Minggu, 24 Mei 2020

BERTEKUN DAN SEHATI DALAM DOA (KIS 1:12-14)

The Spirit and Christians – Christian Publishing House Blog

Bapak, Ibu, Saudara/I yang terkasih di dalam Tuhan Kita Yesus Kristus,
Alkisah di Timur Tengah, ada cerita mengenai orang-orang yang menanam pohon bambu Cina. Selama empat tahun terakhir mereka selalu memberi pupuk dan air meskipun tanaman tersebut belum menampakkan tanda-tanda pertumbuhan. Kemudian memasuki tahun yang kelima, mereka kembali mencoba memberikan pupuk dan air sehingga dalam waktu lima bulan tanaman tersebut akhirnya bertumbuh sembilan puluh kaki tingginya. Pertanyaannya adalah tanaman bambu Cina tersebut dapat tumbuh setelah lima bulan ataukah sesudah lima tahun? Jawabannya adalah setelah lima tahun. Seandainya orang-orang tersebut berhenti memberi pupuk dan menyiram tanaman bambu Cina itu selama lima tahun, mungkin tanaman tersebut akan mati. Namun karena ketekunan dan kesehatian orang-orang tersebut dalam waktu yang cukup lama, maka tanaman bambu Cina tersebut akhirnya dapat tumbuh.

 Bapak, Ibu, Saudara/I yang terkasih di dalam Tuhan Kita Yesus Kristus,
Sesudah Yesus terangkat ke sorga, dari bukit Zaitun rasul-rasul akhirnya kembali ke Yerusalem seperti yang diperintahkan Tuhan Yesus kepada mereka. Perjalanan itu mereka tempuh seperjalanan Sabat. Bagi orang Yahudi, Sabat merupakan hari istirahat total dan semua pekerjaan sama sekali terlarang. Pada hari Sabat, orang hanya diperbolehkan melakukan perjalanan sejauh 2000 cubit saja, itulah jarak yang disebut jarak sehari perjalanan Sabat. Satu cubit sama dengan 18 inci (±45m). Jadi jarak sehari seperjalanan Sabat itu kurang lebih setengah mil lebih.
Ketika rasul-rasul tiba di kota Yerusalem, mereka lalu masuk ke rumah salah seorang dari antara rasul-rasul (kemungkinan ruangan ini adalah ruangan yang dipakai untuk perjamuan terakhir (Luk 22:12) dan bisa jadi terletak di rumah Maria, ibu Markus, Kis 12:12) dan naik ke ruangan atas, tempat mereka menumpang. Mereka adalah Petrus, Yohanes, Yakobus, Andreas, Filipus, Tomas, Bartolomeus, Matius, Yakobus anak Alfeus, Simon orang Zelot dan Yudas anak Yakobus (bukan Yudas Iskariot). Yang menarik adalah saat itu yang berkumpul tidak hanya rasul-rasul saja tetapi juga ada beberapa perempuan serta Maria, Ibu Yesus dan saudara-saudara Yesus (Saudara tiri Yesus yaitu Yakobus, Yusuf, Simon, dan Yudas, Mat 13:55). Padahal kita tahu bahwa sepanjang hidup dan pelayanan Yesus, saudara-saudara-Nya justru berada dipihak lawan-lawan-Nya (Markus 3:21). Namun kematian Yesus telah membuka hati dan pikiran mereka sehingga mereka akhirnya sadar dan menerima Yesus. Apa yang mereka lakukan saat itu? Firman Tuhan katakan mereka semua bertekun (tidak terkecuali seorangpun) sehati dan berdoa sambil menanti turunnya Roh Kudus, seperti yang dijanjikan Yesus sebelum Ia terangkat ke sorga. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, bertekun itu berarti berkeras hati atau sunggung-sungguh. Dengan demikian kita dapat melihat bahwa rasul-rasul dan semua yang ada dalam ruangan tersebut sungguh-sungguh sehati (tidak saling berlawanan atau bersepakat) dalam doa secara bersama-sama. Tidak ada yang hanya duduk diam sedangkan yang lain sibuk berdoa dan berpuasa. Tetapi sebaliknya mereka semua sungguh-sungguh menyatukan hati dalam doa dan ini mereka lakukan bukan hanya sewaktu-waktu atau sampai Roh Kudus yang dijanjikan Yesus digenapi tetapi mereka lakukan itu terus menerus dalam kehidupan mereka selanjutnya. Dengan ketekunan dan kesehatian yang sungguh-sungguh dalam doa yang mereka panjatkan atau naikkan di hadapan Allah Bapa di sorga, maka mereka semakin dikuatkan dan diteguhkan dalam menantikan janji Tuhan melalui Roh Kudus.  

Bapak, Ibu, Saudara/I yang terkasih di dalam Tuhan Kita Yesus Kristus,

Apa yang dilakukan oleh para rasul dan murid-murid kiranya juga menjadi teladan dalam kehidupan kita saat ini, khususnya ketika kita sedang menghadapi pandemi covid-19 yang melanda seluruh dunia, termasuk pulau kita tercinta Sumba. Dibutuhkan ketekunan dan kesehatian kita semua (baik itu pemerintah, masyarakat warga gereja) untuk bersama-sama memanjatkan doa setiap hari agar wabah ini segera berlalu. Pemerintah tidak dapat bekerja sendiri dalam melakukan upaya pencegahan dan pemutusan mata rantai penyebaran covid-19 ini tanpa adanya dukungan dan kerja sama dari seluruh lapisan masyarakat, terkhususnya kita sebagai warga gereja. Pemerintah telah memberikan himbauan agar sementara waktu kita menghindari kerumunan dan menjaga jarak serta menggunakan masker saat berpergian dari rumah, maka itu harus kita taati betul. Jangan diabaikan atau dianggap sepele himbaun tersebut. Ini masih saja kita kumpul-kumpul di tempat yang ramai, tidak menjaga jarak satu dengan yang lain, keluar rumah tidak pakai masker dan lain sebagainya. Sebagai warga masyarakat yang baik kita harus patuh betul pada anjuran pemerintah dan mengikuti protokol yang diterapkan. Dan sebagai warga gereja, mari setiap hari (tanpa henti-hentinya) di rumah tangga kita masing-masing memanjatkan doa bagi semua pihak (pemerintah, kepolisan, para medis, LSM) agar senantiasa diberi kekuatan dan hikmat dalam melakukan tugas dan kerja mereka dan mendoakan saudara-saudari yang sudah terkena virus ini agar memperoleh kesembuhan serta mendoakan sesama kita yang saat ini susah akibat covid-19 (petani, pedagang, buruh kasar, dan sebagainya). Selamat hari minggu Tuhan Yesus memberkati kita semua, amin.  



Ibadah Minggu, 24 April 2020
GKS Jemaat Puu Naga
Oleh Pdt. Iston Umbu Kura Lena, S.SI.-Teol

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.