Kembali lagi Yesus menggunakan sebuah
perumpamaan yang kena mengena dengan kehidupan orang Galilea untuk menjelaskan tentang
Kerajaan Sorga. Adapun isi dan arti dari perumpamaan tersebut adalah sebagai
berikut :
No
|
Isi
perumpamaan (ay. 24-30)
|
Arti
dari perumpamaan tersebut (36-43)
|
1
|
Orang yang menaburkan benih yang baik di
ladangnya yaitu benih gandum, lalu musuhnya datang pula untuk menaburkan
benih lalang di ladang tersebut.
|
Orang yang menaburkan benih yang baik adalah Anak Manusia (Yesus Kristus), musuhnya adalah iblis dan ladang adalah dunia,
Benih yang baik adalah anak-anak Kerajaan Sorga/ orang baik/orang yang taat
melakukan kehendak Allah dan benih lalang adalah anak-anak si jahat/ orang
yang jahat/yang tidak taat perintah Allah.
|
2
|
Benih gandum itu tumbuh dan berbulir. Demikian
pula halnya dengan benih lalang tersebut.
|
Anak-anak Kristus dan anak-anak si jahat hidup
bersama-sama dalam dunia ini; di dunia ini hidup orang yang baik dan orang
yang jahat/ orang yang melakukan kehendak Allah dan yang tidak melakukan
kehendak Allah; orang baik akan menghasilkan buah dan menjadi teladan yang
baik bagi orang sekitar namun orang jahat juga akan menghasilkan buah tetapi
buahnya itu membawa dampak yang tidak baik bagi orang sekitar (baca kelakuan
mereka membawa pengaruh buruk bagi orang sekitar).
|
3
|
Hamba-hamba tuan itu melaporkan kepada tuannya
apa yang terjadi.
|
Hamba-hamba tuan itu/ para penuai itu ialah
malaikat yang melaporkan apa yang sedang terjadi di dunia kepada Anak Manusia
yaitu Yesus Kristus.
|
4
|
Biarkanlah keduanya tumbuh sampai pada waktu
menuai. Ketika tiba waktunya menuai, lalang terlebih dahulu akan dikumpulkan
untuk dibakar tetapi gandum akan dikumpulkan kemudian untuk dimasukkan ke
dalam lumbung.
|
Waktu menuai ialah akhir zaman. Pada akhir
zaman, Yesus akan menyuruh malaikatnya untuk memisahkan orang-orang yang
jahat dari orang-orang yang baik. Orang jahat yang tidak mau taat kepada
perintah Tuhan akan dilemparkan ke dalam api penyiksaan sedangkan orang yang
baik yang senantiasa memberlakukan Firman Tuhan dalam kehidupan mereka akan masuk
dalam Kerajaan Sorga.
|
Jadi cukup jelas bagi kita arti dari
perumpamaan Yesus tersebut. Bahwa Kerajaan Sorga itu datang secara bertahap dan
bahwa penghukuman Tuhan itu bagi orang-orang jahat akan berlaku pada saat akhir
zaman. Perikop ini ditutup dengan seruan “Siapa bertelinga hendaklah ia mendengar.”
Melalui Firman Tuhan ini, kita diajak untuk memeriksa diri kita, apakah kita
merupakan gandum atau lalang? Apakah kita adalah orang-orang yang mau
memberlakukan Firman Allah dalam kehidupan kita sehingga kehidupan kita menjadi
berkat bagi sesama ataukah sebaliknya kita menjadi orang-orang yang jahat, yang
tidak mau mentaati Firman Tuhan sehingga membawa pengaruh buruk atau menjadi
batu sandungan bagi orang lain, terutama keluarga kita? Ingatlah jika tiba
waktunya nanti, Tuhan akan memisahkan lalang dan gandum. Tuhan Yesus
memberkati.
Renungan :
Di dunia ini, kita akan menemukan orang
yang baik dan orang yang berlaku jahat. Bila kita bertemu dengan orang yang
baik, hati kita merasa senang dan kita akan berusaha menjalin hubungan yang
baik dengan orang tersebut. Namun jika kita bertemu dengan orang yang jahat,
hati kita mungkin kesal, timbul kebencian bahkan “mengutuk” perbuatan mereka.
