Minggu, 26 Juli 2020

ALLAH MEMBERI TULAH : AIR MENJADI DARAH (KEL 7:14-25)

Komik Alkitab Anak: 10 Tulah


           Salah satu tindakan Allah ketika manusia menolak untuk mengikuti perintah dan kehendak-Nya adalah Ia menurunkan tulah (hukuman) dan air menjadi darah adalah salah satu dari sepuluh tulah yang ditimpakan Allah kepada orang Mesir oleh karena mereka tidak mau mendengarkan dan mengikuti Firman Allah. 

           Pada waktu itu berfirmanlah Allah kepada Musa agar ia pergi menemui Firaun. Pertemuan itu tidak lagi terjadi di istana raja melainkan di dekat sungai Nil. Mengapa Allah menyuruh Musa untuk pergi menemui Firaun di sungai Nil? Sebab Allah akan menurunkan tulah kepada orang Mesir dimana air yang ada di sungai Nil akan berubah menjadi darah sehingga Firaun dan seluruh penduduk Mesir melihat dan mengakui bahwa Dialah Allah yang berkuasa (Ay.17). Maka pada waktu pagi Musapun bersama-sama dengan Harun kakaknya pergi ke sungai Nil dan menunggu Firaun di sana. Seperti biasa Firaun pun pergi berjalan-jalan ke sungai Nil atau bahkan mungkin Firaun pada saat itu hendak mandi di sungai Nil (seperti yang dilakukan oleh puteri-puteri Firaun lainnya). Ketika Musa dan Harun melihat bahwa Firaun ada di sungai Nil, maka Harunpun mengangkat tongkatnya (tongkat ini yang semula juga dibawa ketika bertemu dengan Firaun di istananya, yang mana tongkat ini berubah menjadi ular) dan memukul air yang ada di sungai Nil. Maka air yang ada di sungai Nil bahkan yang mengalir ke seluruh negri Mesir berubah menjadi darah (berwarna keruh kecoklatan) sehingga menimbulkan bau busuk di seluruh negri Mesir dan ikan-ikan yang ada di sanapun mati. Akibatnya orang Mesir tidak lagi dapat meminum air yang mengalir dari sungai Nil sebab air itu telah berbau busuk. Hal ini terjadi seperti yang difirmankan Allah kepada Musa dan Harun. Tetapi para ahli Mesir juga membuat hal yang demikian dengan ilmu-ilmu mereka sehingga hati Firaunpun tetap tidak mau mendengarkan Firman Allah untuk melepaskan umat Israel keluar dari tanah Mesir. Hati Firaun berkeras untuk tidak menuruti perintah dan kehendak Allah tersebut. Maka Allah membiarkan hal ini terjadi selama tujuh hari atau seminggu penuh. Dengan adanya tulah ini, orang Mesir menderita oleh karena sumber air yang selama ini mereka gunakan untuk keperluan sehari-hari untuk sementara waktu tidak dapat mereka gunakan. Pertanyaannya adalah mengapa Allah mengubah dan menempatkan : Air menjadi darah sebagai tulah yang pertama daripada tulah-tulah yang lain? Air adalah salah satu kebutuhan yang paling mendasar bagi manusia dan sangat penting bagi keberlangsungan hidup. Demikian pula halnya bagi orang Mesir. Dengan adanya tulah ini, Allah hendak menunjukan kuasa-Nya yang hebat dalam kehidupan orang Mesir dan menjadikan apa yang penting bagi mereka dijadikan Allah sebagai salah satu sarana untuk “mendidik” mereka agar mau mendengar dan melakukan kehendak Allah.    

            Seringkali dalam kehidupan yang kita jalani, kita bertindak seperti yang dilakukan oleh Firaun. Tidak mau mendengar dan melakukan kehendak Allah. Hati kita dikeraskan sehingga kita tidak mau lagi memberi ruang bagi Allah untuk tinggal dalam diri kita. Alih-alih melakukan kehendak Allah, kita bahkan tidak mampu untuk mendengar suara-Nya yang datang dalam hidup kita karena kita disibukkan dengan hal-hal yang menurut kita lebih penting daripada mencari Allah. Ingatlah bahwa Allah juga dapat menurunkan “tulah” bagi kita (meskipun tidak sama seperti yang dialami oleh bangsa Mesir pada waktu itu) ketika kita tidak lagi mau mendengar dan melakukan kehendakNya.
Liturgi Ibadah

1.       Sapaan Majelis jemaat
2.       Nyanyian Pembukaan KJ 17 : 1 “Tuhan Allah Hadir”
3.       Votum + Salam : Kebaktian rumah tangga saat ini biarlah jadi dalam nama Bapa, Putra dan Roh Kudus.
“Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah Tritunggal, turunlah atas kita sekalian,” Amin.
4.       Nyanyian respon KJ 33 : 1 “SuaraMu Kudengar”
5.       Doa pelayanan Firman Tuhan
6.       Pembacaan Alkitab Rumah Tangga : Kel 7:14-25

