Perumpamaan tentang harta yang
terpendam dan mutiara yang berharga sering dianggap sebagai “Perumpamaan-perumpamaan kembar” karena
memiliki makna yang sama. Kedua perumpamaan ini berbicara tentang makna “Kerajaan
Sorga.” Kerajaan Sorga yang dimaksud bukanlah suatu kerajaan yang
bersifat politis-geografis, tetapi lebih menyangkut kepada suatu “Keadaan”
dan tanda-tanda dari Kerajaan Sorga yaitu ketika ada “Kasih, Sukacita dan Damai Sejahtera.”
Kerajaan Sorga itu sudah dekat (Mat. 4:17) bahkan berada di tengah-tengah
manusia (Luk 17:21).
Waktu berbicara dengan
murid-murid-Nya, Yesus menjelaskan bahwa Kerajaan Sorga itu seperti harta yang
terpendam di ladang (Ay. 44). Pada zaman Yesus orang-orang Yahudi lebih suka
menginvestasikan uangnya dalam bentuk barang berharga (seperti emas, perak dll
dari pada menginvestasikan uangnya untuk membeli rumah. Di Palestina sering
terjadi perang karena itu mereka sering berpindah-pindah, sehingga kurang
efisien jika harus menghabiskan uang untuk membeli rumah). Barang berharga
tersebut tidak di simpan di rumah karena takut ketahuan atau mudah diambil orang.
Karena itu biasanya sang pemilik akan menyembunyikannya di ladang mereka,
sehingga tidak mudah di ketahui atau diambil oleh orang lain. Barang-barang
tersebut umumnya dimasukan di dalam sebuah gucci karena lebih aman lalu
dikuburkan di dalam tanah. Pemilik tersebut akan membuat sebuah tanda dimana
letak harta tersebut sehingga sewaktu-waktu apabila ia ingin mengambil atau
memindahkannya ke tempat lain, ia dengan mudah menemukannya. Namun yang jadi
persoalan adalah kalau sang pemilik itu akhirnya meninggal dunia, maka harta
tersebut akan berada selamanya di dalam ladang tersebut, karena tidak ada
seorangpun yang tahu keberadaannya. Namun suatu hari tanpa disengaja seseorang
menemukan harta tersebut. Orang yang menemukan harta tersebut bukanlah pemilik
ladang itu, karena itu ia mengembalikan harta tersebut ditempat semula. Mengapa
ia tidak langsung membawa harta tersebut ke rumahnya? Mengapa ia kembali
memendamkannya atau menguburkannya kembali? Hal ini karena adanya hukum Yahudi
yang berlaku. Apabila seseorang menemukan sesuatu yang berharga di ladang orang
lain, maka secara hukum ia harus menyerahkan sesuatu yang berharga itu kepada
pemilik ladang atau keluarga dari pemilik ladang tersebut. Tetapi apabila ia
ingin memiliki harta tersebut, maka pertama-tama yang harus dilakukannya adalah
membeli ladang tersebut sehingga ia menjadi pemilik yang sah dari harta
tersebut. Karena itu orang tersebut dengan hati yang penuh sukacita, ia kembali
ke rumah, menjual segala sesuatu yang dimilikinya, lalu dengan uang tersebut ia
membeli ladang itu. Dengan demikian dimata hukum Yahudi ia menjadi pemilik yang
sah dari ladang itu, termasuk harta yang terpendam di dalamnya.
Hal Kerajaan Sorga itu juga seumpama
seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Ketika ia menemukannya, ia
rela menjual segala yang dimilikinya untuk dapat membeli mutiara yang berharga
itu. Pada zaman Yesus, adalah hal yang biasa jika seorang pedagang rela menjual
harta miliknya demi mendapatkan sebuah mutiara yang sempurna, yang amat
berharga. Karena itu perumpamaan ini juga sangat kena mengena dengan kehidupan
masyarakat Palestina pada zaman Yesus.
Lalu apa arti atau makna dari kedua
perumpamaan tersebut?
Makna dari
kedua perumpamaan tersebut yaitu bahwa Kerajaan Sorga itu lebih berharga dari
pada segala sesuatu yang kita miliki di dunia ini. Kerajaan Sorga itu patut
untuk dicari, dan ketika kita menemukannya akan membawa sukacita besar bagi kita
yang menemukannya.
Aplikasi :
Dalam
menjalani kehidupan ini, apa yang menjadi prioritas utama kita? Banyak orang
lebih senang menghabiskan hidupnya untuk mencari kesenangan duniawi, menimbun
pundi-pundi kekayaannya, sibuk dengan pekerjaan dsb daripada mencari Kerajaan
Allah (Baca. Mencari Tuhan dan Kebenaran FirmanNya).
Sebagai
orang percaya apa yang kita cari saat ini? Firman Tuhan katakan dalam Mat 6:33 “Tetapi carilah dahulu
Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan
kepadamu.” Carilah Tuhan dan lakukanlah
FirmanNya, jadikanlah Ia harta yang terpendam dan mutiara yang berharga dalam
hidup kita.
Renungan :
Bapak/Ibu/Sdr/I yang terkasih dalam Tuhan Kita Yesus Kristus,
Mungkin kita masih ingat dengan sebuah
lagu sekolah minggu yang berkata demikian:
Apa yang dicari orang? uang uang
uang…….
