Minggu, 02 Agustus 2020

ARAHKANLAH HATIMU KEPADA TUHAN (MAT 14:13-21)

Kumpulan Khotbah: Memberi Makan 5000 Orang : Filipus dan Andreas

Bapak/Ibu/ Sdr/I yang terkasih dalam Tuhan Kita Yesus Kristus…………………………………………………
Menurut sebuah survey yang dilakukan oleh sebuah gereja terhadap 12.000 warga jemaatnya, ditemukan bahwa rata-rata warga jemaat hanya mampu mendengar dan memusatkan perhatiannya pada khotbah sekitar 15 – 20 menit. Sesudah itu perhatian dan pendengaran jemaat teralihkan dengan hal-hal lain. Jemaat mulai sibuk dengan urusannya sendiri dan tidak lagi mendengarkan khotbah pendeta dengan baik. Hal ini dikuatkan dengan pandangan dan survey yang dilakukan oleh para ahli salah satunya oleh Direktur Pusat Neurosains Universitas Muhammadiyah Prof Dr. Hamka (UHAMKA) dr Rizky Edmi Edison, Phd dimana ia mengatakan bahwa kemampuan mendengar seseorang rata-rata maksimal 20 menit. Selebihnya perhatiannya teralihkan. Lalu bagaimana kita sebagai umat Tuhan dapat tetap mengarahkan hati dan hidup kita kepada Tuhan dalam sepanjang hidup ini? Adakah dampak yang ditimbulkan saat hati dan hidup kita benar-benar terarah kepapda Tuhan?


Bapak/Ibu/ Sdr/I yang terkasih dalam Tuhan Kita Yesus Kristus…………………………………………………
       Dalam kenyataan hidup kita sehari-hari, ada banyak hal atau godaan yang datang dalam hidup kita, yang membuat hati dan hidup kita tidak lagi terarah dan terpusatkan pada Tuhan. Hal-hal atau godaan-godaan tersebut antara lain ketika kita lebih mengandalkan pada logika dan kekuatan serta kemampuan diri, yang membuat kita mengecilkan kepercayaan dan kekuatan serta pertolongan Tuhan dalam hidup kita. Kita lebih fokus pada diri sendiri daripada mengarahkan hati dan pikiran kita kepada Tuhan. Ada juga godaan untuk mengandalkan orang lain, relasi-relasi atau koneksi kita daripada mengandalkan Tuhan. Bahkan tidak sedikit pula ada orang beriman yang lebih memusatkan hal-hal pada sesuatu yang bersifat supranatural daripada memusatkan dirinya pada Tuhan yang mampu melakukan sesuatu yang mustahil dalam hidup kita. Hal ini nampak dalam perikop bacaan kita hari ini, sebagaimana yang dikisahkan dalam Injil Mat 14:13-21.  

Ketika Yesus mendengar apa yang terjadi dengan saudaranya, Yohanes Pembaptis, Yesus perlu menyingkir dari Herodes Antipas (Ay.13). Ia lebih berhati-hati lagi dalam melakukan tugas dan karyaNya. Dan Yesus juga perlu mengasingkan diri dari kerumunan orang-orang yang selalu mengikutiNya agar Ia memiliki waktu yang cukup untuk beristirahat dan bercakap-cakap dengan murid-muridNya (Mrk 6:31). Karena itu Yesus memutuskan untuk naik ke sebuah perahu dan bertolak ke seberang Danau Galilea dan sampailah Yesus ke daerah Betsaida (Luk 9:10). Ketika Yesus sampai di kota itu, orang banyak tetap saja berbodong-bondong mengikuti Dia dengan mengambil jalan darat dari kota ke kota. Apa yang membuat orang banyak terus mengikuti Yesus? Salah satunya adalah karena mujizat-mujizat yang Yesus lakukan untuk menyembuhkan orang banyak (Yoh 6:2).

