Jumat, 12 Juni 2020

ALLAH BERTINDAK (KEL 2:1-10)

Inilah Alasan Bunda Yukabad Menghanyutkan Nabi Musa ke Sungai Nil ...


Penjelasan Perikop Alkitab
         Sesudah menggambarkan penderitaan umat Israel di tanah Mesir, penulis kitab Keluaran menceritakan riwayat kelahiran Musa dan bagaimana nyawanya diselamatkan dari perintah Firaun bahwa “segala anak laki-laki yang lahir bagi orang Ibrani” harus dilemparkan ke sungai Nil (Kel 1:22). Meskipun dalam kisah ini tidak disebutkan nama Allah, namun jika kita melihat seluruh cerita dan konteks yang terdapat dalam kitab Keluaran, kita akan melihat bahwa kitab ini terutama menceritakan mengenai penyelamatan umat Israel oleh Allah dari perbudakan di Mesir. Dan hal itu dimulai dengan mempersiapkan seorang pemimpin yaitu Musa yang akan memimpin umat Israel keluar dari tanah Mesir menuju tanah perjanjian. 

         Dikisahkan bahwa ada seorang anak yang lahir dari keluarga Lewi. Dikemudian hari anak itu diberi nama Musa (kata Ibraninya Moseh atau Moyses yang berarti “ditarik dari air” sedangkan menurut bahasa Mesir, Musa berarti “anak”). Meskipun nama kedua orang tuanya tidak disebutkan disini, hanya dikatakan ia berasal dari seorang laki-laki dan perempuan dari keluarga Lewi, tetapi jika kita membaca Kel 6:19 dan Bil 26:59 ayah Musa adalah Amram dan ibunya bernama Yokhebed. Saudara perempuan Musa (kakaknya) bernama Miryam (Kel 15:20) dan Harun (Kel 6:19; Bil 26:59). Kelahirannya disembunyikan oleh kedua orang tuanya demi keselamatan Musa karena takut dengan Firaun. Namun sesudah tiga bulan lamanya ia disembunyikan, orang tuanya lalu mengambil suatu tindakan dengan “menaruh” anak itu disungai Nil dengan harapan ia diselamatkan oleh orang Mesir. Karena itu orang tuanya lalu membuat sebuah peti pandan (pandan adalah salah satu jenis tanaman yang biasa dipakai untuk membuat kertas tulis dan juga keranjang serta perahu; bc. juga Yes 18:2) dipakainya dengan gala-gala dan ter (yaitu suatu bahan yang membuat peti itu tahan air) dan meletakkan bayi itu di dalamnya serta peti itu ditaruh di tengah-tengah teberau (yaitu rumput tinggi yang banyak tumbuh di sekitar sungai Nil) sungai Nil. Dan untuk memastikan bahwa rencana mereka berjalan dengan baik, maka kakak anak itu berdiri tidak jauh untuk melihat apa yang terjadi selanjutnya. Beberapa waktu kemudian datanglah putri Firaun untuk mandi di sungai Nil dan ketika ia melihat ada sebuah peti di situ, disuruhnyalah dayang-dayangnya untuk memeriksa peti itu. Ternyata di dalamnya ada seorang bayi dan putri Firaun tahu bahwa bayi itu pastilah orang Ibrani (orang Israel awalnya disebut sebagai orang Ibrani. Dikemudian hari barulah mereka disebut sebagai orang Israel ketika 12 suku dari kaum keturunan Yakub itu bersatu secara politik). Timbullah belas kasihnya kepada bayi itu dan ia berniat untuk mengambilnya. Miryam yang sejak awal memperhatikan adiknya itu dari jauh segera datang dan menawarkan solusi untuk mencarikan perempuan Ibrani yang akan menyusukan bayi itu. Dan perempuan Ibrani itu adalah ibu Musa sendiri. Ketika anak itu telah besar (ungkapan bahasa Ibrani “telah besar” dapat diterjemahkan juga dengan kata “bertambah besarlah anak itu” dan dalam konteks ini menunjuk pada saat anak itu disapih. Di Israel Kuno, seorang anak biasanya disapih saat berumur tiga tahun), maka ibunya membawa anak itu kembali kepada putri Firaun dan putri Firaun lalu mengangkat anak itu menjadi anaknya serta memberi nama anak itu Musa sebab katanya : “Karena aku telah menariknya dari air.”     
     
