Selasa, 28 Februari 2017

Bahan PKS Jemaat GKS Waikabubak, Senin 27 Feb 2017


Related image

PERUMPAMAAN TENTANG SEORANG PENABUR
(Matius 13:1-23)

Yesus senang bercerita dan perumpamaan merupakan cara yang paling disukai-Nya. Beberapa perumpamaan sangat mudah dipahami dengan pengertian yang gamblang, sehingga setiap pendengar segera menangkap maksudnya. Beberapa perumpamaan kurang dapat dipahami, hampir seperti kode, yang dimaksudkan untuk dimengerti oleh para pengikut Yesus, sementara para musuh-Nya bingung mengartikannya. Cara ini dapat mengendalikan para pengkritik-Nya, sehingga waktu Yesus tidak banyak tersita untuk berdebat dengan para lawan yang mencecar-Nya. Beberapa kisah ini begitu sulit dipahami, sehingga Yesus perlu memanggil para pengikut terdekat-Nya (ke 12 murid) untuk menjelaskan apa yang dimaksud-Nya.
Perumpamaan tentang seorang penabur adalah satu dari Sembilan perumpamaan yang disampaikan Yesus tentang Kerajaan Surga (perumpamaan tentang Benih Yang Tumbuh (Mark. 4:26-29), perumpamaan tentang Gandum dan Lalang (Mat 13:24-30; 36-43), perumpamaan tentang Biji Sesawi (Mat 13:31-32), perumpamaan tentang Ragi (Mat 13:33-35), perumpamaan tentang Harta Yang Terpendam (Mat 13:44), perumpamaan tentang Mutiara Yang Indah (Mat 13:45-46), perumpamaan tentang Jala Besar (Mat 13:47-50), perumpamaan tentang Pemilik Rumah (Mat 13:52).
Penjelasan Teks
Ay. 1-2 :    Hari semakin siang. Setelah dengan penuh semangat berjuang melawan orang-orang Farisi dan keluarga-Nya sendiri, Yesus pergi ke tepi danau Galilea (panjangnya kira-kira 21 km, lebarnya 11 km dan terletak 211 m di bawah permukaan laut) untuk mengajar. Kerumunan orang begitu banyak sehingga Dia kembali naik ke perahu untuk mengajar orang-orang yang berada di pantai.
Ay. 3 :      Sekalipun Markus adalah Injil yang tertua dari injil-injil yang lain, namun Markus hanya menceritakan 4 perumpamaan (Mar 4:1-34). Tetapi dalam Mat 13 ada 8 perumpamaan yang disampaikan Yesus, yang dikumpulkan pada waktu yang tidak bersamaan. Yesus memulai khotbahnya dengan menyampaikan sebuah perumpaan tentang “Seorang penabur yang keluar untuk menabur.” Perhatikan bahwa dalam menggunakan sebuah perumpamaan, Yesus mengambil contoh dari kehidupan sehari-hari yang mudah diingat oleh orang banyak.
Ay. 4-8 :    Ketika penabur itu ke luar untuk menaburkan benih gandum di ladang (Di Palestina hanya ada ladang dan gandum adalah komoditas utama untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari), dapat terjadi bahwa beberapa gandum jatuh dijalan (dikarenakan butir gandum terlempar terlalu jauh di sebelah ladang oleh penabur) dan dimakan oleh burung (ay. 4), beberapa jatuh di tanah yang berbatu (ay. 5-6).

                  Di Galilea kadang-kadang ada batu besar di bawah ladang yang ditutupi oleh lapisan tanah yang tipis. Karena lapisan tanahnya cukup tipis, maka benih itu cepat berkembang karena lebih banyak mendapatkan sinar matahari dibandingkan jika benih itu ditutupi tanah yang dalam. Namun ketika terkena terik matahari yang cukup menyegat, benih itupun layu dan menjadi kering karena tidak dapat membentuk akar yang dalam. Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri (ay.7). Di ladang juga sering terdapat semak-semak duri oleh karena proses pembajakan ladang seringkali tidak sampai mencabut akar-akar semak yang masih tersembunyi di bawah ladang (Di Indonesia sawah dicangkul agak dalam, tetapi pada zaman Yesus bajak hanya masuk tanah kurang lebih sepuluh sentimeter dalamnya sehingga kadang-kadang bajak itu tidak sampai ke akar semak duri), sehingga ketika akar semak duri itu tumbuh maka dapat menghalangi pertumbuhan gandum. Tetapi ada sebagian benih yang jatuh di tempat yang baik lalu berbuah, bahkan satu butir gandum dapat menghasilkan tiga puluh, enam puluh atau seratus butir; hal itu tidak mustahil di Palestina (ay. 8).  

