Selasa, 18 Agustus 2015

Aku dan Seisi Rumahku, Akan Beribadah Kepada Tuhan

Yosua 24 :14-18

Ayat 15 :
"Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!"
(foto. Notre Dame Cathedral (Ho Chi Minh City)

Kekasih Kristus,

Hidup yang kita jalani adalah rangkaian dari begitu banyak pilihan. Sejak membuka mata pada pagi hari dan menutup mata pada malam hari, kita senantiasa dihadapkan pada begitu banyak pilihan – mulai dari pilihan yang mudah (mau pakai baju apa hari ini, makan apa dsb) hingga pilihan yang sulit (persoalan keluarga, masa depan, pasangan hidup, pekerjaan), termasuk memilih untuk tetap setia beribadah kepada Tuhan atau tidak. Mengapa saya katakan itu sebuah pilihan? Karena Tuhan tidak pernah memaksakan kehendakNya kepada kita. Dia memberikan kita kehendak bebas untuk memilih, namun bertanggung jawab. Yosua adalah salah satu teladan yang baik, yang memilih untuk tetap setia beribadah kepada Tuhan meskipun ia hidup di tengah bangsa yang tidak setia kepada Tuhan. Firman Tuhan di atas tadi menceritakan tentang komitmen Yosua untuk tetap setia beribadah kepada Tuhan dan bagaimana ia mengajak bangsa Israel agar mengambil keputusan; mau beribadah kepada Tuhan atau tidak sambil mengingatkan mereka akan segala kebaikan Tuhan yang sudah mereka terima.
Kekasih Kristus,
       Umat Israel yang semula menjadi bangsa pengembara selama 40 tahun, kini telah memasuki tanah Kanaan. Allah telah menyatakan kebaikanNya melalui pemeliharaan dan penyertaanNya sehingga mereka dapat menduduki tanah Kanaan, tanah yang berlimpah susu dan madu. Apabila umat Israel saat itu berhasil mencapai dan masuk tanah Kanaan, itu bukan karena mereka telah menjadi bangsa yang kuat, ahli berperang atau umat yang pandai mengatur siasat perang melawan bangsa-bangsa Kanaan. Mereka dapat masuk dan          menduduki tanah Kanaan karena Allah yang menuntun, melindungi, menolong dan menyelamatkan mereka. Tuhanlah yang telah berperang sehingga mereka dapat memperoleh kemenangan. Dengan  demikian Yosua mengingatkan agar umat Israel tidak berbangga hati terhadap apa yang telah dicapainya. Yosua mengajak umat Israel untuk mengingat karya keselamatan Allah. Jadi dengan perjanjian di Sikhem, Yosua telah menghantar umat Israel untuk membuat suatu pilihan yaitu tetap menyembah dan mempermuliakan nama Tuhan, sehingga akhirnya mereka mampu berkata: “Kamipun akan beribadah kepada TUHAN, sebab Dialah Allah kita." (Yos. 24:18).
.....................Pokok Teologis.................
1.    Yosua dan bangsa Israel telah memilih untuk tetap setia beribadah kepada Tuhan karena mereka sudah menerima kebaikan Tuhan. Kebaikan Tuhan nyata dimana Tuhan melepaskan mereka dari perbudakan di tanah Mesir menuju tanah yang berlimpah susu dan madu, menuntun bangsa Israel dari tanah Mesir, melindungi sepanjang jalan yang ditempuh agar terhindar dari bahaya yang mengancam dan menghalau semua musuh-musuh mereka, Oleh karena mereka setia beribadah kepada Tuhan.
        Aplikasi :
Kebaikan Tuhan nyata melalui pemeliharaan dan penyertaanNya, berkat yang setiap hari selalu kita terima dan rasakan. Tuhan memberi kita nafas kehidupan sehingga sampai dengan saat ini kita masih dapat menikmati kehidupan yang sudah Tuhan percayakan, Ia melindungi dan menjaga kita. Berkat Tuhan ini harus selalu kita syukuri, tidak hanya pada saat kita diberikan atau mendapatkan apa yang kita inginkan, tetapi juga ketika apa yang kita harapkan belum menjadi kenyataan. Tuhan tahu apa yang paling kita butuhkan dan tahu kapan waktu yang tepat untuk diberikan kepada kita. Kita juga patut bersyukur untuk setiap anggota keluarga yang sudah Tuhan berikan kepada kita, Ayah, Ibu, Kakak, Adik, Kakek, Nenek. Oleh karena itu kita perlu selalu bersyukur, tidak hanya pada hari ini saja, tetapi biarlah rasa syukur itu terus ada dalam hidup kita.
Sebagai umat Tuhan, nyatakanlah rasa syukur kita dengan tetap setia beribadah kepada Tuhan. Aku dan seisi rumahku biarlah senantiasa setia beribadah kepada Tuhan. Jadikanlah rumah kita sebagai rumah doa sehingga rumah kita penuh sukacita dan damai sejahtera serta menjadi saluran berkat bagi sesama kita. 

