Minggu, 04 Februari 2018

PERUMPAMAAN TENTANG BIJI SESAWI DAN RAGI (MATIUS 13:31-35)


Kembali lagi Yesus menjelaskan Hal Kerajaan Sorga kepada orang banyak dengan menggunakan perumpamaan dari Biji Sesawi dan Ragi.


Image result for POHON SESAWI


Ayat 31-32 :
Biji sesawi adalah biji yang paling kecil dari segala jenis biji-bijian yang ada; besarnya hanya 1 mm/seukuran kepala jarum pentul dan beratnya seperseribu gram. Tetapi jika benih ini tumbuh, maka ketinggiannya dapat mencapai 2m- 3m, melebihi tanaman sayuran lainnya, bahkan dapat menjadi pohon, sehingga burung-burung dapat bersarang diatasnya. Demikian pula halnya dengan Kerajaan Sorga. Yesus memulai pengajaran tentang Kerajaan Sorga dari sesuatu yang kecil/ sederhana, dimana Ia memulai pelayanan dari desa yang terpencil, metode pelayanan yang tampak sederhana (berjalan kaki dari desa yang satu ke desa yang lain), Ia berkhotbah di tengah-tengah masyarakat yang beragama Yahudi, tetapi tidak banyak orang yang percaya kepada-Nya. Murid-Nya pun hanya 12 orang. Semuanya itu kelihatan sebagai “suatu biji sesawi” saja. Tetapi pada akhirnya sekalipun pemberitaan tentang Kerajaan Sorga itu dimulai dari sesuatu yang kecil/ sederhana, dengan jumlah pengikut-Nya yang masih sedikit, namun dikemudian hari menjadi lebih besar, yang ditandai dengan semakin banyak orang-orang yang tertarik dengan pemberitaan Yesus. Bahkan pemberitaan tersebut membawa orang-orang dari segala bangsa untuk masuk/ ambil bagian dalam Kerajaan Sorga (seperti burung-burung yang datang bertengger di atas pohon sesawi). Pekerjaan Yesus yang dimulai dari pelayanan kecil di kampung Galilea, telah menyebar luas hingga ke seluruh dunia. Dari jaman Yesus hingga masa kini, pengikut Kristus semakin bertambah; sama halnya kekristenan telah berkembang dengan cukup pesat sehingga menjadi salah satu agama besar di dunia saat ini. 

Ayat 33 :           
Ragi adalah sesuatu yang sering dipakai oleh perempuan di Palestina untuk membuat roti, demikian juga perempuan dalam bacaan kita saat ini, dimana dikatakan bahwa ia memasukan sedikit ragi ke dalam 3 sukat ( 1 sukat 12 liter; 3 sukat berarti ± 36 liter) tepung sehingga adonan tersebut menjadi khamir (artinya mengembang) seluruhnya. Walaupun ragi itu sedikit saja kalau dibandingkan dengan tepung yang banyak itu, namun pada akhirnya ragi itu “menang,” sehingga adonan tersebut menjadi khamir seluruhnya. Demikian pula halnya dengan Kerajaan Sorga, sekalipun pemberitaan-Nya dimulai dari sesuatu yang kecil (dari kampung yang sederhana), namun pada akhirnya pemberitaan itu memberi dampak bagi orang banyak di Palestina bahkan hingga ke kota-kota (Galilea-Yudea dan sekitarnya). Pemberitaan tentang Kerajaan Sorga telah membawa pertobatan bagi banyak orang; ajaran Yesus telah membawa perubahan besar bagi kehidupan orang banyak pada waktu itu hingga saat ini.

Ay. 34-35 :         
Mengapa Yesus menggunakan perumpamaan untuk menjelaskan tentang Kerajaan Sorga? Supaya genaplah apa yang dikatakan Firman Allah melalui nabi bahwa “Yesus akan menyingkapkan apa yang tersembunyi, hal tentang Kerajaan Sorga dengan suatu perumpamaan.”

Dari perumpamaan tersebut kita diajarkan bahwa : 
1.   Sesuatu yang dimulai dari hal-hal yang kecil atau sederhana, jika dilakukan dalam terang Firman Allah, maka dikemudian hari ia akan berdampak besar (seperti biji sesawi yang kecil namun dikemudian hari ia menjadi tanaman yang lebih tinggi dari tanaman lainnya). Hal ini dapat kita mulai pertama-tama di tengah kehidupan keluarga kita masing-masing. Ketika suami mau menolong meringankan pekerjaan istri di rumah, maka pekerjaan istri di rumah tangga menjadi lebih ringan. Demikian pula sebaliknya, ketika istri dapat menggunakan uang dengan seperlunya, maka akan meringankan beban suami. Anakpun demikian. Ketika anak tidak banyak menuntut agar orang tua selalu memenuhi keinginannya, maka itu akan meringankan beban orang tua.

2.  Sesuatu yang kecil, mampu mengubahkan hal-hal disekitar. Misalnya ketika ada sesama kita yang sedang sakit atau sedang susah kita mau mendoakan atau bahkan menolong meringankan beban mereka, maka apa yang kita lakukan itu pasti akan berdampak besar dalam kehidupan mereka. 

