Rabu, 26 Agustus 2015

Bukan Nabi Tapi Menyuarakan Suara Kenabian

Amos 7 : 10-17

Ayat 14 : Jawab Amos kepada Amazia: "Aku ini bukan nabi dan aku ini tidak termasuk golongan nabi, melainkan aku ini seorang peternak dan pemungut buah ara hutan.

Ayat 15: Tetapi TUHAN mengambil aku dari pekerjaan menggiring kambing domba, dan Tuhan berfirman kepadaku: Pergilah, bernubuatlah terhadap umat-Ku Israel.

Sahabat Kristus......
Martin Luther King, Jr, mungkin kita pernah mendengar nama tersebut atau mungkin pernah melihat fotonya!! Ia adalah seorang pendeta di Montgomery, Alabama yang berjuang keras melawan diskriminasi ras yang terjadi di negaranya, yaitu di Amerika. Ia lahir di Atlanta, Georgia dari keluarga Martin Luther King, Sr dan Alberta Williams King.
            Semasa hidupnya, ia menyaksikan adanya ketidakadilan yang dilakukan oleh pemerintahnya, yaitu diskriminasi orang kulit putih terhadap orang kulit hitam (Afro). Diskriminasi tersebut nampak dalam perlakuan pemerintah yang memberikan hak-hak istimewa terhadap orang kulit putih, sedangkan orang kulit hitam selalu mendapat kesulitan baik dalam bidang politik, ekonomi, social maupun budaya ( Ex : orang kulit hitam tidak dapat duduk di kursi parlamen, orang kulit hitam dijadikan budak, kalau menumpang bus umum, orang kulit hitam harus duduk dibagian belakang, dll). Hal ini juga telah disahkan dalam undang-undang pemisah atau segregation law. Melihat kenyataan ini, King lalu mengambil sikap tegas untuk memperjuangkan keadilan bagi orang banyak, terutama mereka yang tertindas.

      Pada tanggal 4 April 1968, Martin Luther King, jr. meninggal dunia dalam upayanya untuk memperjuangkan hak yang sama bagi semua manusia, yaitu memperjuangkan orang kulit hitam dinegaranya yang saat itu selalu didiskriminasi. Ia ditembak mati di Memphis, Tennesee. Salah satu pidatonya yang terkenal berjudul “I Have a Dream” yang diucapkan pada tanggal 28 Agustus 1963. Pidato tersebut telah mendorong dikeluarkannya Undang-Undang Hak Asasi Manusia oleh pemerintah Amerika pada tanggal 2 Juli 1964, yang menghapuskan diskriminasi dalam bentuk apapun dan dalam alasan apapun. Inti pidatonya adalah :
Aku punya satu impian
Aku punya satu impian bahwa pada suatu hari,
Negara ini akan bertumbuh dan melakukan kebenaran iman yang sesungguhnya: “kita pegang kebenaran ini sebagai sesuatu yang sangat jelas,
                      bahwa semua manusia diciptakan dengan hak yang sama”……………
aku punya satu impian bahwa keempat anakku yang masih kecil,
suatu saat akan hidup di suatu negara
di mana mereka tidak didili berdasarkan warna kulit mereka
tetapi berdasarkan karakter mereka.

Martin Luther king, jr telah meninggal dunia, tetapi impiannya untuk menghapuskan segala bentuk diskriminasi terus berlanjut sampai hari ini di seluruh dunia. Ia adalah seorang pahlawan, pencipta perdamaian dan martir oleh orang banyak diseluruh dunia.
           