Apa arti dari perumpamaan ini?

Ay. 18-23 : ke empat macam tanah yang disampaikan dalam perumpamaan tersebut tidak berbicara mengenai karakter atau tabiat manusia melainkan tentang empat cara menerima Firman Tuhan.
                Cara yang pertama (benih yang ditabur dipinggir jalan) yaitu mereka yang mendengar Firman Tuhan namun Firman Tuhan yang disampaikan itu tidak masuk ke dalam hatinya sehingga Iblis dengan mudah merampas firman Tuhan. Firman Tuhan masuk telinga kiri lalu keluar telinga kanan. Barangkali karena mereka telah mengeraskan hati atau tidak mengerti arti Firman Tuhan yang disampaikan dalam khotbah atau bahkan mereka mengganggap bahwa Firman Tuhan itu tidak penting dalam kehidupan mereka (ay. 19).
Cara yang kedua, ada juga orang yang menyerupai benih yang jatuh ke tanah yang berbatu-batu, dimana gandum bertumbuh dengan cepat tetapi juga cepat layu. Itulah orang yang menerima Firman Tuhan dengan gembira, tetapi tidak berakar artinya tidak mampu untuk memelihara Firman Tuhan dalam kehidupan mereka. Contoh ketika mereka mengalami pergumulan hidup yang begitu berat dan jiwa mereka tertekan, mereka meninggalkan Tuhan. Mereka menjadi murtad (ay. 20-21).
                Cara yang ketiga benih yang jatuh di semak duri yaitu untuk menerangkan bahwa ada orang yang mulai mendengar Firman Tuhan dengan baik, tapi lambat laun kekuatiran dunia dan keinginan akan kekayaan sangat mempengaruhi kehidupan mereka sehingga Firman Tuhan kehilangan kekuatan dalam hidup mereka sehingga

Firman itu tidak berbuah. Mereka gagal menjadi orang Kristen. Ketika manusia lebih mengejar materi dan kenikmatan yang ditawarkan dunia, maka mereka telah menjauhkan diri dari Tuhan (ay. 22).
                  Cara yang keempat yaitu benih yang jatuh di tanah yang baik, untuk mengambarkan bahwa ada juga orang-orang yang seperti tanah yang baik, mendengar Firman Tuhan dan mengerti akan Firman itu, sehingga mereka menjadi orang Kristen yang berakar, bertumbuh dan pada akhirnya berbuah, meskipun buah mereka tidak semua sama banyaknya.

Demikianlah arti dari perumpamaan tersebut. Pokok utama dari perumpamaan ini : “Benih yang ditabur yaitu Kabar Sukacita yang disampaikan oleh Sang Penabur yaitu Yesus Kristus sama, namun tanggapan yang berlainan dari orang-orang yang berbeda.” Yesus ingatkan pula bahwa siapa bertelinga hendaklah ia mendengar (ay. 9).

Ay.10-12 : Cara pengajaran Yesus dengan menggunakan perumpamaan adalah sesuatu yang baru dan karena itu murid-murid-Nya bertanya kepada Yesus apa sebabnya Ia memilih untuk menyampaikan kabar baik dengan menggunakan perumpamaan. Yesuspun menjawab mereka bahwa perumpamaan-perumpamaan-Nya sukar dimengerti oleh orang yang kepadanya Allah tidak memberikan karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Surga tetapi kepada murid-murid Yesus Allah telah memberikan karunia untuk mengerti arti Kerajaan Surga melalui kehadiran Yesus Kristus. Betapa berbahagianya murid-murid yang oleh karena Karunia Allah mereka diberikan hikmat untuk mengerti peranan Yesus sebagai penggenapan dari Kerajaan Surga di dunia. Karena itu siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berlelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. Maksud Yesus di sini, bahwa pengikut-pengikut Yesus yang mengerti hal-hal kerajaan Allah memperoleh pengertian yang semakin dalam, sedangkan orang-orang yang tertutup terhadap ajaran Yesus menjadi semakin tumpul.           
Ay. 13 :     Dalam ayat ini Yesus melukiskan keadaan orang Yahudi. Sekalipun mereka melihat namun mereka tidak melihat (Mereka telah melihat Yesus namun mereka tidak melihat bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan Allah) dan sekalipun mereka mendengar, namun mereka tidak mendengar dan mengerti (Mereka telah mendengar dan menyaksikan karya perbuatan Yesus tapi mereka tidak mau mendengar-Nya).
Ay.14-15 : Dengan mengutip dari Yes 6:9-10, Yesus menjelaskan secara lengkap tentang kehidupan orang Yahudi pada zaman Yesus. Pada zaman Yesaya orang Israel telah menjadi buta dan tuli terhadap Firman Tuhan. Oleh karena itu mereka tidak berbalik dan sebab mereka tidak berbalik, maka Tuhan tidak dapat menyembuhkan mereka (menyelamatkan). Kata-kata dari Yesasa tersebut dapat dikenakan juga kepada orang Yahudi yang hidup pada zaman Yesus. Yesus menyampaikan Firman Allah kepada mereka, tetapi banyak di antara mereka yang tertutp hatinya. Mereka tertutup dengan ajaran Yesus.
Ay. 16-17 : Di sini Yesus menyebut murid-murid-Nya berbahagia, sebab mereka itu berbeda dengan kebayakan orang Yahudi; mata dan telinga mereka betul-betul terbuka terhadap ajaran-ajaran Yesus yang benar dan segala berkat yang dibawa Yesus. Lebih dari itu, mereka juga dikatakan berbahagia oleh karena mereka boleh melihat apa yang dahulu diingini para nabi dan orang-orang benar pada zaman PL, dimana mereka ingin sekali melihat dan mengalami zaman Mesias. Murid-murid Yesus hidup setelah kedatangan Mesias, karena itu menjadi orang-orang yang berbahagia.          

