Ringkasan
Buku “The
Purpose Driven Life” Rick
Warren (Bab 18)
Allah menginginkan
agar kita menjalani kehidupan bersama-sama. Inilah yang dimaksudkan dengan
sebuah persekutuan. Persekutuan termasuk mengasihi dengan tidak mementingkan
diri sendiri, berbagi pengalaman dengan jujur, melayani secara praktis, memberi
dengan berkorban, menghibur dengan penuh simpati. Persekutuan baru terwujud,
ketika orang Kristen terlibat dalam sebuah kelompok kecil di dalam gereja,
entah itu kelompok persekutuan rumah, sebuah kelas sekolah minggu, atau sebuah
pendalaman Alkitab. Di sinilah suatu persekutuan yang sesungguhnya berlangsung,
bukan di dalam perkumpulan besar. Bagaimana kita dapat membedakan manakah
persekutuan yang sejati dan mana yang palsu? Dalam persekutuan yang sejati,
orang mengalami otentisitas (berbagi
pengalaman secara jujur), orang-orang mengalami kebersamaan (kebersamaan adalah seni memberi dan menerima; saling
bergantung), orang-orang mengalami simpati
(masuk dan turut merasakan penderitaan orang lain), orang-orang memperoleh belas kasihan (persekutuan adalah tempat
kasih karunia, di mana kesalahan-kesalahan tidak diungkit-ungkit tetapi
dihapuskan).
Refleksi Pribadi
Manusia adalah
makhluk sosial. Artinya bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan
orang lain. Oleh karena itu kita perlu membangun hubungan yang baik dengan
orang lain. Inilah yang disebut dengan kehidupan bersama. Kehidupan bersama
dengan orang-orang percaya sungguh penting, karena di dalamnya kita bisa saling
menolong satu dengan yang lain, bisa saling membangun, saling menghibur, saling
menguatkan dan sebagainya. Oleh karena itu, dalam membangun kehidupan bersama,
perlu adanya ketulusan, kejujuran dan keikhlasan sehingga apapun yang kita
lakukan, boleh diberkati Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.