Jumat, 22 Mei 2020

TUHAN AKAN DATANG KEMBALI (KIS 1:1-11)

Pesan Injil: Arti dan Pentingnya Kenaikan Yesus ke Surga


Bapak, Ibu, Saudara/I yang terkasih di dalam Tuhan Kita Yesus Kristus,
Dibalik setiap perjumpaan pasti akan ada yang namanya perpisahan, itulah salah satu realita kehidupan yang terjadi di tengah dunia ini. Jika perjumpaan selalu diwarnai dengan perasaan sukacita atau bahagia, maka sebaliknya perpisahan akan diwarnai dengan perasaan sedih atau perasaan duka karena kepergian orang-orang yang kita kasihi. Ketika hal itu terjadi, maka kita berharap suatu saat nanti kita akan berjumpa kembali dengan mereka yang telah pergi atau berpisah dengan kita, entah itu karena kematian, pindah kerja, studi  dsb. Karena itu orang Barat pada umumnya tidak mengucapkan kalimat “don’t say goodbye” (artinya selamat tinggal) ketika berpisah dengan seseorang, tetapi mereka selalu menggunakan kalimat “see you again” (artinya sampai berjumpa atau bertemu kembali).   

Bapak, Ibu, Saudara/I yang terkasih di dalam Tuhan Kita Yesus Kristus,
Perikop bacaan kita hari ini bercerita tentang “Janji pencurahan Roh Kudus kepada murid-murid” (Ay.1-5) dan peristiwa tentang “Kenaikan Tuhan Yesus ke sorga,” sebagaimana yang disaksikan oleh orang banyak pada waktu itu. (Ay. 6-11). Sesudah kebangkitan dan penampakan Yesus kepada murid-murid, Ia berpesan agar mereka tetap tinggal di Yerusalem guna menanti penggenapan janji Tuhan yaitu Roh Kudus yang akan dicurahkan atas mereka sehingga mereka dapat bersaksi dan melanjutkan pekerjaan Kristus di tengah dunia dalam memberitakan kabar sukacita kepada manusia. Namun sebelum janji itu digenapi, murid-murid meminta kepada Yesus agar Ia memulihkan keadaan Israel pada masa itu (Ay.6). Karena umat Tuhan pada saat itu sedang hidup dalam kesusahan dan penderitaan akibat penjajahan Romawi. Akan tetapi Yesus dengan tegas mengatakan kepada mereka bahwa pemulihan itu akan terjadi menurut ketetapan atau kehendak Allah Bapa di sorga (waktu Allah) dan karena itu mereka tidak perlu tahu kapan waktunya. Yang harus mereka lakukan adalah tetap menanti janji Tuhan itu dengan tinggal di Yerusalem (Ay. 7) sampai janji itu digenapi sehingga mereka dapat menyampaikan kabar sukacita kepada orang lain (Ay.8). Sesudah Yesus mengatakan hal itu kepada murid-murid, maka terangkatlah Ia ke sorga (Ay.9). Peristiwa kenaikan Yesus ke sorga adalah suatu perpisahan dengan murid-murid. Namun perpisahan itu bukan lagi dalam suasana yang penuh dengan kesedihan atau dalam suasana duka melainkan terjadi dalam suasana yang penuh takjub dan sukacita karena perpisahan itu hanya bersifat sementara, sebab Tuhan Yesus akan datang kembali dalam kemuliaan-Nya. Yah benar Tuhan akan datang kembali dengan cara yang sama seperti saat Ia terangkat ke sorga (Ay.11). Sementara murid-murid merasa takjub dengan peristiwa itu, tiba-tiba berdirilah dua orang berpakaian putih (yaitu malaikat Tuhan) menegur mereka agar mereka tidak hanya berdiiri (tidak melakukan sesuatu) menatap kepergian Yesus ke sorga (Ay.10-11), melainkan mereka harus pergi melakukan apa yang Tuhan Yesus perintahkan kepada mereka.  

Bapak, Ibu, Saudara/I yang terkasih di dalam Tuhan Kita Yesus Kristus,
Tidak terasa sudah beberapa bulan ini kita hanya bisa “berdiam diri” karena kemelut akibat pandemi covid-19. Kita dihimbau untuk melakukan “social distancing” (menghindari kerumunan orang banyak dengan berdiam diri di rumah/ stay at home) dan “physical distancing” (menjaga jarak) dengan orang di sekitar kita. Bahkan Presiden Jokowi meminta kita untuk bekerja dari rumah (work from home), belajar dari rumah (sekolah-sekolah diliburkan) dan ibadah di rumah (salah satu buktinya yaitu seperti yang kita lakukan saat ini dalam ibadah peringatan kenaikan Yesus ke sorga) demi memutus mata rantai penyebaran covid-19 ini. Lalu kitapun bertanya-tanya kapan badai ini akan berlalu dari muka bumi? Kapan kehidupan ini kembali normal seperti sebelumnya sehingga kita dapat beraktivitas seperti sediakala? Kapan kemelut ini akan berakhir? Yang terpenting saat ini adalah bukan “kapan”nya tapi “apa” yang harus kita lakukan di tengah situasi yang penuh pergumulan tersebut? Akankah kita akan terus berdiam diri tanpa melakukan sesuatu? Atau justru banyak hal yang dapat kita lakukan saat ini? Misalnya berbagi dengan orang yang susah meskipun mungkin saat ini keadaan kita juga sedang dalam kesusahan, menguatkan sesama yang sedang lemah, menghibur yang sedih dan lain sebagainya. Dan secara khusus, sebagai anak-anak Tuhan di tengah situasi saat ini bagaimana kita merayakan dan memaknai hari kenaikan Tuhan kita Yesus Kristus? Ingatlah bahwa Tuhan akan datang kembali. Hari Tuhan akan tiba dan sambil kita menanti kedatangan Tuhan kembali ke dunia, kita diajak untuk hidup dalam kesucian dan kesalehan (tekun beribadah, rajin baca Alkitab, berdoa, tetap bersyukur kepada Tuhan meskipun keadaan sedang susah dsb) seperti yang dikatakan dalam nats pembimbing kita tadi dari 2 Petrus 3:10-11. Sekalipun saat ini kita tidak beribadah di gereja, namun bukan berarti bahwa ibadah kepada Tuhan “ditiadakan” atau “diliburkan.” Sebaliknya kita dapat berjumpa dengan Tuhan bersama seluruh anggota keluarga kita melalui ibadah di rumah tangga kita masing-masing. Kita harus lebih dekat kepada Tuhan bukan justru semakin hidup jauh dari-Nya. Selamat merayakan dan memaknai kenaikan Tuhan kita Yesus Kristus dengan penuh sukacita dan takjub meskipun keadaan saat ini sedang sulit dan percayalah bahwa Tuhan akan datang kembali dalam kemuliaan-Nya untuk memulihkan keadaan atau kehidupan kita saat ini, termasuk memusnahkan virus corona atau covid-19 ini dari muka bumi. Selamat merayakan kenaikan Yesus Kristus ke sorga, Tuhan memberkati kita semua, amin.

Renungan Ibadah Kenaikan Yesus Kristus, Kamis, 21 Mei 2020
GKS Jemaat Puu Naga
Oleh Pdt. Iston Umbu Kura Lena, S.Si-Teol

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.