Renungan :

Bapak/Ibu/Sdr/I yang terkasih dalam Tuhan Kita Yesus Kristus,
 Suatu hari seorang Bapak mengajak anaknya ke sebuah danau yang airnya bersih dan tenang. Lalu bapak tersebut mengambil sebuah batu kecil dan melemparkannya ke air hingga menimbulkan beberapa gelombang. Anak itupun bertanya kepada bapaknya apa artinya itu bagi dirinya? Bapak itu menjelaskan kepada anaknya bahwa batu yang kecil, mampu menimbulkan gelombang yang cukup besar di danau tersebut. Demikian juga halnya dalam hidup ini, ketika kita melakukan “sesuatu yang kecil atau melakukan hal-hal yang sederhana,” maka dikemudian hari “sesuatu yang kecil” atau “sesuatu yang sederhana” itu akan menjadi besar dan memberi dampak bagi orang banyak. Inilah yang diajarkan Yesus dalam perumpamaan biji sesawi dan ragi.

Bapak/Ibu/Sdr/I yang terkasih dalam Tuhan Kita Yesus Kristus,
          Biji sesawi adalah biji yang paling kecil di antara biji-biji lainnya, namun ketika ia tumbuh, ia dapat menjadi tanaman sayuran yang cukup tinggi bahkan burung-burung dapat bersarang di atasnya. Demikian pula dengan ragi. Meskipun ia di masukan ke dalam adonan tepung yang cukup banyak ( 3 sukat), namun dengan sedikit ragi, adonan tepung tersebut mampu menjadi khamir/ mengembang sehingga adonan tersebut menjadi lebih banyak. Kedua perumpamaan tersebut digunakan Yesus untuk menggambarkan tentang Kerajaan Sorga. Bahwa pemberitaan mengenai Kerajaan Sorga, sekalipun di mulai dari “sesuatu yang kecil;” dimulai dari perkampungan sederha dan di Galilea, namun dikemudian hari pemberitaan itu telah berkembang dengan pesat hingga ke kota-kota di Galilea dan Yudea hingga Palestina dan sekitarnya. Tidak hanya itu saja, pemberitaan tersebut juga telah membawa dampak atau perubahan besar bagi banyak orang yang menerima ajaran Yesus tersebut, sehingga orang banyak berbondong-bondong untuk mengikut Yesus. Biji sesawi dan ragi adalah sesuatu yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat Palestina. Demikian pula halnya dengan segala ajaran Yesus mengenai Kerajaan Allah. Semuanya penting bagi kehidupan umat manusia pada masa itu dan masa kini.  

Bapak/Ibu/Sdr/I yang terkasih dalam Tuhan Kita Yesus Kristus,

          Dalam menjalani kehidupan ini, seringkali kita menganggap bahwa hidup ini hanya perlu diisi dengan melakukan perbuatan-perbuatan yang besar dan mengabaikan sesuatu yang kita anggap sebagai hal-hal yang terlalu kecil atau sederhana untuk dilakukan. Kita berpikir bahwa dengan melakukan hal-hal yang besar dalam hidup ini maka hidup kita akan lebih bermakna. Misalnya seandainya saya memiliki uang yang banyak, maka akan saya gunakan untuk membuka usaha dan menolong yang kekurangan; seandainya saya punya uang yang banyak, saya akan memberikan persembahan yang besar untuk mendukung pelayanan di gereja; seandainya saya dsb. Apakah memang demikian Bpk/Ibu/Sdr/i? Menjadikan hidup ini lebih bermakna tidak selamanya diukur dari “sesuatu yang besar” tetapi juga ketika kita melakukan “hal-hal yang kecil/sederhana,” tetapi memberi dampak bagi kehidupan orang banyak. Hal ini dapat kita mulai pertama-tama di tengah kehidupan keluarga kita masing-masing. Ketika suami mau menolong meringankan pekerjaan istri di rumah, maka pekerjaan istri di rumah tangga menjadi lebih ringan. Demikian pula sebaliknya, ketika istri dapat menggunakan uang dengan seperlunya, maka akan meringankan beban suami. Anakpun demikian. Ketika anak tidak banyak menuntut agar orang tua selalu memenuhi keinginannya, maka itu akan meringankan beban orang tua. Sesuatu yang kecil, mampu mengubahkan hal-hal disekitar. Lalu Apa yang akan kita lakukan dalam hidup ini untuk menjadi berkat bagi sesama? Khususnya bagi Hormat dan Kemuliaan nama Tuhan? Misalnya ketika ada sesama kita yang sedang sakit atau sedang susah kita mau mendoakan atau bahkan menolong meringankan beban mereka, maka apa yang kita lakukan itu pasti akan berdampak besar dalam kehidupan mereka. Bahkan dalam kehidupan beriman, ketika kita melihat ada saudara-saudari kita yang sudah lama tidak ke Gereja, maka kita dapat mengingatkan mereka agar kembali dekat dengan Tuhan melalui kehidupan persekutuan bersama. Ingatlah biji sesawi dan ragi, sekalipun kecil, namun memiliki dampak yang luar biasa bagi orang banyak. Sekecil apapun perbuatan kita, selama itu berkenan di hadapan Tuhan, maka akan berdampak dan menjadi berkat bagi sesama. Tuhan Yesus memberkati kita semua, amin.

 Bahan PART GKS Jemaat Parakamaru (Minggu ke 3 Februari 2018)
Oleh Vic. Iston Umbu Kura Lena, S.Si-Teol

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.