Sahabat Kristus......
Ketidakadilan sosial yang terjadi pada masa Martin luther King, jr. rupanya juga pernah dialami oleh bangsa Israel di Utara, terutama orang-orang miskin yang dilakukan oleh para penguasa atau para elit pada masa itu. Melihat ketidakadilan yang terjadi di sana, Allah lalu memanggil Amos, untuk memberikan peringatan kepada mereka bahwa mereka akan mengalami kehancuran akibat perbuatannya, yang hidup di luar kehendak Allah.
Amos bekerja sebagai nabi dan bernubuat di Israel Utara, menjelang akhir pemerintahan raja Yerobeam II (786-746). Mengenai dirinya, dalam Amos I :1 dikatakan bahwa : Ia adalah seorang peternak (yang juga "pemungut buah ara hutan",lih. Am 7:14) dari Tekoa, sebuah desa Yehuda sekitar 20 km, di sebelah selatan Yerusalem. Ia muncul sebagai seorang nabi yang dipanggil Allah untuk menjadi nabi di Kerajaan Utara pada masa pemerintahan raja Yerobeam II raja Israel (786-746). Di situ ia memberitahukan bahwa keraaan Israel Utara akan hancur bersama dengan seluruh istana Raja ( Amos 7;7-9). Kehancuran itu akan merupakan akhir dari Kerajaan Utara ( Amos 8:2) yang akan terjadi dalam bentuk kekalahan militer yang disusul oleh pembuangan seluruh penduduk negeri ( Amos 4:2-4; 6:7-8 ). Kehancuran itu ditegaskan lagi melalui lima penglihatan yang diterima Amos ( Amos 7:1-3; 4-6, 7-9; 8:1-3; 9:1-4).
            Ketika Amos bernubuat kepada Kerajaan Utara pada pertengahan abad ke-8 SM, bangsa itu secara lahiriah berada di puncak perluasan wilayah, stabilitas politik dan kemakmuran nasional, tetapi secara batiniah sudah bobrok ( mereka sedang menikmati masa-masa kejayaannya, terutama dibidang ekonomi. Juga bidang politik dan militer, mereka mencapai kemajuan yang pesat). Kemunafikan dan penyembahan berhala sudah merata, masyarakat hidup mewah secara berlebihan, kebejatan merajalela, sistem peradilan rusak dan penindasan orang miskin merupakan kebiasaan umum. Akan tetapi mereka melupakan satu hal, yaitu keadilan sosial. Di Israel terjadi ketidakadilan sosial yang tinggi dikalangan rakyat (orang miskin) sebagai akibat kekuasaan elit dikalangan istana. Amos lalu mengkritik pemerintahan Yerobeam II yang mendatangkan penderitaan bagi rakyat terutama kaum miskin. Pada masa itu terjadi berbagai kekerasan, ketidakadilan sosial yang menyebabkan Amos menyampaikan nubuatannya kepada para elit atau penguasa di sana, bahwa Allah akan mengadakan peperangan dan pembalasan atas mereka sebagai akibat dari tindakan penindasan yang mereka lakukan terhadap masyarakat miskin dan mengubah semua pesta pora mereka menjadi ratapan kematian.
             Dalam rangka mengikuti panggilan Allah, Amos pergi ke Betel, tempat tinggal raja Yerobeam II dan pusat agama yang dibanjiri para penyembah. Di sanalah Amos dengan berani memberitakan berita keadilan, kebenaran dan hukuman ilahi karena dosa kepada umat yang tidak mau mendengarkan apa yang dikatakan Tuhan kepada mereka. Hal ini supaya mereka dapat sadar kembali akan apa yang telah mereka lakukan.
            Amos memberitakan sesuatu yang baru bagi Israel, yaitu Allah akan menghukum bangsaNya; hari Tuhan bukanlah suatu hari keselamatan bagi Israel, melainkan hari pengadilan dan penghukuman. Namun ia malah diusir dari Betel, karena dianggap sebagai “pelihat’ yang mau mencari keuntungan atau bayaran dengan cara bernubuat. Apa yang dinubuatkan Amos, memang benar-benar terjadi. Dua tahun sesudah nubuatannya terjadi gempa bumi dan beberapa tahun kemudian, pada thn 722 BCE Israel Utara benar-benar hancur ditangan penguasa Assyria dibawah pemerintahan Sargon II.
Ditengah masyarakat yang seperti itulah Amos harus menyampaikan kebenaran firman Allah bahkan keadilan Allah.

