Jumat, 04 Agustus 2017

BERNYANYI DAN BERSORAK DI DALAM PENDERITAAN (MAZ 57;1-12)


Image result for menyanyi bagi Tuhan



Nats     : “Aku mau bersyukur kepada-Mu di antara bangsa-bangsa, ya Tuhan, aku mau bermazmur bagi- Mu di antara suku-suku bangsa” (Maz 57:10).

Perjalanan hidup seseorang tidak pernah terlepas dari yang namanya persoalan, termasuk kita. Terkadang ketika persoalan menerpa hidup kita, maka penderitaanlah yang biasanya kita rasakan. Entah itu dalam kehidupan rumah tangga kita masing-masing (Misalnya relasi yang kurang harmonis di antara anggota keluarga), entah itu di tempat kita bekerja (beban kerja yang begitu padat dan melelahkan), entah itu dalam kehidupan pelayanan kita (merasa jenuh dalam pelayanan) bahkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara (Meskipun kita telah menjadi bangsa yang merdeka namun kehidupan kita tetap menderita).
Namun, biarlah kita boleh belajar seperti pemazmur, yang walaupun hidupnya penuh dengan penderitaan, ia tetap bersukacita di dalam Tuhan. Ketika pemazmur mengalami persoalan yang membuat ia menderita, oleh karena ia dikejar oleh “Musuhnya,” ia tetap datang meminta pertolongan kepada Allah dengan penuh kepercayaan (Ay. 2-5), memohon kemuliaan Allah dinyatakan (Ay. 6) dalam hidupnya. Apa yang membuat ia mau datang kepada Allah? Karena Ia yakin bahwa Allah akan membebaskan dia dari musuhnya (Ay.7). Dengan demikian, sekarang pemazmur menaikan ucapan syukur kepada Allah bahkan menjadi contoh bagi segala suku-suku bangsa (Ay.8-12). Sebab, kasih setia Allah mengalahkan segala penderitaan. Kiranya kemuliaan Allah dinyatakan.
Marilah kita terus menjalani hidup ini, sekalipun penuh dengan penderitaan, kita tetap “Bernyanyi dan Bersorak” bagi Allah dengan suatu keyakinan bahwa Kasih Allah akan terus menyertai kita, sebagaimana yang dikatakan dalam pujian NKB 170 : 1 & 3 “Jalan Hidup Tak Selalu”
Jalan hidup tak selalu tanpa kabut yang pekat,
Namun kasih Tuhan nyata pada waktu yang tepat.
Mungkin langit tak terlihat oleh awan yang tebal,
Di atasnyalah membusur p’langi kasih yang kekal.
           
            Refrein :          Habis hujan tampak p’langi bagai janji yang teguh,
                                    Di balik duka menanti p’langi kasih Tuhanmu

Jauhkan takut, putus-asa, walau jalanmu gelap,
Perteguh kepercayaan dan langkahmu pertegap.
“Tuhan itu ada kasih,” itulah penghiburmu,
Di atas duka bercahaya p’langi kasih Tuhanmu
(kembali ke refrein)


Bahan Renungan Minggu, 6 Agustus 2017 
(Oleh Vic. Iston U.K. Lena, S.Si-Teol)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.