        Dari perikop ini kita dapat melihat bahwa meskipun nama Allah tidak disebut secara langsung, tapi bukan berarti Allah tidak turut terlibat di dalamnya. Sebaliknya, kita dapat melihat Allah justru bertindak di tengah penderitaan dan perbudakan yang dialami oleh umat Israel di Mesir. Dia bertindak meskipun tidak terlihat dengan menyelamatkan seorang anak yang bernama Musa, yang dipersiapkan sejak awal untuk menjadi seorang pemimpin yang akan membawa umat Israel keluar dari perbudakan di Mesir melalui putri Firaun. Allah melaksanakan maksudNya melalui manusia yaitu Musa dan putri Firaun.

         Sebagaimana Allah bertindak di tengah penderitaan dan pergumulan yang dialami umat Israel di Mesir pada waktu itu, maka Allah juga bertindak di tengah penderitaan dan pergumulan yang kita alami saat ini, khususnya di tengah pandemi covid 19. Meskipun Ia tidak terlihat tetapi Ia selalu ada dalam setiap kehidupan kita. Ia tidak akan membiarkan kita selama-lamanya berada di tengah penderitaan dan pergumulan itu, sebaliknya Ia akan mengangkat (menyelamatkan) kita dari tengah penderitaan dan pergumulan hidup. Yah Allah bertindak dan melaksanakan rencanaNya dengan memakai siapa saja yang mungkin tidak kita kenal untuk membawa kita keluar dari tengah penderitaan dan pergumulan. Misalnya di tengah pandemi covid-19 saat ini, Allah memakai pemerintah dan aparat keamaan untuk melakukan upaya pencegahan penyebaran covid-19 dan juga para tenaga medis untuk mengobati masyarakat yang terpapar covid-19. Percayalah Allah selalu bertindak dalam kehidupan kita dengan caraNya. Selamat menjalani hari-hari kita selanjutnya Tuhan memberkati kita semua, amin.

Liturgi Ibadah
1.       Sapaan Majelis jemaat
2.       Nyanyian Pembukaan KJ 5 : 1 & 3 “Tuhan Allah, Namamu”
3.      Votum + Salam : Kebaktian rumah tangga ini kiranya berlangsung dalam nama Allah Tritunggal, Bapa, Putra dan Roh Kudus.
“Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah Tritunggal, turunlah atas kita sekalian,” Amin.
4.       Nyanyian respon KJ 5 : 6 & 7 “Tuhan Allah, Namamu”
5.       Doa pelayanan Firman Tuhan
6.       Pembacaan Alkitab Rumah Tangga : Kel 2:1-10

       Bapak/Ibu/Sdr/I yang terkasih dalam Tuhan Kita Yesus Kristus,
          Jika Allah itu ada, di manakah Ia dan mengapa masih banyak orang yang hidup menderita? Kata salah seorang dosen kepada mahasiswanya saat mereka sedang bercakap-cakap. Mahasiswa itu tertegun sejenak karena tidak tahu harus berkata apa untuk menjawab pertanyaan sang dosen tersebut. Lalu tiba-tiba ia menampar dosennya itu. Sang dosenpun terkejut lalu bertanya kepada mahasiswa tersebut mengapa ia ditampar!!! Mahasiswa itupun berkata apa yang bapak rasakan ketika ditampar? Sakitlah kata sang dosen tersebut. Jika sakit, sekarang bapak tolong tunjukan mana sakit itu? Dosen itupun terdiam. Yah bapak tidak dapat menunjukan sakit itu tetapi bapak dapat merasakan sakit itu bukan? Demikian pula Allah. Meskipun Ia tidak terlihat namun kita dapat merasakan kehadiranNya dalam hidup kita melalui tindakan orang-orang di sekitar kita, yang menolong kita saat kita ada dalam kesusahan dan penderitaan meskipun ada di antara mereka yang tidak kita kenal sekalipun. Allah dapat memakai siapa saja untuk melaksanakan rencanaNya dalam hidup kita. Inilah yang terjadi dalam kehidupan umat Israel pada masa silam ketika mereka ada dalam penderitaan dan perbudakan di Mesir. Allah hadir dalam kehidupan mereka melalui seorang tokoh yang bernama Musa. Bahkan sebelum Allah menyelamatkan umat Israel, Allah terlebih dahulu menyelamatkan Musa dengan tetap membiarkan dia hidup melalui puteri Firaun, sebagaimana yang dikisahkan dalam perikop bacaan kita saat ini.

