Yesus senang bercerita dan
perumpamaan merupakan cara yang paling disukai-Nya. Beberapa perumpamaan sangat
mudah dipahami dengan pengertian yang sederhana, sehingga setiap pendengar
segera menangkap maksudnya. Beberapa perumpamaan kurang dapat dipahami, hampir
seperti kode, yang dimaksudkan untuk dimengerti oleh para pengikut Yesus,
sementara para musuh-Nya bingung mengartikannya. Cara ini dapat mengendalikan
para pengkritik-Nya, sehingga waktu Yesus tidak banyak tersita untuk berdebat
dengan para lawan yang mencecar-Nya. Beberapa kisah ini begitu sulit dipahami,
sehingga Yesus perlu memanggil para pengikut terdekat-Nya (ke 12 murid) untuk
menjelaskan apa yang dimaksud-Nya.
Perumpamaan tentang seorang penabur adalah satu dari Sembilan
perumpamaan yang disampaikan Yesus tentang Kerajaan Surga (perumpamaan tentang Benih Yang Tumbuh (Mark. 4:26-29),
perumpamaan tentang Gandum dan Lalang (Mat
13:24-30; 36-43), perumpamaan tentang Biji
Sesawi (Mat 13:31-32), perumpamaan tentang Ragi (Mat 13:33-35), perumpamaan tentang Harta Yang Terpendam (Mat 13:44), perumpamaan tentang Mutiara Yang Indah (Mat 13:45-46),
perumpamaan tentang Jala Besar (Mat
13:47-50), perumpamaan tentang Pemilik
Rumah (Mat 13:52).
Penjelasan Teks
Ay. 1-2 : Hari semakin
siang. Setelah dengan penuh semangat berjuang melawan orang-orang Farisi dan
keluarga-Nya sendiri, Yesus pergi ke tepi danau Galilea (panjangnya kira-kira
21 km, lebarnya 11 km dan terletak 211 m di bawah permukaan laut) untuk
mengajar. Kerumunan orang begitu banyak sehingga Dia kembali naik ke perahu
untuk mengajar orang-orang yang berada di pantai.
Ay. 3 : Sekalipun
Markus adalah Injil yang tertua dari injil-injil yang lain, namun Markus hanya
menceritakan 4 perumpamaan (Mar 4:1-34). Tetapi dalam Mat 13 ada 8 perumpamaan
yang disampaikan Yesus, yang dikumpulkan pada waktu yang tidak bersamaan. Yesus
memulai khotbahnya dengan menyampaikan sebuah perumpaan tentang “Seorang
penabur yang keluar untuk menabur.” Perhatikan bahwa dalam menggunakan sebuah
perumpamaan, Yesus mengambil contoh dari kehidupan sehari-hari yang mudah
diingat oleh orang banyak.
Ay. 4-8 : Ketika penabur
itu ke luar untuk menaburkan benih gandum di ladang (Di Palestina hanya ada
ladang dan gandum adalah komoditas utama untuk memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari), dapat terjadi bahwa beberapa gandum jatuh dijalan (dikarenakan
butir gandum terlempar terlalu jauh di sebelah ladang oleh penabur) dan dimakan
oleh burung (ay. 4), beberapa jatuh di tanah yang berbatu
(ay. 5-6).
Di Galilea kadang-kadang ada batu besar di bawah ladang yang ditutupi
oleh lapisan tanah yang tipis. Karena lapisan tanahnya cukup tipis, maka benih
itu cepat berkembang karena lebih banyak mendapatkan sinar matahari
dibandingkan jika benih itu ditutupi tanah yang dalam. Namun ketika terkena
terik matahari yang cukup menyegat, benih itupun layu dan menjadi kering karena
tidak dapat membentuk akar yang dalam. Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri
(ay.7). Di ladang juga sering terdapat semak-semak duri oleh karena proses
pembajakan ladang seringkali tidak sampai mencabut akar-akar semak yang masih
tersembunyi di bawah ladang (Di Indonesia sawah dicangkul agak dalam, tetapi
pada zaman Yesus bajak hanya masuk tanah kurang lebih sepuluh sentimeter
dalamnya sehingga kadang-kadang bajak itu tidak sampai ke akar semak duri),
sehingga ketika akar semak duri itu tumbuh maka dapat menghalangi pertumbuhan
gandum. Tetapi ada sebagian benih yang
jatuh di tempat yang baik lalu berbuah, bahkan satu butir gandum dapat
menghasilkan tiga puluh, enam puluh atau seratus butir; hal itu tidak mustahil
di Palestina (ay. 8).
Apa arti dari
perumpamaan ini?
Ay. 18-23 : ke empat macam
tanah yang disampaikan dalam perumpamaan tersebut tidak berbicara mengenai
karakter atau tabiat manusia melainkan tentang empat cara menerima Firman Tuhan.
