Ringkasan
Buku “The
Purpose Driven Life” Rick
Warren (Bab 20)
Tidak dapat
dipungkiri bahwa sebuah persekutuan yang telah dibangun (entah itu masih baru
ataupun sudah lama), dapat pula mengalami keretakan. Oleh karena itu
perlu adanya pemulihan karena inti dari kehidupan ialah belajar bagaimana
mengasihi, Allah ingin agar kita menghargai hubungan dan berupaya untuk
memeliharanya dan bukan menolaknya ketika ada keretakan, sakit hati, atau
konflik. Lalu bagaimana kita dapat
memulihkan suatu hubungan? Yang harus Anda lakukan adalah berbicara kepada Allah sebelum Anda
berbicara dengan orang tersebut (melalui doa), selalu mengambil inisiatif untuk menyelesaikan masalah
tersebut (tidak peduli apakah Anda yang melukai atau yang dilukai, Allah ingin
agar Anda mengambil langkah pertama), bersimpati
terhadap perasaan-perasaan mereka, akui peranan
Anda dalam konflik (kalau Anda yang bersalah, akuilah itu), seranglah masalahnya, bukan orangnya (bereskan masalahnya bukan
orangnya), bekerja sama sebanyak mungkin,
utamakan rekonsiliasi (mengutamakan
hubungan), bukan resolusi (mengutamakan
masalah); bila kita mengutamakan rekonsiliasi, masalah akan kehilangan maknanya
dan seringkali tidak relevan.
Refleksi Pribadi
Salah satu kebiasaan/adat orang Sumba adalah “tidak membiarkan bak kabar mandi kosong di
malam hari, oleh karena itu ketika malam hari, bak mandi akan diisi air bahkan
sampai penuh/ rata dengan permukaan bak mandi.” Hal ini dianggap penting,
karena apabila dilanggar, maka penghuni rumahnya akan mengalami sakit perut
keesokan harinya. Terlepas dari benar atau tidaknya kebiasaan ini, yang mau
saya katakan adalah bahwa hubungan kitapun dengan orang lain harus seperti itu.
Artinya ketika hubungan kita dengan orang lain retak, kurang bagus (disimbolkan
dengan bak mandi yang kosong) maka kita perlu mengadakan rekonsiliasi dengan
orang itu (disimbolkan dengan bak mandi yang kosong kemudian diisi dengan air
sampai penuh). Memang tidak mudah untuk melakukan hal ini, namun hal ini sangat
penting sebab Tuhan menginginkan kita untuk hidup damai dengan orang lain.
Tujuan Kristuspun datang kedunia adalah melakukan rekonsiliasi, antara kita
dengan Bapa di sorga, yang mana hubungan itu rusak ketika manusia jatuh ke
dalam dosa. Allah Bapa di surga, melalui AnakNya Yesus Kristus, diutus untuk
membawa rekonsiliasi di dunia. Allahlah yang berinisiatif untuk memperbaiki
hubungan Dia dengan kita. Kalau Allah saja lewat Yesus Kristus rindu untuk
mengadakan rekonsiliasi dengan kita, mengapa kita tidak? Mengapa kita tidak
melakukan hal itu sebagaimana yang dilakukan Yesus dalam hidup kita? Bukankah
selayaknyalah kita meneladani Yesus? Mari, lakukanlah rekonsiliasi dengan
sesama kita, entah itu dengan sahabat kita, orang tua kita, kakak adik, keluarga
maupun orang lain. Dan yang paling penting adalah sebelum melakukan
rekonsiliasi dengan sesama kita, rekonsiliasilah hubungan kita dengan Tuhan.
Ketika hubungan kita dengan Tuhan Yesus dipulihkan, tentu kitapun akan
dimampukan untuk berekonsiliasi dengan sesama kita.
Jangan biarkan persekutuan
kita retak,
Sebab hubungan yang retak
dapat menghancurkan hidup kita