Selasa, 25 Agustus 2015

Memuliakan Tuhan Dengan Hidup Berkenan Kepada-Nya

Kolose 3:12-17

Ayat 12 :
"Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran."

Ayat 17 :
"Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita."

1.      Pendahuluan
J     Apa yang terlintas dipikiran kita ketika mendengar kata ”memuliakan Tuhan?” Biasanya memuliakan Tuhan itu berarti memuji kebesaran Tuhan/ mengagungkan Tuhan melalui puji-pujian yang kita dendangkan (kalau orang bernyanyi dianggap dia sedang memuliakan Tuhan), ungkapan syukur ( tak kala orang tak henti-hentinya mengalami & mengagumi karya Tuhan dalam hidupnya). Hal ini tentu saja benar. Namun, Firman Tuhan hari ini lebih jauh bersabda kepada kita sekalian, dalam memuliakan Tuhan, yang harus kita lakukan adalah hidup berkenan di hadapanNya . Ini yang paling penting dan utama.

J      Mengapa kita harus memuliakan Tuhan dengan hidup berkenan di hadapanNya?

2.      Isi
J    Firman Tuhan berkata dengan tegas di ayat yang ke 12 : “Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah  yang dikuduskan dan dikasihiNya.”
Sebagai orang-orang yang telah dipilih Allah, yang kemudian dikuduskan (karena kita adalah orang-orang berdosa) oleh karena Dia begitu mengasihi kita, maka yang menjadi tujuan hidup, tidak hanya bagi jemaat di kota Kolose pada waktu, tetapi bagi kita saat ini adalah hidup untuk memuliakan Tuhan.

J   Sejujurnya kita sangat menyadari diri sebagai umat yang terpilih, tetapi pada sisi lain ternyata kita tidak selalu mampu menghargai keterpilihan kita dengan pola hidup yang berkenan kepada Allah.
Lebih lanjut, rasul Paulus mengingatkan setiap orang percaya, dalam 1 Kor 6:20 yang bersabda “Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas di bayar: karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu.“

J      Hidup memuliakan Tuhan! Kita harus hidup memuliakan Tuhan! Adalah slogan-slogan yang sering tercetus dari bibir orang Kristen. Ada banyak diantaranya yang berpikir bahwa itu dilaksanakan hanya melalui nyanyian. Sesungguhnya ini hanyalah salah satu cara kita memuliakan Tuhan, karena yang Tuhan inginkan bukanlah sekedar kata-kata yang keluar dari bibir mulut, namun seluruh tubuh kita (keberadaan kita) yang memberlakukan kehendak Tuhan yang terwujud dalam kehidupan sehari-hari melalui pikiran, tutur kata dan perbuatan kita.

J    Tuhan menciptakan manusia bukan supaya manusia hidup dan berbuat sekehendak hatinya. Tuhan menciptakan manusia supaya manusia tahu, ia harus memuliakan Allah Pencipta. Inilah tujuan kita diciptakan

J     Arti memuliakan Tuhan dengan hidup berkenan kepadaNya merupakan tujuan hidup yang paling asasi. Memuliakan Tuhan berarti umat percaya mampu meninggalkan segala kepentingan, kecenderungan dan motivasi untuk mempermuliakan diri sendiri.

J     Tindakan memuliakan Allah berkaitan dengan perubahan karakter. Selama karakter kita masih mengenakan pola dan sistem yang duniawi, yang berorientasi pada diri kita; pada kehendak kita, maka kita akan sulit untuk melakukan kehendak Tuhan. Itu sebabnya di Kol. 3:12 rasul Paulus memanggil agar setiap umat percaya bersedia mengenakan pola hidup yang baru sebagaimana yang telah dilakukan oleh Kristus, yaitu: kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran.  Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian”.


v   Hidup berkenan di hadapan Tuhan berarti :

                                i.      Berbelas kasihan.
Satu hal yang dibutuhkan oleh dunia kuno pada waktu itu adalah belas kasihan. Penderitaan binatang tidak ada bandingannya dengan penderitaan manusia pada zaman itu. Orang lumpuh dan orang sakit disingkirkan begitu saja. Orang yang lanjut usia sama sekali tidak mendapatkan perawatan. Orang bodoh dan miskin diperlakukan sewenang-wenang. Namun kekristenan membawa belas kasihan ke dalam dunia ini.
Aplikasi :
Bagaimana dengan kita? Apakah kita juga telah menunjukan belas kasihan kepada mereka yang terluput dari perhatian dan terasing dari kehidupan kita? Misalnya mengunjungi orang tua yang kesepian di panti jompo, melakukan tindakan kemanusian melalui pendampingan terhadap mereka yang di rehabilitasi oleh karena penggunaan obat terlarang atau penderita HIV? Atau menolong mereka yang sangat membutuhkan bantuan kita meskipun orang lain tidak peduli dengan hidup mereka?  

