Yosua 24 :14-18
Ayat
15 :
"Tetapi jika kamu
anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada
siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di
seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan
beribadah kepada TUHAN!"
(foto. Notre Dame
Cathedral (Ho Chi Minh City)
Kekasih
Kristus,
Hidup
yang kita jalani adalah rangkaian dari begitu banyak pilihan. Sejak membuka
mata pada pagi hari dan menutup mata pada malam hari, kita senantiasa
dihadapkan pada begitu banyak pilihan – mulai dari pilihan yang mudah (mau
pakai baju apa hari ini, makan apa dsb) hingga pilihan yang sulit (persoalan
keluarga, masa depan, pasangan hidup, pekerjaan), termasuk memilih untuk tetap
setia beribadah kepada Tuhan atau tidak. Mengapa saya katakan itu sebuah
pilihan? Karena Tuhan tidak pernah memaksakan kehendakNya kepada kita. Dia
memberikan kita kehendak bebas untuk memilih, namun bertanggung jawab. Yosua
adalah salah satu teladan yang baik, yang memilih untuk tetap setia beribadah
kepada Tuhan meskipun ia hidup di tengah bangsa yang tidak setia kepada Tuhan.
Firman Tuhan di atas tadi menceritakan tentang komitmen Yosua untuk tetap setia
beribadah kepada Tuhan dan bagaimana ia mengajak bangsa Israel agar mengambil
keputusan; mau beribadah kepada Tuhan atau tidak sambil mengingatkan mereka
akan segala kebaikan Tuhan yang sudah mereka terima.
Kekasih
Kristus,
Umat Israel yang semula menjadi bangsa
pengembara selama 40 tahun, kini telah memasuki tanah Kanaan. Allah telah
menyatakan kebaikanNya melalui pemeliharaan dan penyertaanNya sehingga mereka
dapat menduduki tanah Kanaan, tanah yang berlimpah susu dan madu. Apabila umat
Israel saat itu berhasil mencapai dan masuk tanah Kanaan, itu bukan karena
mereka telah menjadi bangsa yang kuat, ahli berperang atau umat yang pandai
mengatur siasat perang melawan bangsa-bangsa Kanaan. Mereka dapat masuk
dan menduduki tanah Kanaan
karena Allah yang menuntun, melindungi, menolong dan menyelamatkan mereka.
Tuhanlah yang telah berperang sehingga mereka dapat memperoleh kemenangan.
Dengan demikian Yosua mengingatkan agar
umat Israel tidak berbangga hati terhadap apa yang telah dicapainya. Yosua
mengajak umat Israel untuk mengingat karya keselamatan Allah. Jadi dengan
perjanjian di Sikhem, Yosua telah menghantar umat Israel untuk membuat suatu pilihan
yaitu tetap menyembah dan mempermuliakan nama Tuhan, sehingga akhirnya mereka
mampu berkata: “Kamipun akan beribadah kepada TUHAN, sebab Dialah Allah
kita." (Yos. 24:18).
.....................Pokok
Teologis.................
1. Yosua
dan bangsa Israel telah memilih untuk tetap setia beribadah kepada Tuhan karena
mereka sudah menerima kebaikan Tuhan.
Kebaikan Tuhan nyata dimana Tuhan melepaskan mereka dari perbudakan di tanah
Mesir menuju tanah yang berlimpah susu dan madu, menuntun bangsa Israel dari tanah
Mesir, melindungi sepanjang jalan yang ditempuh agar terhindar dari bahaya yang
mengancam dan menghalau semua musuh-musuh mereka, Oleh karena mereka setia
beribadah kepada Tuhan.
Aplikasi :
Kebaikan Tuhan nyata melalui
pemeliharaan dan penyertaanNya, berkat yang setiap hari selalu kita terima dan
rasakan. Tuhan memberi kita nafas kehidupan sehingga sampai dengan saat ini
kita masih dapat menikmati kehidupan yang sudah Tuhan percayakan, Ia melindungi
dan menjaga kita. Berkat Tuhan ini harus selalu kita syukuri, tidak hanya pada
saat kita diberikan atau mendapatkan apa yang kita inginkan, tetapi juga ketika
apa yang kita harapkan belum menjadi kenyataan. Tuhan tahu apa yang paling kita
butuhkan dan tahu kapan waktu yang tepat untuk diberikan kepada kita. Kita juga
patut bersyukur untuk setiap anggota keluarga yang sudah Tuhan berikan kepada
kita, Ayah, Ibu, Kakak, Adik, Kakek, Nenek. Oleh karena itu kita perlu selalu
bersyukur, tidak hanya pada hari ini saja, tetapi biarlah rasa syukur itu terus
ada dalam hidup kita.
Sebagai umat Tuhan, nyatakanlah rasa
syukur kita dengan tetap setia beribadah kepada Tuhan. Aku dan seisi rumahku
biarlah senantiasa setia beribadah kepada Tuhan. Jadikanlah rumah kita sebagai
rumah doa sehingga rumah kita penuh sukacita dan damai sejahtera serta menjadi
saluran berkat bagi sesama kita.
