Minggu, 04 Februari 2018

PERUMPAMAAN TENTANG LALANG DI ANTARA GANDUM (MAT 13-24-30; 36-43)


Kembali lagi Yesus menggunakan sebuah perumpamaan yang kena mengena dengan kehidupan orang Galilea untuk menjelaskan tentang Kerajaan Sorga. Adapun isi dan arti dari perumpamaan tersebut adalah sebagai berikut :

No
Isi perumpamaan (ay. 24-30)
Arti dari perumpamaan tersebut (36-43)
1
Orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya yaitu benih gandum, lalu musuhnya datang pula untuk menaburkan benih lalang di ladang tersebut.

Orang yang menaburkan benih yang baik adalah Anak Manusia (Yesus Kristus), musuhnya adalah iblis dan ladang adalah dunia, Benih yang baik adalah anak-anak Kerajaan Sorga/ orang baik/orang yang taat melakukan kehendak Allah dan benih lalang adalah anak-anak si jahat/ orang yang jahat/yang tidak taat perintah Allah.
2
Benih gandum itu tumbuh dan berbulir. Demikian pula halnya dengan benih lalang tersebut.

Anak-anak Kristus dan anak-anak si jahat hidup bersama-sama dalam dunia ini; di dunia ini hidup orang yang baik dan orang yang jahat/ orang yang melakukan kehendak Allah dan yang tidak melakukan kehendak Allah; orang baik akan menghasilkan buah dan menjadi teladan yang baik bagi orang sekitar namun orang jahat juga akan menghasilkan buah tetapi buahnya itu membawa dampak yang tidak baik bagi orang sekitar (baca kelakuan mereka membawa pengaruh buruk bagi orang sekitar).
3
Hamba-hamba tuan itu melaporkan kepada tuannya apa yang terjadi.

Hamba-hamba tuan itu/ para penuai itu ialah malaikat yang melaporkan apa yang sedang terjadi di dunia kepada Anak Manusia yaitu Yesus Kristus.
4
Biarkanlah keduanya tumbuh sampai pada waktu menuai. Ketika tiba waktunya menuai, lalang terlebih dahulu akan dikumpulkan untuk dibakar tetapi gandum akan dikumpulkan kemudian untuk dimasukkan ke dalam lumbung.

Waktu menuai ialah akhir zaman. Pada akhir zaman, Yesus akan menyuruh malaikatnya untuk memisahkan orang-orang yang jahat dari orang-orang yang baik. Orang jahat yang tidak mau taat kepada perintah Tuhan akan dilemparkan ke dalam api penyiksaan sedangkan orang yang baik yang senantiasa memberlakukan Firman Tuhan dalam kehidupan mereka akan masuk dalam Kerajaan Sorga.  

Jadi cukup jelas bagi kita arti dari perumpamaan Yesus tersebut. Bahwa Kerajaan Sorga itu datang secara bertahap dan bahwa penghukuman Tuhan itu bagi orang-orang jahat akan berlaku pada saat akhir zaman. Perikop ini ditutup dengan seruan “Siapa bertelinga hendaklah ia mendengar.” Melalui Firman Tuhan ini, kita diajak untuk memeriksa diri kita, apakah kita merupakan gandum atau lalang? Apakah kita adalah orang-orang yang mau memberlakukan Firman Allah dalam kehidupan kita sehingga kehidupan kita menjadi berkat bagi sesama ataukah sebaliknya kita menjadi orang-orang yang jahat, yang tidak mau mentaati Firman Tuhan sehingga membawa pengaruh buruk atau menjadi batu sandungan bagi orang lain, terutama keluarga kita? Ingatlah jika tiba waktunya nanti, Tuhan akan memisahkan lalang dan gandum. Tuhan Yesus memberkati.
   