Cara yang pertama : benih yang ditabur dipinggir jalan;
yaitu mereka yang mendengar Firman Tuhan
namun Firman Tuhan yang disampaikan itu tidak masuk ke dalam hatinya sehingga
Iblis dengan mudah merampas firman Tuhan. Firman Tuhan masuk telinga kiri lalu
keluar telinga kanan. Barangkali karena mereka telah mengeraskan hati atau
tidak mengerti arti Firman Tuhan yang disampaikan dalam khotbah atau bahkan
mereka mengganggap bahwa Firman Tuhan itu tidak penting dalam kehidupan mereka
(ay. 19).
Cara yang kedua, ada juga orang yang menyerupai benih yang jatuh ke tanah yang
berbatu-batu, dimana gandum bertumbuh dengan cepat tetapi juga cepat
layu. Itulah orang yang menerima Firman Tuhan dengan gembira, tetapi tidak
berakar artinya tidak mampu untuk memelihara Firman Tuhan dalam kehidupan
mereka. Contoh ketika mereka mengalami pergumulan hidup yang begitu berat dan
jiwa mereka tertekan, mereka meninggalkan Tuhan. Mereka menjadi murtad (ay.
20-21).
Cara yang ketiga : benih yang jatuh di semak duri yaitu untuk menerangkan bahwa ada orang yang
mulai mendengar Firman Tuhan dengan baik, tapi lambat laun kekuatiran dunia dan
keinginan akan kekayaan sangat mempengaruhi kehidupan mereka sehingga Firman
Tuhan kehilangan kekuatan dalam hidup mereka sehingga Firman itu tidak berbuah.
Mereka gagal menjadi orang Kristen. Ketika manusia lebih mengejar materi dan
kenikmatan yang ditawarkan dunia, maka mereka telah menjauhkan diri dari Tuhan
(ay. 22).
Cara
yang keempat yaitu benih yang
jatuh di tanah yang baik, untuk mengambarkan bahwa ada juga orang-orang
yang seperti tanah yang baik, mendengar Firman Tuhan dan mengerti akan Firman
itu, sehingga mereka menjadi orang Kristen yang berakar, bertumbuh dan pada
akhirnya berbuah, meskipun buah mereka tidak semua sama banyaknya.
Demikianlah arti dari perumpamaan tersebut. Pokok utama dari
perumpamaan ini : “Benih yang ditabur yaitu Kabar Sukacita yang disampaikan oleh Sang
Penabur yaitu Yesus Kristus sama, namun tanggapan yang berlainan dari
orang-orang yang berbeda.” Yesus ingatkan pula bahwa siapa
bertelinga hendaklah ia mendengar (ay. 9).
Ay.10-12 : Cara pengajaran
Yesus dengan menggunakan perumpamaan adalah sesuatu yang baru dan karena itu
murid-murid-Nya bertanya kepada Yesus apa sebabnya Ia memilih untuk menyampaikan
kabar baik dengan menggunakan perumpamaan. Yesuspun menjawab mereka bahwa perumpamaan-perumpamaan-Nya
sukar dimengerti oleh orang yang kepadanya Allah tidak memberikan karunia untuk
mengetahui rahasia Kerajaan Surga tetapi kepada murid-murid Yesus Allah telah
memberikan karunia untuk mengerti arti Kerajaan Surga melalui kehadiran Yesus
Kristus. Betapa berbahagianya murid-murid yang oleh karena Karunia Allah mereka
diberikan hikmat untuk mengerti peranan Yesus sebagai penggenapan dari Kerajaan
Surga di dunia. Karena itu siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi,
sehingga ia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang
ada padanya akan diambil dari padanya. Maksud Yesus di sini, bahwa
pengikut-pengikut Yesus yang mengerti hal-hal kerajaan Allah memperoleh
pengertian yang semakin dalam, sedangkan orang-orang yang tertutup terhadap
ajaran Yesus menjadi semakin tumpul.
Ay. 13 : Dalam ayat ini
Yesus melukiskan keadaan orang Yahudi. Sekalipun mereka melihat namun mereka
tidak melihat (Mereka telah melihat Yesus namun mereka tidak melihat bahwa
Yesus adalah Mesias yang dijanjikan Allah) dan sekalipun mereka mendengar,
namun mereka tidak mendengar dan mengerti (Mereka telah mendengar dan
menyaksikan karya perbuatan Yesus tapi mereka tidak mau mendengar-Nya).
Ay.14-15 : Dengan mengutip
dari Yes 6:9-10, Yesus menjelaskan secara lengkap tentang kehidupan orang
Yahudi pada zaman Yesus. Pada zaman Yesaya orang Israel telah menjadi buta dan
tuli terhadap Firman Tuhan.
