Kamis, 10 Agustus 2017

BERNYANYI DAN BERSORAK DI DALAM PENCOBAAN


Image result for bernyanyi dan bersorak bagi allah
Bacaan : Maz  141:1-10
Nats     : “Ya TUHAN, aku berseru kepada-Mu, datanglah segera kepadaku, berilah telinga kepada suaraku, waktu aku berseru kepada-Mu” (Maz 141:1).

Salah satu cobaan yang dihadapi oleh manusia pada umumnya adalah “Mengendalikan diri,” terutama mengendalikan diri dari keinginan. Demi menyenangkan hati, manusia rela melakukan apa saja asalkan hatinya senang, seperti para penganut paham Hedonism (Suatu paham yang menekankan kesenangan sebagai tujuan akhir hidup). Manusia lalu sulit membedakan antara keinginan dan kebutuhan yang membuat akhirnya jatuh ke dalam sikap Konsumerisme. Akibatnya manusia menjadi matre (Materialism). Dan ketika manusia tidak lagi mampu untuk menghadapi cobaan tersebut, perhatian mereka senantiasa tertuju kepada persoalan tersebut, lalu menjadi putus asa dan tertekan,. Lantas bagaimana dengan kita? Cobaan apa yang saat ini kita alami dan bagaimana kita menghadapinya?

Pemazmur juga pernah mengalami yang namanya pencobaan, seperti yang ditulis dalam Firman Tuhan Maz 141:1-10. Cobaan yang dialami pemazmur yaitu godaan untuk melakukan yang jahat seperti yang dilakukan orang fasik dan menikmati hasil dari gaya hidup mereka yang fasik (Ay. 4). Lalu apa yang dilakukan pemazmur ketika menghadapi cobaan itu? Ia berseru (Ay. 1) dan berdoa kepada Allah (Ay. 2). Matanya tertuju dan terarah kepada Allah (Ay. 8) karena itu ia mampu menghadapi cobaan tersebut. Bahkan ia mampu untuk bernyanyi dan bersorak kepada Allah, sebab ia tahu bahwa orang fasik akan jatuh tetapi orang benar akan hidup berkemenangan karena Allah senantiasa memberkati hidup mereka (Ay. 10).  

Karena itu, apabila cobaan datang menghampiri kita, janganlah takut sebab Allah akan memberkati kita. Hitunglah berkat Allah dalam hidupmu dan teruslah “Bernyanyi dan bersorak di dalam pencobaan” sebagaimana pujian kita dalam KJ 439 : 1 “Bila Topan K’ras Melanda Hidupmu”

Bila topan k’ras melanda hidupmu,
bila putus asa dan letih lesu
Berkat  Tuhan satu-satu hitunglah,
kau niscaya kagum oleh kasihNya

Refr:    Berkat Tuhan, mari hitunglah,
            kau kan kagum oleh kasihNya
            Berkat Tuhan ma--ri hi-tung-lah,
            kau niscaya kagum oleh kasihNya
Bahan Renungan  Minggu, 13 Agustus 2017
(Oleh Vic. Iston U.K. Lena, S.Si-Teol)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.