Kembali lagi Yesus menjelaskan Hal Kerajaan Sorga kepada orang
banyak dengan menggunakan perumpamaan dari Biji Sesawi dan Ragi.
Ayat 31-32 :
Biji sesawi
adalah biji yang paling kecil dari segala jenis biji-bijian yang ada; besarnya
hanya 1 mm/seukuran kepala jarum pentul dan beratnya seperseribu gram. Tetapi
jika benih ini tumbuh, maka ketinggiannya dapat mencapai 2m- 3m, melebihi
tanaman sayuran lainnya, bahkan dapat menjadi pohon, sehingga burung-burung
dapat bersarang diatasnya. Demikian pula halnya dengan Kerajaan Sorga. Yesus
memulai pengajaran tentang Kerajaan Sorga dari sesuatu yang kecil/ sederhana,
dimana Ia memulai pelayanan dari desa yang terpencil, metode pelayanan yang
tampak sederhana (berjalan kaki dari desa yang satu ke desa yang lain), Ia
berkhotbah di tengah-tengah masyarakat yang beragama Yahudi, tetapi tidak
banyak orang yang percaya kepada-Nya. Murid-Nya pun hanya 12 orang. Semuanya
itu kelihatan sebagai “suatu biji sesawi” saja. Tetapi pada akhirnya sekalipun
pemberitaan tentang Kerajaan Sorga itu dimulai dari sesuatu yang kecil/
sederhana, dengan jumlah pengikut-Nya yang masih sedikit, namun dikemudian hari
menjadi lebih besar, yang ditandai dengan semakin banyak orang-orang yang
tertarik dengan pemberitaan Yesus. Bahkan pemberitaan tersebut membawa
orang-orang dari segala bangsa untuk masuk/ ambil bagian dalam Kerajaan Sorga
(seperti burung-burung yang datang bertengger di atas pohon sesawi). Pekerjaan
Yesus yang dimulai dari pelayanan kecil di kampung Galilea, telah menyebar luas
hingga ke seluruh dunia. Dari jaman Yesus hingga masa kini, pengikut Kristus
semakin bertambah; sama halnya kekristenan telah berkembang dengan cukup pesat
sehingga menjadi salah satu agama besar di dunia saat ini.
Ayat 33 :
Ragi adalah
sesuatu yang sering dipakai oleh perempuan di Palestina untuk membuat roti,
demikian juga perempuan dalam bacaan kita saat ini, dimana dikatakan bahwa ia
memasukan sedikit ragi ke dalam 3 sukat
( 1 sukat 12 liter; 3 sukat berarti ± 36 liter)
tepung sehingga adonan tersebut menjadi khamir
(artinya mengembang) seluruhnya. Walaupun ragi itu sedikit saja kalau dibandingkan
dengan tepung yang banyak itu, namun pada akhirnya ragi itu “menang,”
sehingga adonan tersebut menjadi khamir seluruhnya. Demikian pula halnya dengan
Kerajaan Sorga, sekalipun pemberitaan-Nya dimulai dari sesuatu yang kecil (dari
kampung yang sederhana), namun pada akhirnya pemberitaan itu memberi dampak
bagi orang banyak di Palestina bahkan hingga ke kota-kota (Galilea-Yudea dan
sekitarnya). Pemberitaan tentang Kerajaan Sorga telah membawa pertobatan bagi
banyak orang; ajaran Yesus telah membawa perubahan besar bagi kehidupan orang
banyak pada waktu itu hingga saat ini.
Ay. 34-35 :
Mengapa Yesus
menggunakan perumpamaan untuk menjelaskan tentang Kerajaan Sorga? Supaya
genaplah apa yang dikatakan Firman Allah melalui nabi bahwa “Yesus akan menyingkapkan apa yang
tersembunyi, hal tentang Kerajaan Sorga dengan suatu perumpamaan.”
Dari
perumpamaan tersebut kita diajarkan bahwa :
1. Sesuatu yang dimulai dari hal-hal yang kecil atau sederhana, jika
dilakukan dalam terang Firman Allah, maka dikemudian hari ia akan berdampak
besar (seperti biji sesawi yang kecil namun dikemudian hari ia menjadi tanaman
yang lebih tinggi dari tanaman lainnya). Hal ini dapat kita mulai pertama-tama di tengah kehidupan keluarga kita masing-masing. Ketika suami mau menolong meringankan pekerjaan istri di rumah, maka pekerjaan istri di rumah tangga menjadi lebih ringan. Demikian pula sebaliknya, ketika istri dapat menggunakan uang dengan seperlunya, maka akan meringankan beban suami. Anakpun demikian. Ketika anak tidak banyak menuntut agar orang tua selalu memenuhi keinginannya, maka itu akan meringankan beban orang tua.
2. Sesuatu yang kecil, mampu mengubahkan hal-hal disekitar. Misalnya ketika ada sesama kita yang sedang sakit atau sedang susah kita mau mendoakan atau bahkan menolong meringankan beban mereka, maka apa yang kita lakukan itu pasti akan berdampak besar dalam kehidupan mereka.