     Bapak/Ibu/Sdr/I yang terkasih dalam Tuhan Kita Yesus Kristus,
          Musa adalah salah seorang anak yang dilahirkan dari kaum keluarga Lewi yang tinggal di Mesir. Sebagai orang Ibrani dan berjenis kelamin laki-laki, kehidupannya terancam karena Firaun telah mengelurkan perintah untuk membunuh atau membuang setiap anak laki-laki Ibrani yang dilahirkan di Mesir pada waktu itu. Karena itu orang tuanya lalu mengambil suatu tindakan penyelamatan dengan menaruh anak mereka di dalam keranjang dan diletakkan di sekitar sungai Nil. Lalu datanglah puteri Firaun untuk mandi di sungai Nil dan menemukan anak itu di sana. Miryam, sang kakak yang mengamati dari jauh lalu segera datang mendekat dan menawarkan suatu solusi kepada puteri Firaun agar anak itu untuk sementara waktu disusukan kepada seorang pengasuh sampai ia bertambah besar. Usul itu diterima oleh puteri Firaun dan anak itu lalu diberikan kepada seorang perempuan Ibrani untuk disusui yang adalah ibu kandungnya sendiri. Setelah anak itu bertambah besar, maka sang ibu lalu membawanya kembali kepada puteri Firaun dan puteri Firaun mengangkat anak itu menjadi anaknya dan memberi nama ia Musa sebab katanya : “Aku telah menariknya atau mengambil dia dari air.” Demikianlah Musa akhirnya tinggal di istana Firaun, menjadi anak angkat puteri Firaun. Allah telah bertindak menyelamatkan Musa melalui belas kasih puteri Firaun yang mau memelihara dan mengangkat Musa sebagai anaknya. Tindakan Allah yang menyelamatkan Musa sebagai tanda bahwa Allah telah memperhatikan penderitaan dan kesengsaraan umatNya di Mesir dengan menjadikan Musa sebagai seorang pemimpin yang nantinya akan membawa bangsa Israel keluar dari Mesir. Tindakan Allah ini sebagai wujud nyata kehadiranNya di tengah penderitaan umatNya.  

             Bapak/Ibu/Sdr/I yang terkasih dalam Tuhan Kita Yesus Kristus,
   Allah tidak hanya bertindak di tengah penderitaan dan pergumulan yang dialami oleh bangsa Israel di Mesir dengan menyelamatkan Musa melalui puteri Firaun, tetapi Allah juga turut bekerja dalam kehidupan kita saat ini, khususnya di tengah pandemi covid-19 saat ini. Di tengah penderitaan dan pergumulan hidup yang kita alami, Allah akan bertindak dengan caraNya meskipun kita tidak dapat melihat Dia secara langsung. Namun kita dapat melihat dan merasakan tindakan nyata Allah itu melalui orang-orang di sekitar kita bahkan mereka yang mungkin tidak kita kenal sekalipun. Tuhan memberkati kita semua.

7.       Persembahan diiringi KJ 299 : “Mengucap Syukurlah”
8.       Doa syukur (persembahan) dan syafaat.
9.       Nyanyian penutup  KJ 329 : 1-2 “Tinggal Sertaku”
10.   Berkat : “Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan , amin.  
(pemimpin dan jemaat menyanyikan lagu : Amin, amin, amin)




Bahan Pembacaan Alkitab Rumah Tangga
GKS Jemaat Puu Naga
Rabu - Jumat, 10-12 Juni 2020
Oleh Pdt. Iston Umbu Kura Lena, S.Si-Teol

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.