Image result for LALANG DAN GANDUM


Renungan :
Di dunia ini, kita akan menemukan orang yang baik dan orang yang berlaku jahat. Bila kita bertemu dengan orang yang baik, hati kita merasa senang dan kita akan berusaha menjalin hubungan yang baik dengan orang tersebut. Namun jika kita bertemu dengan orang yang jahat, hati kita mungkin kesal, timbul kebencian bahkan “mengutuk” perbuatan mereka. Ambil contoh dengan kasus pembunuhan di Sabu dan Sumba Tengah baru-baru ini. Tentu kita sangat membenci perilaku biadab yang dilakukan orang-orang tersebut yang dengan tega merenggut nyawa anak-anak yang tidak bersalah. Tanggapan kita mungkin berbeda-beda tetapi kita sepakat bahwa pelaku dari tindakan tersebut harus dihukum dan menerima ganjaran hukum yang sepantasnya. Yang baik dipuji dan yang jahat dikecam. Hal inipun berlaku dalam kehidupan orang percaya sebagaimana nampak dalam bacaan kita saat ini.  

Dikatakan bahwa pada suatu hari ada seorang penabur yang menaburkan benih yang baik di ladangnya. Penabur tersebut adalah Yesus Kristus, benih yang ditabur adalah Firman Tuhan dan ladangnya adalah dunia. Yesus memberitakan Firman Allah tentang Kerajaan Sorga kepada dunia. Namun ketika malam tiba, musuh dari penabur yaitu Iblis juga menaburkan benih lalang di ladang tersebut. Artinya bahwa di dunia ini Iblis juga sedang menaburkan benih-benih kejahatan/ yang merusak kehidupan orang baik supaya mereka menjadi jahat (kebencian, permusuhan, pembunuhan dsb). Akhirnya di ladang tersebut, benih gandum dan benih lalang tumbuh bersama-sama. Mereka sulit dibedakan hingga waktu menuai tiba. Kehidupan orang baik dan orang jahatpun demikian sulit dibedakan. Ketika hal itu dilihat oleh hamba-hamba tuannya yaitu malaikat-malaikat Allah, mereka meminta kepada tuannya untuk mencabut benih lalang tersebut sehingga tidak mengganggu pertumbuhan benih gandum. Menurut mereka orang jahat perlu dilenyapkan dari dunia ini agar di dunia ini hanya ada orang-orang yang baik saja, yang melakukan kehendak Allah. Tetapi dengan tegas tuannya menolak. Sebab akan ada waktunya nanti ketika musim menuai tiba, maka lalang tersebut yang akan diambil pertama untuk diikat dan dibakar lalu sesudah itu barulah gandum tersebut dipanen untuk dimasukkan ke dalam lumbung. Artinya jika akhir zaman itu tiba, maka Tuhan akan mengadili orang yang jahat dan membuang mereka ke dapur api (neraka) dan disanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi yang menjadi simbol dari penderitaan. Tetapi bagi orang baik, yang melakukan kehendak Allah, mereka justru akan hidup bercahaya oleh karena mereka akan tinggal bersama-sama dengan Kristus di Kerajaan-Nya. Mengapa Yesus membiarkan atau menunda-nunda penghukuman bagi orang yang jahat sampai tiba hari penghakiman? Ini menandakan bahwa Yesus sedang memberikan kesempatan kepada orang yang jahat untuk segera bertobat dan hidup seturut kehendak Allah. Sedangkan bagi kita anak-anak Terang (orang-orang yang melakukan kehendak Allah), teruslah hidup dengan menaburkan kebaikan dan memberitakan Kerajaan Allah bagi dunia ini, sehingga banyak jiwa hidup dalam pertobatan dan mereka juga turut bersama-sama dengan kita di Sorga kelak.

Lalu bagaimana dengan kehidupan kita saat ini? Dimanakah tempat kita? Apakah hidup kita selama ini telah menjadi benih yang baik ataukah benih yang jahat? Gandum atau ilalang? Melalui Firman Tuhan hari ini, kita diingatkan untuk hidup seperti benih yang baik, yang berbuah sehingga menjadi berkat bagi sesama.
“Lalang akan tumbuh tetapi menuju kebinasaan,
dan Gandum bertumbuh untuk menghasilkan buah dan menuju kekekalan.”

 Bahan PART GKS Jemaat Parakamaru (Minggu ke 2 Februari 2018)
Oleh Vic. Iston Umbu Kura Lena, S.Si-Teol



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.