Renungan :
Bapak/Ibu/Sdr/I
yang terkasih dalam Tuhan Kita Yesus Kristus,
Suatu hari seorang Bapak mengajak anaknya ke sebuah danau yang airnya
bersih dan tenang. Lalu bapak tersebut mengambil sebuah batu kecil dan melemparkannya
ke air hingga menimbulkan beberapa gelombang. Anak itupun bertanya kepada
bapaknya apa artinya itu bagi dirinya? Bapak itu menjelaskan kepada anaknya
bahwa batu yang kecil, mampu menimbulkan gelombang yang cukup besar di danau
tersebut. Demikian juga halnya dalam hidup ini, ketika kita melakukan “sesuatu
yang kecil atau melakukan hal-hal yang sederhana,” maka dikemudian hari
“sesuatu yang kecil” atau “sesuatu yang sederhana” itu akan menjadi besar dan
memberi dampak bagi orang banyak. Inilah yang diajarkan Yesus dalam perumpamaan
biji sesawi dan ragi.
Bapak/Ibu/Sdr/I
yang terkasih dalam Tuhan Kita Yesus Kristus,
Biji sesawi adalah biji
yang paling kecil di antara biji-biji lainnya, namun ketika ia tumbuh, ia dapat
menjadi tanaman sayuran yang cukup tinggi bahkan burung-burung dapat bersarang
di atasnya. Demikian pula dengan ragi. Meskipun ia di masukan ke dalam adonan
tepung yang cukup banyak ( 3 sukat), namun dengan sedikit ragi, adonan tepung
tersebut mampu menjadi khamir/ mengembang sehingga adonan tersebut menjadi
lebih banyak. Kedua perumpamaan tersebut digunakan Yesus untuk menggambarkan
tentang Kerajaan Sorga. Bahwa pemberitaan mengenai Kerajaan Sorga, sekalipun di
mulai dari “sesuatu yang kecil;” dimulai dari perkampungan sederha dan di Galilea,
namun dikemudian hari pemberitaan itu telah berkembang dengan pesat hingga ke
kota-kota di Galilea dan Yudea hingga Palestina dan sekitarnya. Tidak hanya itu
saja, pemberitaan tersebut juga telah membawa dampak atau perubahan besar bagi
banyak orang yang menerima ajaran Yesus tersebut, sehingga orang banyak
berbondong-bondong untuk mengikut Yesus. Biji sesawi dan ragi adalah sesuatu
yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat Palestina. Demikian pula halnya
dengan segala ajaran Yesus mengenai Kerajaan Allah. Semuanya penting bagi
kehidupan umat manusia pada masa itu dan masa kini.
Bapak/Ibu/Sdr/I
yang terkasih dalam Tuhan Kita Yesus Kristus,
Dalam menjalani
kehidupan ini, seringkali kita menganggap bahwa hidup ini hanya perlu diisi
dengan melakukan perbuatan-perbuatan yang besar dan mengabaikan sesuatu yang
kita anggap sebagai hal-hal yang terlalu kecil atau sederhana untuk dilakukan.
Kita berpikir bahwa dengan melakukan hal-hal yang besar dalam hidup ini maka
hidup kita akan lebih bermakna. Misalnya seandainya saya memiliki uang yang
banyak, maka akan saya gunakan untuk membuka usaha dan menolong yang
kekurangan; seandainya saya punya uang yang banyak, saya akan memberikan persembahan
yang besar untuk mendukung pelayanan di gereja; seandainya saya dsb. Apakah
memang demikian Bpk/Ibu/Sdr/i? Menjadikan hidup ini lebih bermakna tidak
selamanya diukur dari “sesuatu yang besar” tetapi juga ketika kita melakukan
“hal-hal yang kecil/sederhana,” tetapi memberi dampak bagi kehidupan orang
banyak. Hal ini dapat kita mulai pertama-tama di tengah kehidupan keluarga kita masing-masing. Ketika suami mau menolong meringankan pekerjaan istri di rumah, maka pekerjaan istri di rumah tangga menjadi lebih ringan. Demikian pula sebaliknya, ketika istri dapat menggunakan uang dengan seperlunya, maka akan meringankan beban suami. Anakpun demikian. Ketika anak tidak banyak menuntut agar orang tua selalu memenuhi keinginannya, maka itu akan meringankan beban orang tua. Sesuatu yang kecil, mampu mengubahkan hal-hal disekitar. Lalu Apa yang akan kita lakukan dalam hidup ini untuk menjadi berkat bagi sesama? Khususnya bagi Hormat dan Kemuliaan nama Tuhan? Misalnya ketika ada sesama kita yang sedang sakit atau sedang susah kita mau mendoakan atau bahkan menolong meringankan beban mereka, maka apa yang kita lakukan itu pasti akan berdampak besar dalam kehidupan mereka. Bahkan dalam kehidupan beriman, ketika kita melihat ada saudara-saudari kita yang sudah lama tidak ke Gereja, maka kita dapat mengingatkan mereka agar kembali dekat dengan Tuhan melalui kehidupan persekutuan bersama. Ingatlah biji sesawi dan ragi, sekalipun kecil, namun
memiliki dampak yang luar biasa bagi orang banyak. Sekecil apapun perbuatan
kita, selama itu berkenan di hadapan Tuhan, maka akan berdampak dan menjadi
berkat bagi sesama. Tuhan Yesus memberkati kita semua, amin.
Bahan
PART GKS Jemaat Parakamaru (Minggu ke 3 Februari 2018)
Oleh Vic. Iston Umbu Kura
Lena, S.Si-Teol
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.