Bapak/Ibu/Sdr/I yang terkasih dalam Tuhan Kita Yesus Kristus,
       Sebagai orang tua, seringkali jika kita dapati anak-anak kita tidak mau mendengar dan melakukan perintah kita, tindakan apa yang biasanya kita lakukan terhadap mereka? Tentu kita akan menegur mereka bukan? Atau bahkan tidak hanya berupa teguran melainkan juga disertai dengan hukuman ringan misalnya anak dicubit atau bahkan dipukul. Akan tetapi sebagai orang tua perbuatan tersebut dilakukan bukan karena kita membenci anak-anak kita melainkan kita mau mendidik mereka supaya senantiasa mendengar dan mau melakukan perintah orang tua bukan? Inilah yang dilakukan Allah kepada orang Mesir ketika mereka tidak mau mendengar dan melakukan perintah Allah

         Bapak/Ibu/Sdr/I yang terkasih dalam Tuhan Kita Yesus Kristus,
       Kembali lagi Musa pergi menghadap Firaun untuk menyampaikan Firman Allah agar Firaun membebaskan umat Israel dari perbudakan di Mesir. Allah menyuruh Musa untuk pergi menemui Firaun di sungai Nil. Maka Musa dan Harunpun pergi ke sana dan menunggu Firaun di dekat sungai Nil. Seperti biasa, Firaun pergi ke sungai Nil untuk berjalan-jalan atau bahkan mandi di sungai Nil. Pada saat itulah Allah berfirman kepada Musa dan Harun agar mereka memukul air yang ada di sungai Nil tersebut dengan menggunakan tongkat yang ada. Seketika air yang ada di sungai Nil berubah menjadi darah (berwarna kecoklat-coklatan atau keruh) dan menebarkan aroma yang busuk sehingga ikan-ikan yang ada di sungai Nil semuanya mati. Bahkan orang-orang di Mesir tidak lagi dapat menggunakan air yang berasal dari sungai Nil oleh karena Allah telah menulahi mereka dengan merubah air menjadi darah. Para ahli-ahli Mesir juga dipanggil oleh Firaun dan melakukan hal itu nanun mereka tidak dapat menghindari tulah tersebut. Selama tujuh hari Tuhan menulahi orang Israel dengan tulah tersebut sehingga mereka dapat melihat dan menyaksikan bahwa Allah Israel adalah Allah yang berkuasa dan ketika manusia tidak mau mendengar dan melakukan perintahNya, maka Allah tidak segan-segan untuk menulahi mereka. Namun, meskipun Allah telah menurunkan tulah tersebut, Firaun tetap berkeras hati dengan tidak membiarkan umat Israel pergi dari negri Mesir. Kekerasan hati Firaun ini membuat bangsa Mesir harus mengalami banyak tulah (ada 10 tulah).
    (Pada bagian ini, kita dapat memperkaya penjelasan Firman Tuhan dengan melihat penjelasan perikop)

          Bapak/Ibu/Sdr/I yang terkasih dalam Tuhan Kita Yesus Kristus,
 Ketika kita tidak mau mendengar dan melakukan kehendak Allah yang datang dalam hidup kita, maka Allah tidak segan-segan untuk “mendidik” kita dengan memberikan tulah. Bahkan apa yang selama ini sangat berarti atau penting dalam hidup kita dapat dipakai Allah untuk mendidik kita agar kita lebih mementingkan kehendak Allah. Contohnya jika selama ini kita lebih mementingkan pekerjaan kita atau usaha kita daripada mencari dan melakukan kehendak Tuhan, maka Tuhan dapat memakai hal itu untuk mendidik kita dimana kita bisa saja kehilangan pekerjaan atau bahkan usaha kita bangkrut. Atau saat ini, di tengah pandemi covid-19, sesungguhnya Allah ijinkan ini semua terjadi supaya kita lebih bergantung kepada Allah bukan kepada kekuatan dan kehebatan kita. Lihat saja, meskipun kita hidup di dunia yang sudah modern dan maju ini, namun kita belum mampu untuk menyelesaikan persoalan ini bukan? Karena itu milikilah hidup yang mau selalu mendengar dan melakukan kehendak Allah di atas segala-galanya agar kita tidak mengalami yang namanya “tulah-tulah” dalam kehidupan kita saat ini, seperti yang dialami oleh bangsa Mesir beberapa ribu tahun yang lalu. Jangan sampai kita ditimpa tulah dulu baru ingat Tuhan tetapi selalu ingatlah Tuhan dalam seluruh kehidupan kita.

7.       Persembahan diiringi KJ 403 : 1 “Hujan Berkat ‘Kan Tercurah ”
8.       Doa syukur (persembahan) dan syafaat.
9.       Nyanyian penutup  KJ 417 : 1 “Serahkan Pada Tuhan”
10.   Berkat : “Semoga Allah yang telah memanggil kita keluar dari kegelapan menuju terang, terus berjuang dan menyertai hidup kita, dalam pengasihan anakNya Tuhan kita Yesus Kristus serta dalam naungan dan bimbingan Roh-Nya yang Kudus tetap menguatkan dan meneguhkan iman percaya kita dari saat ini sampai selama-lamanya.                                 (pemimpin dan jemaat menyanyikan lagu : Amin, amin, amin)


Bahan Pembacaan Alkitab Rumah Tangga
GKS Jemaat Puu Naga
Rabu - Jumat, 29-30 Juli 2020
Oleh Pdt. Iston Umbu Kura Lena, S.Si-Teol


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.