Oleh karena itu mereka tidak berbalik dan sebab mereka tidak berbalik,
maka Tuhan tidak dapat menyembuhkan mereka (menyelamatkan). Kata-kata dari
Yesasa tersebut dapat dikenakan juga kepada orang Yahudi yang hidup pada zaman
Yesus. Yesus menyampaikan Firman Allah kepada mereka, tetapi banyak di antara
mereka yang tertutup hatinya. Mereka tertutup dengan ajaran Yesus.
Ay. 16-17 :Di sini Yesus
menyebut murid-murid-Nya berbahagia, sebab mereka itu berbeda dengan kebayakan
orang Yahudi; mata dan telinga mereka betul-betul terbuka terhadap
ajaran-ajaran Yesus yang benar dan segala berkat yang dibawa Yesus. Lebih dari
itu, mereka juga dikatakan berbahagia oleh karena mereka boleh melihat apa yang
dahulu diingini para nabi dan orang-orang benar pada zaman PL, dimana mereka
ingin sekali melihat dan mengalami zaman Mesias. Murid-murid Yesus hidup
setelah kedatangan Mesias, karena itu menjadi orang-orang yang berbahagia.
Renungan :
Jika saat ini
saya memberikan kepada Bapak, Ibu serta anak-anak di rumah ini beberapa butir
telur ayam, apa yang akan kita lakukan? Tentu kita akan mengolahnya bukan?
Tetapi cara kita mengolahnya pastilah berbeda-beda. Mungkin yang ibu-ibu akan
menggunakan telur tersebut untuk membuat kue supaya dapat dijual dan
menghasilkan uang, yang bapak-bapak telur tersebut mungkin di rebus untuk
dimakan sebagai sumber energy bagi tubuh, sedangkan yang anak-anak mungkin lebih
suka menggoreng telur tersebut karena dianggap lebih enak kalau di goreng. Satu
bahan dasar tapi cara kita mengolahnya berbeda-beda. Demikian pula dengan
Firman Tuhan. Sekalipun kita mendengar Firman Tuhan bersama-sama dengan bacaan
yang sama pula, tetapi tanggapan kita berbeda-beda. Hal inilah yang disampaikan
Yesus dalam perumpaan tentang penabur.
Dalam perumpamaan tersebut Tuhan
Yesus mengatakan bahwa ada seorang Penabur, yaitu Yesus Kristus, datang untuk
menyebarkan benih yang adalah Firman Tuhan di ladang, yaitu manusia. Ada benih
yang jatuh di jalan lalu burung-burung datang memakannya yaitu gambaran bagi
orang Kristen yang mendengarkan Firman Tuhan tetapi Firman itu tidak tinggal di
dalam hatinya sehingga Iblis dengan mudah merampasnya; Ada benih yang jatuh di
tanah yang berbatu-batu, yaitu menunjuk kepada orang Kristen yang antusias
mendengar Firman Tuhan tetapi Firman itu tidak berakar atau bertahan lama dalam
dirinya sehingga ia menjadi layu dan kering oleh karena berbagai pergumulan
hidupnya. Lalu ada benih yang jatuh di tengah semak-semak, benih itu tumbuh
tetapi terhimpit oleh semak tersebut sehingga ia tidak berbuah, yaitu sama halnya
dengan orang Kristen yang mendengarkan Firman Tuhan, rajin ke gereja, tetapi ia
dengan mudah jatuh dalam tipu daya iblis oleh karena hidup dalam kekuatiran
dunia dan mengejar kenikmatan yang ditawarkan dunia daripada mengutamakan Tuhan
dalam hidupnya. Namun, ada juga benih yang jatuh di tanah yang baik yaitu
orang-orang Kristen yang dengan sungguh-sungguh mendengarkan Firman Tuhan lalu memberlakukannya
dalam kehidupan mereka hari lepas hari sehingga mereka menghasilkan buah, yaitu
mampu menjadi teladan bagi orang sekitarnya.
Bagaimana dengan kehidupan kita
saat ini? Bagaimana kita menanggapi Firman Tuhan yang selalu datang dalam
kehidupan kita? Apakah kita sama seperti benih yang jatuh dijalan? Atau seperti
benih yang jatuh di tanah berbatu? Atau mungkin kita sama seperti benih yang
jatuh di semak duri? Ketika kita dengan sungguh-sungguh melakukan apa yang
Tuhan katakan dalam Firman-Nya, maka kita akan dikatakan sebagai orang-orang
yang berbahagia dan kita masuk dalam kategori seperti benih yang tumbuh di
tanah yang baik. Kita menjadi orang yang melihat dan mendengar karya Tuhan bagi
jemaat-Nya dan menjadi pelaku-pelaku Firman. Tuhan Yesus memberkati kita semua.
Bahan PART GKS Jemaat
Parakamaru (Minggu ke 1 Februari 2018)
Oleh Vic. Iston Umbu Kura
Lena, S.Si-Teol
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.