Ambil contoh dengan kasus pembunuhan di Sabu dan Sumba Tengah baru-baru ini.
Tentu kita sangat membenci perilaku biadab yang dilakukan orang-orang tersebut
yang dengan tega merenggut nyawa anak-anak yang tidak bersalah. Tanggapan kita
mungkin berbeda-beda tetapi kita sepakat bahwa pelaku dari tindakan tersebut
harus dihukum dan menerima ganjaran hukum yang sepantasnya. Yang baik dipuji
dan yang jahat dikecam. Hal inipun berlaku dalam kehidupan orang percaya
sebagaimana nampak dalam bacaan kita saat ini.
Dikatakan bahwa pada suatu hari ada
seorang penabur yang menaburkan benih yang baik di ladangnya.
Penabur tersebut adalah Yesus Kristus, benih yang ditabur adalah Firman
Tuhan dan ladangnya adalah dunia. Yesus memberitakan Firman Allah
tentang Kerajaan Sorga kepada dunia. Namun ketika malam tiba, musuh
dari penabur yaitu Iblis juga menaburkan benih lalang di ladang
tersebut. Artinya bahwa di dunia ini Iblis juga sedang menaburkan benih-benih
kejahatan/ yang merusak kehidupan orang baik supaya mereka menjadi jahat
(kebencian, permusuhan, pembunuhan dsb). Akhirnya di ladang tersebut, benih
gandum dan benih lalang tumbuh bersama-sama. Mereka sulit dibedakan hingga
waktu menuai tiba. Kehidupan orang baik dan orang jahatpun demikian sulit
dibedakan. Ketika hal itu dilihat oleh hamba-hamba tuannya yaitu malaikat-malaikat
Allah, mereka meminta kepada tuannya untuk mencabut benih lalang
tersebut sehingga tidak mengganggu pertumbuhan benih gandum. Menurut mereka
orang jahat perlu dilenyapkan dari dunia ini agar di dunia ini hanya ada
orang-orang yang baik saja, yang melakukan kehendak Allah. Tetapi dengan tegas
tuannya menolak. Sebab akan ada waktunya nanti ketika musim menuai tiba, maka
lalang tersebut yang akan diambil pertama untuk diikat dan dibakar lalu sesudah
itu barulah gandum tersebut dipanen untuk dimasukkan ke dalam lumbung. Artinya
jika akhir zaman itu tiba, maka Tuhan akan mengadili orang yang jahat dan
membuang mereka ke dapur api (neraka) dan disanalah akan terdapat ratapan dan
kertakan gigi yang menjadi simbol dari penderitaan. Tetapi bagi orang baik,
yang melakukan kehendak Allah, mereka justru akan hidup bercahaya oleh karena
mereka akan tinggal bersama-sama dengan Kristus di Kerajaan-Nya. Mengapa Yesus
membiarkan atau menunda-nunda penghukuman bagi orang yang jahat sampai tiba
hari penghakiman? Ini menandakan bahwa Yesus sedang memberikan kesempatan
kepada orang yang jahat untuk segera bertobat dan hidup seturut kehendak Allah.
Sedangkan bagi kita anak-anak Terang (orang-orang
yang melakukan kehendak Allah), teruslah hidup dengan menaburkan kebaikan
dan memberitakan Kerajaan Allah bagi dunia ini, sehingga banyak jiwa hidup
dalam pertobatan dan mereka juga turut bersama-sama dengan kita di Sorga kelak.
Lalu bagaimana dengan kehidupan kita saat
ini? Dimanakah tempat kita? Apakah hidup kita selama ini telah menjadi benih
yang baik ataukah benih yang jahat? Gandum atau ilalang? Melalui Firman Tuhan hari
ini, kita diingatkan untuk hidup seperti benih yang baik, yang berbuah sehingga
menjadi berkat bagi sesama.
“Lalang akan tumbuh tetapi menuju kebinasaan,
dan Gandum bertumbuh untuk menghasilkan buah dan
menuju kekekalan.”
Bahan PART GKS Jemaat Parakamaru (Minggu ke 2 Februari 2018)
Oleh
Vic. Iston Umbu Kura Lena, S.Si-Teol
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.