Renungan :

            Jika saat ini saya memberikan kepada ibu bapak serta anak-anak di rumah ini beberapa butir telur ayam, apa yang akan kita lakukan? Tentu kita akan mengolahnya bukan. Tetapi cara kita mengolahnya pastilah berbeda-beda. Mungkin yang ibu akan menggunakan telur tersebut untuk membuat kue, yang bapak mungkin telur tersebut di rebus untuk dimakan karena lebih simple sedangkan anak mungkin akan menggoreng telur tersebut. Satu bahan dasar tapi cara kita mengolahnya berbeda-beda. Demikian pula dengan Firman Tuhan. Sekalipun kita mendengar Firman Tuhan bersama-sama dengan bacaan yang sama pula, tetapi tanggapan kita berbeda-beda. Hal inilah yang disampaikan Yesus dalam perumpaan tentang penabur.

            Dalam perumpamaan tersebut Tuhan Yesus mengatakan bahwa ada seorang Penabur, yaitu Yesus Kristus, datang untuk menyebarkan benih yang adalah Firman Tuhan di ladang, yaitu manusia. Ada benih yang jatuh di jalan lalu burung-burung datang memakannya yaitu gambaran bagi orang Kristen yang mendengarkan Firman Tuhan tetapi Firman itu tidak tinggal di dalam hatinya sehingga Iblis dengan mudah merampasnya; ada benih yang jatuh di tanah yang berbatu-batu, yaitu menunjuk kepada orang Kristen yang antusias mendengar Firman Tuhan tetapi Firman itu tidak berakar atau bertahan lama dalam dirinya sehingga ia menjadi layu dan kering oleh karena berbagai pergumulan hidupnya. Lalu ada benih yang jatuh di tengah semak-semak, benih itu tumbuh tetapi terhimpit oleh semak tersebut sehingga ia tidak berbuah. Sama halnya dengan orang Kristen yang mendengarkan Firman Tuhan, rajin ke gereja, tetapi ia dengan mudah jatuh dalam tipu daya iblis oleh karena hidup dalam kekuatiran dunia dan mengejar kenikmatan yang ditawarkan dunia daripada mengutamakan Tuhan dalam hidupnya. Namun, ada juga benih yang jatuh di tanah yang baik yaitu orang-orang Kristen yang dengan sungguh-sungguh mendengarkan Firman Tuhan lalu memberlakukannya dalam kehidupan mereka hari lepas hari sehingga mereka menghasilkan buah, yaitu mampu menjadi teladan bagi orang sekitarnya.


            Bagaimana dengan kehidupan kita saat ini? Bagaimana kita menanggapi Firman Tuhan yang selalu datang dalam kehidupan kita? Apakah kita sama seperti benih yang jatuh dijalan? Atau seperti benih yang jatuh di tanah berbatu? Atau mungkin kita sama seperti benih yang jatuh di semak duri? Ketika kita dengan sungguh-sungguh melakukan apa yang Tuhan katakan dalam Firman-Nya, maka kita akan dikatakan sebagai orang-orang yang berbahagia dan kita masuk dalam kategori seperti benih yang tumbuh di tanah yang baik. Kita menjadi orang yang melihat dan mendengar karya Tuhan bagi jemaat-Nya dan menjadi pelaku-pelaku Firman. Tuhan Yesus memberkati kita semua. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.