Senin, 01 Juni 2020

PENTECOST : THE NEW NORMAL (KIS 2:1-21)

Renungan Hari Raya Pentakosta: “Utuslah Roh-Mu ya Tuhan, dan jadi ...

Bapak/Ibu/Sdr/i yang terkasih dalam Tuhan kita Yesus Kristus,

Ø   Ada sebuah lagu yang berjudul “Lain Dulu Lain Sekarang”
Dulu aku jauh jauh dari jalan Tuhan
Orang yang terhilang serta penuh dengan dosa
Tiba tiba ku dengar
Suara Tuhan memanggilku
Aku melangkah, menuju rumah Bapaku
Refrein :
Lain dulu lain sekarang, kini ku hidup
Di dalam Tuhan, yang penuh damai
Dan penuh sentosa, ku merasakan
lain dulu lain sekarang, kini ku hidup
DI dalam Tuhan
Berkat yang melimpah
DiberikanNya, terima kasih Tuhan
Ø    Syair lagu tersebut menunjukan kepada kita seseorang yang telah mengalami perubahan hidup dari kehidupan yang lama, yaitu kehidupan yang penuh dengan dosa menuju hidup dalam Kristus yang penuh berkat.
Ø   Hal inilah yang dialami oleh murid-murid Tuhan Yesus pada waktu itu, ketika mereka menerima Roh Kudus yang turun atas mereka sebagaimana yang dikisahkan dalam perikop bacaan kita hari ini.  

Bapak/Ibu/Sdr/i yang terkasih dalam Tuhan kita Yesus Kristus,
Ø   Dalam perikop ini dikisahkan bahwa ketika tiba hari Pentakosta (dari Bahasa Yunani : pentekoste/hemera) murid-murid berkumpul di satu tempat. Mengapa mereka berkumpul di satu tempat? Kis 1:14 berkata bahwa setelah kenaikan Yesus ke Sorga, murid-murid bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama sambil menantikan janji Tuhan digenapi. Sebelumnya, Pentakosta adalah salah satu perayaan besar orang Yahudi untuk merayakan Shavuot atau festival panen raya. Sehingga orang-orang Yahudi datang dari segala penjuru dunia dan berkumpul di Yerusalem. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka sedang duduk berkumpul dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah api yang berterbangan dan hinggap pada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa lain seperti yang diberikan oleh Roh kepada mereka untuk mengatakan apa yang dikehendaki Allah. Sedangkan bagi orang-orang Yahudi yang berkumpul di Yerusalem, yang datang dari segala penjuru dunia, apa yang terjadi saat itu mencengangkan mereka. Sebab mereka melihat dan mendengar murid-murid berkata-kata dalam berbagai bahasa yang mereka pakai. Ada bahasa Partia, Pontus, Asia, Frigia dan Pamfilia, Mesir dan daerah-daerah Libia, pendatang-pendatang dari Roma, baik orang Yahudi maupun penganut agama Yahudi, orang-orang Kreta dan orang Arab, mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatan besar yang dilakukan Allah. Reaksi merekapun beragam. Ada yang berkata kepada yang lain : “Apakah artinya ini?” Tetapi ada juga yang menyindir dengan berkata bahwa : “mereka sedang mabuk oleh anggur manis.”
Ø    Petrus yang mendengar perkataan orang banyak itu lalu bangkit berdiri dan menjelaskan kepada orang banyak itu bahwa apa yang terjadi pada para murid bukanlah dikarenakan mabuk tetapi Roh Kudus yang telah memenuhi hati mereka sehingga mereka dapat berkata-kata dalam berbagai bahasa yang dapat dimengerti oleh orang-orang saat itu. Inilah yang menjadi pintu masuk bagi Petrus untuk menjelaskan kembali kepada orang banyak saat itu tentang apa yang telah dinubuatkan nabi Yoel. Peristiwa inilah yang kemudian membuat orang banyak menjadi percaya kepada. 
Ø   Peristiwa turunnya Roh Kudus ke atas murid-murid dan keberanian Petrus untuk bersaksi kepada orang banyak saat itu menjadi sarana bagi orang banyak yang ada di Yerusalem untuk menyaksikan perbuatan besar Allah. Perbuatan besar Allah disaksikan dan diperkatakan kepada seluruh bangsa melalui para murid yang berkata-kata dalam berbagai bahasa. Melalui pencurahan Roh Kudus itu kuasa Allah dialami dan dirasakan oleh semua orang.

Bapak/Ibu/Sdr/i yang terkasih dalam Tuhan kita Yesus Kristus,
Ø  Saat ini, ketika dunia dilanda pandemi covid-19, kita diperhadapkan pada suatu kondisi kehidupan yang kita sebut : “New normal” atau kenormalan baru. Covid 19 telah membawa perubahan yang besar dalam seluruh tatanan kehidupan manusia, baik itu dalam kehidupan pribadi (perubahan gaya hidup; mungkin selama ini kita kurang memperhatikan kebersihan diri maka dengan adanya wabah ini kita menjadi lebih perhatian untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat, dsb), berbangsa (menghindari keramaian dsb) dan juga dalam kehidupan bergereja (dimana untuk beberapa waktu lamanya kita tidak beribadah di gereja melainkan di rumah tangga kita masing-masing, dsb).  
Ø  Maka saat ini ketika kita memperingati dan merayakan hari Pentakosta, yaitu hari ke lima puluh sesudah kebangkitan Kristus, kita juga diajak untuk memasuki suatu kenormalan baru atau : “The New Normal” dimana kita semakin hidup dekat dengan Tuhan (ada perubahan atau pembaharuan hidup) dan bersaksi tentang Dia dalam seluruh perjalanan hidup kita. Bersaksi tentang Allah dapat kita lakukan tidak hanya melalui perkataan tapi juga dengan perbuatan nyata, sebagaimana tema bulan oikumene saat ini : satu tubuh, satu beban jadilah sahabat dalam susah dan senang.
Ø   Pertanyaannya, sudahkah kita mengalami dan merasakan kuasa Roh Kudus turun atas kita? Jika belum maka marilah kita membuka hati dan membiarkan Roh Kudus itu turun memenuhi hidup kita.
Roh Kudus Kau hadir di sini.
Roh Kudus kumengasihiMu.
Kau lembut, Kau manis, Kaulah Penghiburku.
Penolongku diutus Bapaku
Refrein :
Kubuka hati untuk Roh-Mu Tuhan.
Kubuka hati menyembahMu Yesus.
Jamahlah kami, penuhi kami.
Dengan kuasa Alllah Maha Tinggi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.