Siang malam pagi petang? Uang uang
uang……
Lagu ini
ingin mengatakan kepada kita bahwa manusia selalu mencari uang, karena
menganggap bahwa dalam hidup ini uanglah yang lebih penting dari segala yang
ada, karena itu manusia mencarinya. Demi mendapatkan uang, manusia rela
mengorbankan waktu, tenaga dan pikirannya bahkan menggunakan segala cara untuk
mendapatkannya. Lalu bagaimana dengan kehidupan kita saat ini? Apa yang saat ini kita
cari?
Bapak/Ibu/Sdr/I yang terkasih dalam Tuhan Kita Yesus Kristus,
Bacaan kita saat ini bercerita
tentang “Kerajaan Sorga” melalui perumpamaan harta yang terpendam dan mutiara
yang berharga. Tanpa disengaja, suatu hari seseorang menemukan harta yang
terpendam di sebuah ladang. Ketika ia menemukan harta tersebut, ia sangat
bersukacita, tetapi ia menyadari bahwa ladang tempat harta itu berada bukanlah
miliknya karena itu agar tidak menyalahi aturan yang ada, ia kembali ke
rumahnya, menjual segala yang dimilikinya lalu dengan uang tersebut ia membeli
ladang tersebut, sehingga di mata hukum ladang dan segala isinya, termasuk
harta tersebut menjadi miliknya. Lalu ada pula seorang pedagang, yang dengan
sengaja mencari mutiara yang berharga, yang amat indah dan sempurna. Ketika ia
menemukan apa yang dicarinya itu, ia rela menjual segala yang menjadi milik
kepunyaannya untuk membeli mutiara yang berharga itu. Akhirnya keinginannyapun
tercapai. Apa makna dari kedua perumpamaaan tersebut?
Ke dua
perumpamaan tersebut hendak mengingatkan kita bahwa yang terpenting dalam hidup
ini adalah “Kerajaan Sorga,” Kerajaan Sorga yang dimaksud bukanlah sebuah
kerajaan secara politis seperti yang kita pahami dalam dunia modern saat ini,
dimana seorang raja memerintah rakyatnya, tetapi Kerajaan Sorga yang dimaksud di
sini adalah lebih menunjuk kepada “Suatu keadaan” yang di dalamnya
terdapat “Kasih, Sukacita dan Damai Sejahtera.” Kerajaan Sorga hanya dapat kita
temukan di dalam diri Yesus Kristus melalui kebenaran SabdaNya. Ada
orang yang tanpa segaja menemukan “Kerajaan Sorga” seperti menemukan harta yang
terpendam di ladang, misalnya seseorang yang sekedar ingin coba-coba ikut
persekutuan, ketika ia menemukan sukacita di dalam persekutuan tersebut, maka
orang itu akhirnya rajin ikut persekutuan, ia rela meluangkan waktunya di
tengah segala kesibukan untuk ambil bagian dalam setiap kegiatan persekutuan
tersebut. Tetapi ada juga orang yang dengan sengaja ingin mencarinya seperti
pedagang yang mencari mutiara yang berharga, misalnya orang Kristen yang karena
dilingkupi perasaan haus akan kebenaran Firman Tuhan maka ia dengan sengaja
datang dalam persiapan atau Pemahaman Alkitab. Ketika mereka menemukan
kebenaran Firman Tuhan tersebut, mereka menjadi sadar bahwa yang terpenting
dalam hidup ini adalah mengetahui dan melakukan kehendak Tuhan. Lalu mereka
menjadi orang-orang yang diliputi perasaan sukacita sehingga mereka rela
menjual harta mereka untuk mendapatkan “harta yang lebih berharga” yaitu Yesus
Kristus. Harta yang mereka jual bukan lagi berbicara tentang materi
tetapi lebih kepada hati mereka yang dipersembahkan sepenuhnya untuk Tuhan,
waktu mereka yang utama untuk Tuhan, bahkan segala materi yang mereka miliki
tanpa sungkan mereka persembahkan untuk pelayanan Tuhan di dunia dsb. Itulah ciri-ciri
dari kehidupan orang percaya yang telah menemukan “Harta yang terpendam dan
mutiara yang berharga.”
Bapak/Ibu/Sdr/I yang terkasih dalam Tuhan Kita Yesus Kristus,
Sebagai anak-anak Tuhan, hidup kita
seharusnya dipakai untuk mencari harta yang terpendam dan mencari mutiara yang
berharga itu; hidup kita seharusnya dipakai untuk mencari Tuhan dan kebenaran
FirmanNya dengan rajin membaca Alkitab setiap hari, mengikuti persekutuan-persekutuan
bersama saudara seiman dan juga dalam setiap kegiatan di gereja baik itu Ibadah
maupun pelayanan-pelayanan lainnya. Kita memang perlu mencari uang dsb, tapi
itu semua bukanlah yang utama, karena semuanya itu hanya bersifat sementara. Marilah
kita mencari Tuhan, yang jauh lebih berharga dari apapun yang ditawarkan dunia
sehingga hidup kita penuh dengan damai sejahtera dan Tuhan sendirilah yang akan
mencukupkan segala kebutuhan kita di dunia, amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.