita masih hidup di dunia ini, maka yang namanya perubahan dan pemulihan itu tentu dan pasti akan terjadi. Tidak ada sesuatupun di dunia ini yang tidak berubah atau yang berjalan statis. Waktu terus berjalan, musim terus berganti dan kehidupan butuh perubahan dan pemulihan. Untuk mencapai hal itu, tidak mungkin tidak akan ada yang namanya penentangan dan penolakan untuk sebuah usaha menuju perubahan dan pemulihan. Tetapi perubahan dan pemulihan ke arah yang lebih baik tetap harus diusahakan dan diperjuangkan dengan sikap yang rendah hati, ramah dan lemah lembut seperti yang diteladankan Yesus.    

Kita semua adalah agen-agen pembawa perubahan dan pemulihan, baik di tengah kehidupan keluarga kita, di lingkungan masyarakat, di tempat kita bekerja bahkan dalam kehidupan bergereja (khususnya sebagai Majelis Jemaat). Tidak mudah bagi kita untuk merubah atau memulihkan sesuatu yang perlu diubah dan dipulihkan. Kita pasti akan diperhadapkan dengan orang-orang yang akan menentang dan menolak kita dengan berbagai alasan yang mereka kemukakan. Tapi ingatlah ketika kita diperhadapkan pada situasi dan kondisi itu, datanglah kepada Yesus dan belajarlah dari-Nya melalui kebenaran sabda-Nya serta tetaplah berkarya. Tuhan Yesus Kristus kiranya meneguhkan, menopang dan memberkati kita semua, amin.                        



Bahan Khotbah 
Minggu, 05 Juli 2020
GKS Jemaat Puu Naga
Oleh Pdt. Iston Umbu Kura Lena, S.Si-Teol

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.