             Sahabat Kristus......
Setiap kita, sadar atau tidak sadar bahwa kita mempunyai suatu tugas dan tanggungjawab yang besar, yang diberikan Tuhan kepada kita. Tugas dan tanggungjawab tersebut adalah kita dipanggil atau dituntut untuk menjadi orang Kristen yang mau menyuarakan suara “kenabian” di tengah-tengah kehidupan bersama atau masyarakat, seperti yang dilakukan Amos dan Martin Luther King, jr.
Menyuarakan suara “kenabian” berarti kita menyuarakan apa yang diinginkan Allah dalam kehidupan kita sebagai orang percaya. Menyampaikan suara “kenabian” kita tidak harus menjadi seorang hamba Tuhan, pendeta, pekabar injil atau seorang nabi, seorang yang pandai bernubuat, fasih berkhotbah dan sebagainya, baru kita mau menyuarakan suara “kenabian.” Suara “kenabian” tersebut dapat kita sampaikan lewat perbuatan dan pekerjaan kita sehari-hari yang mendatangkan berkat bagi orang lain, artinya kita bukan menjadi batu sandungan bagi orang lain. Ketika kita menciptakan keadilan, ketika kita mengasihi orang lain, ketika kita berbuat benar, ketika kita menghargai orang dan lain sebagainya, maka kita telah menyerukan suara “kenabian.”
            Suara kenabian tidak hanya kita sampaikan  bagi orang lain saja, tetapi suara kenabian itu juga diarahkan bagi diri kita sendiri. Misalnya, ketika kita melakukan sesuatu dan membuat kesalahan pada orang lain dan kita menyadari hal itu serta kita mau merubahnya, maka saat itu kita telah mendengarkan suara “kenabian” bagi diri pribadi kita.
            Suara kenabian juga tidak hanya bagi diri kita sendiri saja, tetapi bagi orang lain. Hal ini dapat kita lakukan pertama-tama dalam keluarga kita; ketika dalam keluarga kita terjadi ketidakadilan seperti orang tua yang terlalu otoriter, pilih kasih dalam memberikan kasih sayang kepada anak, kekerasan dalam rumah tangga (suami yang kurang menghargai istri atau sebaliknya), anak yang kurang mendengarkan nasihat orang tua, sesama saudara yang kurang menghargai atau saling mengasihi dan lain sebagainya, maka kita harus berani untuk menyampaikan suara kenabian sehingga kita dapat hidup dalam damai sejahtera Allah. Baru setelah itu, kita dapat menyampaikan suara kenabian itu dalam kehidupan bermasyarakat atau orang lain.
  
Sahabat Kristus......
Lewat pembacaan kita hari ini, kita dingatkan kembali oleh Tuhan supaya kita mau menerima dan melaksanakan panggilan kita (sama seperti Amos & Martin luther king, jr.) yaitu menyerukan suara “kenabian”dan jangan takut untuk melakukan  hal tersebut, sebab Tuhan, Dia yang memberikan tugas dan tanggungjawab tersebut akan senantiasa menyertai kita, sehingga kita dimampukan untuk melakukan hal tersebut. Kalau kita dipanggil untuk memberitakan kebenaran Allah bagi sesama kita, maka kita harus melakukannya. Panggilan itu harus kita terima dan kita lakukan sebagai rasa syukur kita atas anugrah keselamatan yang telah diberikan Tuhan kepada kita.
Pertanyaan bagi kita semua, apakah kita mau menerima panggilan Allah untuk menyampaikan suara “kenabian” di tengah kehidupan kita? Allah memakai kita bukan karena kemampuan yang kita miliki, tetapi Allah mau memakai setiap kita yang mau bersedia memberikan dirinya dipakai sebagai penyambung lidah Allah.
     Selamat berkarya dan biarkanlah Allah memakai kita semua untuk menyampaikan suara kenabianNya. Tuhan Memberkati kita semua….




           

















Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.