2. Tindakan
“mengingat” akan menjadi sesuatu yang tidak berarti kalau tidak disertai dengan
sikap iman. Ketika tindakan “mengingat” dilandasi oleh sikap iman, maka akan
menghasilkan sikap peneguhan untuk lebih berkomitmen semakin setia kepada
Tuhan. Bukankah kita sering kehilangan komitmen iman saat menghadapi berbagai
tekanan, kegagalan dan permasalahan hidup? Penyebabnya karena iman kita kepada
Tuhan belum sepenuhnya mampu mengingat seluruh karya keselamatan dan anugerah
Allah yang pernah kita alami.
Aplikasi :
Perjalanan hidup seseorang tidak ada yang tahu. Namun yang pasti bahwa
hidup ini tidak selalu berjalan seperti yang kita harapkan. Kadang senang
kadang susah, kadang suka kadang duka, kadang kita berada di atas, kadang di bawah.
Kadang sukses kadang bisa gagal. Begitupun dengan perjalanan hidup beriman kita.
Kadang kita memiliki kerinduan yang meluap-luap untuk bersyukur, memuji dan
menyembah Tuhan tapi kadang juga kita berada dalam keputusasaan dan kehilangan
pengharapan. Namun biarlah itu semua tidak membuat kita semakin jauh dari Tuhan
tapi justru lebih dekat dan menyerahkan hidup kita sepenuhnya kepada Dia.
Setiap persoalan yang kita alami, Tuhan sudah menyediakan jalan keluarnya.
3. Memasuki
tempat yang baru, di tanah Kanaan, bangsa Israel tergoda untuk hidup menyimpang
dari jalan Tuhan dengan turut menyembah illah-illah orang Amori. Oleh karena
itu Yosua perlu mengingatkan bangsa Israel supaya mereka jangan menyimpang ke
kanan ataupun ke kiri melainkan tetap setia beribadah kepada Tuhan. Setia
beribadah kepada Tuhan menjadi hal yang penting mengingat apa yang sudah Tuhan
lakukan kepada mereka.
Aplikasi
:
Berada lingkungan yang baru ataupun di
lingkungan yang sudah lama kita tempati, tentu kita tidak terlepas dari
godaan-godaan yang dapat membuat kita justru semakin jauh dari Tuhan. Mungkin
kita diliputi suatu kebanggaan karena bisa memiliki rumah/ tempat tinggal yang
baru, bangga akan keberhasilan yang sudah kita terima sehingga kita tidak lagi
perlu beribadah kepada Tuhan. Mungkin lingkungan tempat kita menetap mayoritas
tidak seagama dengan kita sehingga kitapun merasa takut untuk menyatakan iman
kita kepada mereka. Atau karena sekarang jarak rumah kita semakin jauh dari
tempat kebaktian, menjadi salah satu alasan bagi kita untuk enggan pergi ke
gereja. Cukup duduk di rumah dan melihat tanyangan rohani melalui televisi. Jangan,
karena kita sudah mendapatkan apa yang kita inginkan, kita lantas lupa dengan
Tuhan atau sebaliknya jangan pada saat susah saja baru kita ingat Tuhan. Biarlah
kita tetap menunjukan jati diri kita sebagai umat pilihan Tuhan di tengah
kehidupan bermasyarakat. Jangan mudah tergoda oleh lingkungan sekitar, tetapi
biarlah kehadiran kita di tengah-tengah mereka justru membawa teladan Kristus
sehingga nama Tuhan semakin dipermuliakan.
Setia beribadah kepada Tuhan dimulai
dari kehidupan rumah tangga kita dulu. Yosua berkata ”Tetapi aku dan seisi
rumahku, kami akan beribadah kepada Tuhan.” Dengan tegas Yosua menyatakan
komitmen yang sungguh-sungguh untuk tetap setia beribadah kepada Tuhan. Ibadah
dalam keluarga dapat kita lakukan misalnya dengan : saat teduh bersama, doa
bersama. Mungkin tidak harus setiap hari, pada saat moment-moment tertentu
(ulang tahun, dll), awalnya sebulan sekali, seminggu sekali, dan kemudian
setiap hari. Lebih jauh dari itu, setia beribadah kepada Tuhan dapat kita
nyatakan juga melalui kehidupan sehari-hari yang saling mengasihi satu dengan
yang lain, saling membangun, saling berbagi dsb.
Kekasih
Kristus,
Membuat sebuah pilihan dalam hidup,
bukanlah perkara yang mudah. Sebab setiap pilihan yang kita buat harus kita
lakukan. Begitupun ketika kita memilih untuk setia beribadah kepada Tuhan. Itu
adalah pilihan yang sulit namun kita pasti bisa melakukannya.
Ingatlah segala kebaikan dan berkat
yang sudah Tuhan berikan kepada kita. Semua itu tidak dapat kita balas atau
mampu membayarnya dengan apa yang kita miliki. Yang Tuhan mau adalah agar kita
tetap setia beribadah kepadaNya seumur hidup kita. Biarlah kita dapat memaknai
setiap rangkaian peristiwa yang telah kita alami, baik itu susah maupun senang
sambil mengingat segala kebaikan Tuhan, maka kita akan tetap setia beribadah
kepada Tuhan.
Jangan pernah lupakan kebaikan Tuhan.
Ucaplah syukur kepada Tuhan dengan mau tetap setia beribadah kepada Tuhan.
Dalam keadaan apapun, tetaplah nyatakan kesetiaan kita kepadaaNya. Tuhan
memberkati kita semua.
(renungan pribadi
penulis)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.