                             ii.       Kemurahan (khrestotes)
Para pujangga kuno mendefinisikan hal ini sebagai kebajikan manusia yang menganggap milik sesamanya sama pentingnya seperti miliknya sendiri.
Aplikasi :
Menganggap orang lain menjadi bagian yang patut mendapatkan apa yang baik sebagaimana kita juga mengharapkan yang terbaik untuk diri kita. Ketika ada teman atau rekan kerja yang meminta bantuan kita, kita dengan suka rela menolongnya semaksimal mungkin tanpa menuntut imbalan atau memikirkan apa yang bakalan kita dapat nanti.

                           iii.       Kerendahan hati
Rendah hati didasarkan atas dua hal. Pertama, pada sisi ilahi, sikap rendah hati di dasarkan atas keberadaan diri manusia sebagai makhluk ciptaan dan Allah adalah sang pencipta. Oleh karena itu tidak ada alasan bagi kita untuk mengandalkan apa yang ada pada diri kita karena semuanya itu tidak ada apa-apanya di hadapan Tuhan. Kedua, pada sisi manusiawi, sikap rendah hati didasarkan atas keyakinan bahwa semua manusia adalah anak-anak Allah, sehingga tidak ada lagi kesombongan ketika kita hidup berdampingan dengan mereka.
Aplikasi :
Hendaklah kita senantiasa mau hidup rendah hati dengan memperlakukan orang lain dengan penuh rasa hormat, tidak menganggap diri kita lebih baik dari orang lain sehingga kita pantas untuk mengatakan hal-hal yang dapat menyinggung perasaan orang tersebut dsb.

                            iv.       Kelemahlembutan
Orang yang lemah lembut adalah orang yang dapat mengendalikan diri, tahu kapan ia harus marah dan kapan ia tidak boleh marah.
Aplikasi :
Seringkali kita sulit untuk bersikap lemah lembut apalagi jika tutur kata dan perbuatan kita sehari-hari selalu di warnai dengan nada tinggi (faktor budaya, dsb), kasar bahkan gampang naik tangan. Oleh karena itu kita harus belajar untuk lebih mengendalikan sikap kita sehingga tidak melukai perasaan orang lain. Berpikirlah sebelum bertindak.

                               v.      Kesabaran
Ini adalah semangat yang tak pernah kehilangan kesabarannya terhadap sesama manusia. Orang yang memilikinya tak pernah sinis ataupun putus asa walaupun menghadapi situasi/ kondisi yang sulit serta orang-orang yang membuat kita kadangkala kehilangan kesabaran; sikap yang menyakiti dan perbuatan jahat mereka tidak akan pernah mendorong orang yang sabar untuk terluka dan marah. Kesabaran manusia adalah pantulan/ pancaran dari kesabaran ilahi, yang mau mengampuni dosa kita tanpa memperhitungkan ataupun mengingat2 kesalahan kita.
Aplikasi :
Meskipun orang di luar sana seringkali membuat kita marah dsb, tapi biarlah kita tetap sabar menghadapinya bahkan tetap menampilkan senyuman yang indah sehingga mampu membuat orang lain merasakan kedamaian di hatinya.

                            vi.      Mengampuni
Mengampuni adalah sikap yang dasarnya adalah karena Allah telah memberi pengampunan kepada kita, maka sudah sepantasnyalah kita juga mau untuk mengampuni orang lain yang berbuat kesalahan kepada kita.
Aplikasi :
                            Mau mengampuni orang lain yang pernah menyakiti kita, meskipun kita benar
                             
J       Kasih yang menjadi dasar dari semua yang kita lakukan
Memuliakan Tuhan harus kita dasari dengan kasih sehingga kita melakukannya bukan dengan terpaksa namun dengan sepenuh hati karena kita mengasihi Tuhan yang sudah memilih dan menguduskan kita

J     Biarlah perkataan Kristus tinggal di dalam kita, maka damai sejahtera yang dari Tuhan kita Yesus Kristus senantiasa tinggal di dalam kita.
           

3.      Penutup
            
J     Bagaimana dengan kehidupan kita saat ini? Apakah hidup kita sudah memuliakan Tuhan dengan hidup berkenan di hadapannya? Tuhan ingin kita menjalankan kehidupan ini dengan merujuk kepada kehendakNya bukan pada kehendak kita. 
J      Biarlah kita senantiasa memuliakan Tuhan dengan hidup penuh belas kasih, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan, kesabaran dan pengampunan sehingga hidup kitapun berkenan di hadapanNya. Tuhan memberkati kita semua. Amin


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.