2.     Tindakan “mengingat” akan menjadi sesuatu yang tidak berarti kalau tidak disertai dengan sikap iman. Ketika tindakan “mengingat” dilandasi oleh sikap iman, maka akan menghasilkan sikap peneguhan untuk lebih berkomitmen semakin setia kepada Tuhan. Bukankah kita sering kehilangan komitmen iman saat menghadapi berbagai tekanan, kegagalan dan permasalahan hidup? Penyebabnya karena iman kita kepada Tuhan belum sepenuhnya mampu mengingat seluruh karya keselamatan dan anugerah Allah yang pernah kita alami.
        Aplikasi :
      Perjalanan hidup seseorang tidak ada yang tahu. Namun yang pasti bahwa hidup ini tidak selalu berjalan seperti yang kita harapkan. Kadang senang kadang susah, kadang suka kadang duka, kadang kita berada di atas, kadang di bawah. Kadang sukses kadang bisa gagal. Begitupun dengan perjalanan hidup beriman kita. Kadang kita memiliki kerinduan yang meluap-luap untuk bersyukur, memuji dan menyembah Tuhan tapi kadang juga kita berada dalam keputusasaan dan kehilangan pengharapan. Namun biarlah itu semua tidak membuat kita semakin jauh dari Tuhan tapi justru lebih dekat dan menyerahkan hidup kita sepenuhnya kepada Dia. Setiap persoalan yang kita alami, Tuhan sudah menyediakan jalan keluarnya.

3.      Memasuki tempat yang baru, di tanah Kanaan, bangsa Israel tergoda untuk hidup menyimpang dari jalan Tuhan dengan turut menyembah illah-illah orang Amori. Oleh karena itu Yosua perlu mengingatkan bangsa Israel supaya mereka jangan menyimpang ke kanan ataupun ke kiri melainkan tetap setia beribadah kepada Tuhan. Setia beribadah kepada Tuhan menjadi hal yang penting mengingat apa yang sudah Tuhan lakukan kepada mereka.
        Aplikasi :
Berada lingkungan yang baru ataupun di lingkungan yang sudah lama kita tempati, tentu kita tidak terlepas dari godaan-godaan yang dapat membuat kita justru semakin jauh dari Tuhan. Mungkin kita diliputi suatu kebanggaan karena bisa memiliki rumah/ tempat tinggal yang baru, bangga akan keberhasilan yang sudah kita terima sehingga kita tidak lagi perlu beribadah kepada Tuhan. Mungkin lingkungan tempat kita menetap mayoritas tidak seagama dengan kita sehingga kitapun merasa takut untuk menyatakan iman kita kepada mereka. Atau karena sekarang jarak rumah kita semakin jauh dari tempat kebaktian, menjadi salah satu alasan bagi kita untuk enggan pergi ke gereja. Cukup duduk di rumah dan melihat tanyangan rohani melalui televisi. Jangan, karena kita sudah mendapatkan apa yang kita inginkan, kita lantas lupa dengan Tuhan atau sebaliknya jangan pada saat susah saja baru kita ingat Tuhan. Biarlah kita tetap menunjukan jati diri kita sebagai umat pilihan Tuhan di tengah kehidupan bermasyarakat. Jangan mudah tergoda oleh lingkungan sekitar, tetapi biarlah kehadiran kita di tengah-tengah mereka justru membawa teladan Kristus sehingga nama Tuhan semakin dipermuliakan.
Setia beribadah kepada Tuhan dimulai dari kehidupan rumah tangga kita dulu. Yosua berkata ”Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada Tuhan.” Dengan tegas Yosua menyatakan komitmen yang sungguh-sungguh untuk tetap setia beribadah kepada Tuhan. Ibadah dalam keluarga dapat kita lakukan misalnya dengan : saat teduh bersama, doa bersama. Mungkin tidak harus setiap hari, pada saat moment-moment tertentu (ulang tahun, dll), awalnya sebulan sekali, seminggu sekali, dan kemudian setiap hari. Lebih jauh dari itu, setia beribadah kepada Tuhan dapat kita nyatakan juga melalui kehidupan sehari-hari yang saling mengasihi satu dengan yang lain, saling membangun, saling berbagi dsb.    

Kekasih Kristus,
Membuat sebuah pilihan dalam hidup, bukanlah perkara yang mudah. Sebab setiap pilihan yang kita buat harus kita lakukan. Begitupun ketika kita memilih untuk setia beribadah kepada Tuhan. Itu adalah pilihan yang sulit namun kita pasti bisa melakukannya.
Ingatlah segala kebaikan dan berkat yang sudah Tuhan berikan kepada kita. Semua itu tidak dapat kita balas atau mampu membayarnya dengan apa yang kita miliki. Yang Tuhan mau adalah agar kita tetap setia beribadah kepadaNya seumur hidup kita. Biarlah kita dapat memaknai setiap rangkaian peristiwa yang telah kita alami, baik itu susah maupun senang sambil mengingat segala kebaikan Tuhan, maka kita akan tetap setia beribadah kepada Tuhan.
        Jangan pernah lupakan kebaikan Tuhan. Ucaplah syukur kepada Tuhan dengan mau tetap setia beribadah kepada Tuhan. Dalam keadaan apapun, tetaplah nyatakan kesetiaan kita kepadaaNya. Tuhan memberkati kita semua.

(renungan pribadi penulis)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.