Meskipun lelah dan butuh istirahat, namun karena belas kasih Yesus terhadap orang banyak itu, Yesus lalu menyembuhkan mereka yang sakit (ay. 14) dan mengajarkan tentang Kerajaan Sorga. Tanpa disadari hari sudah mulai gelap sedangkan orang banyak itu masih terus bersama dengan Yesus dan mereka berada di tempat yang sunyi, yang jauh dari pemukiman warga. Karena itu murid-muridpun meminta supaya Yesus segera menyuruh orang banyak itu pulang agar mereka dapat mencari makan dan penginapan di sekitar situ. Tetapi Yesus justru meminta agar murid-muridNya yang memberi makan orang banyak itu (ay. 17). Lalu apa jawab murid-murid Yesus pada saat itu? Di sini kami hanya mempunyai lima roti dan dua ikan (Ay. 17). Secara logika, kekuatan dan kemampuan lima roti dan dua ikan tentu tidaklah cukup untuk memberi makan orang sebanyak itu. Paling-paling hanya cukup untuk lima – sepuluh orang saja. Di sini kita melihat bahwa murid-murid lebih memfokuskan pada logika, kekuatan dan kemampuan diri daripada fokus kepada Tuhan. Namun Yesus justru berkata sebalakinya, “… kamu harus memberi mereka makan (Ay. 16) dan untuk memberi makan orang sebanyak itu, Yesus memfokuskan diri pada kuasa Allah. Karena itu Yesus berkata selanjutnya “… Bawalah ke mari kepada-Ku (Ay. 18)”. Apa yang dibawa kepada Yesus? Lima roti dan dua ikan. Sesudah murid-murid membawa kepada Yesus, Ia lalu menengadahkan ke langit (mengarahkan hati dan hidup kepada Tuhan) dan mengucap berkat (Ia percaya bahwa Tuhan sanggup mencukupkan segala kebutuhan orang banyak pada waktu itu) dan sesudah itu Yesus lalu memberikan kepada murid-murid-Nya untuk dapat dibagikan kepada orang banyak yang ada saat itu (Ay. 20). Lalu apa yang terjadi saat itu? Orang banyak makan sampai kenyang bahkan tersisa dua belas bakul. Mujizat terjadi dalam kehidupan manusia.  Orang banyak yang jumlahnya kira-kira lima ribu orang laki-laki, belum termasuk anak-anak dan perempuan semuanya makan dengan kenyang bahkan masih tersisa dua belas bakul penuh. Apa yang dapat kita pelajari dari kisah tersebut?   

Bapak/Ibu/ Sdr/I yang terkasih dalam Tuhan Kita Yesus Kristus…………………………………………………

Ada dua hal yang dapat kita ambil sebagai pesan dari perikop Firman Tuhan hari ini yaitu :

1.    Sekalipun lelah dan membutuhkan istirahat, namun karena belas kasih Yesus terhadap orang banyak Ia tetap melayani kebutuhan mereka. Kehidupan Yesus berdampak bagi orang banyak karena Yesus lebih mengarahkan hati dan hidupNya pada kehendakak BapaNya di sorga daripada mengarahkan hati dan hidup pada diri sendiri, yaitu hidup yang menjadi berkat bagi sesama.
Aplikasi : Rutinitas dan aktivitas kita sehari-hari (kesibukan) janganlah dijadikan sebagai alasan untuk kita menolak melayani Tuhan lewat pelayanan terhadap sesama. Sebagaimana Yesus peduli dengan kehidupan orang lain, kitapun diajak untuk mau peduli dengan kehidupan orang lain yang menderita. Jadikanlah hidup kita sebagai saluran berkat Tuhan bagi sesama sehingga tanda-tanda Kerajaan Sorga menjadi nampak di bumi.

2.    Yesus selalu mengarahkan hati (percaya) dan hidupNya pada kehendak Allah Bapa di Sorga (kekuatan dan pertolongan Allah), sehingga Ia dapat melakukan berbagai macam mujizat dalam kehidupan dan pelayanan-Nya di tengah dunia.
Aplikasi : Seringkali manusia lebih mengandalkan pada kekuatan dan kemampuan diri dalam menghadapi berbagai macam pergumulan dalam hidupnya. Ketika manusia tidak lagi mampu menghadapi dan menyelesaikan persoalan hidupnya, maka manusia mudah untuk marah, kecewa bahkan putus asa. Karena itu marilah kita selalu mengarahkan hati dan hidup kita kepada Tuhan, kita percaya bahwa Tuhan sanggup menyelesaikan seluruh beban dalam pergumulan kita. Ketika kita mau mengarahkan hati dan hidup kita kepada Tuhan, maka apa yang mustahil bagi kita untuk kita lakukan, apa yang tidak mungkin kita lakukan dalam hidup ini, tetapi bagi Tuhan hal itu mungkin.     


Bapak/Ibu/ Sdr/I yang terkasih dalam Tuhan Kita Yesus Kristus…………………………………………………
      Melalui Firman Tuhan yang disampaikan kepada kita hari ini, marilah kita senantiasa mengarahkan hati dan hidup kita kepada Tuhan sehingga hidup kita dapat berdampak tidak hanya bagi diri kita pribadi, pada hubungan dan relasi kita secara pribadi kepada Tuhan melainkan juga berdampak pada kehidupan sesama kita. Arahkanlah hatimu untuk tetap percaya kepada Tuhan dan hidupmu pada kehendak Tuhan. Selamat memasuki minggu kerja yang baru di bulan Agustus 2020 ini. Tuhan memberkati kita semua.   



Bahan Khotbah GKS Jemaat Puu Naga
Minggu, 02 Agustus 2020
Oleh Pdt. Iston Umbu Kura Lena, S.Si-Teol

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.