Salah satu tindakan Allah ketika manusia menolak untuk mengikuti
perintah dan kehendak-Nya adalah Ia menurunkan tulah (hukuman) dan air menjadi
darah adalah salah satu dari sepuluh tulah yang ditimpakan Allah kepada orang
Mesir oleh karena mereka tidak mau mendengarkan dan mengikuti Firman Allah.
Pada waktu
itu berfirmanlah Allah kepada Musa agar ia pergi menemui Firaun. Pertemuan itu
tidak lagi terjadi di istana raja melainkan di dekat sungai Nil. Mengapa Allah
menyuruh Musa untuk pergi menemui Firaun di sungai Nil? Sebab Allah akan
menurunkan tulah kepada orang Mesir dimana air yang ada di sungai Nil akan
berubah menjadi darah sehingga Firaun dan seluruh penduduk Mesir melihat dan
mengakui bahwa Dialah Allah yang berkuasa (Ay.17). Maka pada waktu pagi Musapun
bersama-sama dengan Harun kakaknya pergi ke sungai Nil dan menunggu Firaun di
sana. Seperti biasa Firaun pun pergi berjalan-jalan ke sungai Nil atau bahkan
mungkin Firaun pada saat itu hendak mandi di sungai Nil (seperti yang dilakukan oleh puteri-puteri Firaun lainnya). Ketika
Musa dan Harun melihat bahwa Firaun ada di sungai Nil, maka Harunpun mengangkat
tongkatnya (tongkat ini yang semula juga
dibawa ketika bertemu dengan Firaun di istananya, yang mana tongkat ini berubah
menjadi ular) dan memukul air yang ada di sungai Nil. Maka air yang ada di
sungai Nil bahkan yang mengalir ke seluruh negri Mesir berubah menjadi darah (berwarna keruh kecoklatan) sehingga
menimbulkan bau busuk di seluruh negri Mesir dan ikan-ikan yang ada di sanapun
mati. Akibatnya orang Mesir tidak lagi dapat meminum air yang mengalir dari
sungai Nil sebab air itu telah berbau busuk. Hal ini terjadi seperti yang
difirmankan Allah kepada Musa dan Harun. Tetapi para ahli Mesir juga membuat
hal yang demikian dengan ilmu-ilmu mereka sehingga hati Firaunpun tetap tidak
mau mendengarkan Firman Allah untuk melepaskan umat Israel keluar dari tanah
Mesir. Hati Firaun berkeras untuk tidak menuruti perintah dan kehendak Allah
tersebut. Maka Allah membiarkan hal ini terjadi selama tujuh hari atau seminggu
penuh. Dengan adanya tulah ini, orang Mesir menderita oleh karena sumber air
yang selama ini mereka gunakan untuk keperluan sehari-hari untuk sementara
waktu tidak dapat mereka gunakan. Pertanyaannya adalah mengapa Allah mengubah
dan menempatkan : Air menjadi darah sebagai tulah yang pertama daripada
tulah-tulah yang lain? Air adalah salah satu kebutuhan yang paling mendasar
bagi manusia dan sangat penting bagi keberlangsungan hidup. Demikian pula
halnya bagi orang Mesir. Dengan adanya tulah ini, Allah hendak menunjukan
kuasa-Nya yang hebat dalam kehidupan orang Mesir dan menjadikan apa yang
penting bagi mereka dijadikan Allah sebagai salah satu sarana untuk “mendidik”
mereka agar mau mendengar dan melakukan kehendak Allah.
Seringkali
dalam kehidupan yang kita jalani, kita bertindak seperti yang dilakukan oleh
Firaun. Tidak mau mendengar dan melakukan kehendak Allah. Hati kita dikeraskan
sehingga kita tidak mau lagi memberi ruang bagi Allah untuk tinggal dalam diri
kita. Alih-alih melakukan kehendak Allah, kita bahkan tidak mampu untuk
mendengar suara-Nya yang datang dalam hidup kita karena kita disibukkan dengan
hal-hal yang menurut kita lebih penting daripada mencari Allah. Ingatlah bahwa
Allah juga dapat menurunkan “tulah” bagi kita (meskipun tidak sama seperti yang dialami oleh bangsa Mesir pada waktu
itu) ketika kita tidak lagi mau mendengar dan melakukan kehendakNya.
Liturgi Ibadah
1.
Sapaan
Majelis jemaat
2.
Nyanyian
Pembukaan KJ 17 : 1 “Tuhan Allah Hadir”
3.
Votum + Salam : Kebaktian rumah tangga saat ini
biarlah jadi dalam nama Bapa, Putra dan Roh Kudus.
“Kasih karunia dan damai sejahtera dari
Allah Tritunggal, turunlah atas kita sekalian,” Amin.
4.
Nyanyian
respon KJ 33 : 1 “SuaraMu Kudengar”
5.
Doa
pelayanan Firman Tuhan
6.
Pembacaan
Alkitab Rumah Tangga : Kel 7:14-25
Bapak/Ibu/Sdr/I yang terkasih dalam
Tuhan Kita Yesus Kristus,
Sebagai orang tua, seringkali jika kita
dapati anak-anak kita tidak mau mendengar dan melakukan perintah kita, tindakan
apa yang biasanya kita lakukan terhadap mereka? Tentu kita akan menegur mereka
bukan? Atau bahkan tidak hanya berupa teguran melainkan juga disertai dengan
hukuman ringan misalnya anak dicubit atau bahkan dipukul. Akan tetapi sebagai
orang tua perbuatan tersebut dilakukan bukan karena kita membenci anak-anak
kita melainkan kita mau mendidik mereka supaya senantiasa mendengar dan mau
melakukan perintah orang tua bukan? Inilah yang dilakukan Allah kepada orang
Mesir ketika mereka tidak mau mendengar dan melakukan perintah Allah
Bapak/Ibu/Sdr/I
yang terkasih dalam Tuhan Kita Yesus Kristus,
Kembali
lagi Musa pergi menghadap Firaun untuk menyampaikan Firman Allah agar Firaun
membebaskan umat Israel dari perbudakan di Mesir. Allah menyuruh Musa untuk
pergi menemui Firaun di sungai Nil. Maka Musa dan Harunpun pergi ke sana dan
menunggu Firaun di dekat sungai Nil. Seperti biasa, Firaun pergi ke sungai Nil
untuk berjalan-jalan atau bahkan mandi di sungai Nil. Pada saat itulah Allah
berfirman kepada Musa dan Harun agar mereka memukul air yang ada di sungai Nil
tersebut dengan menggunakan tongkat yang ada. Seketika air yang ada di sungai
Nil berubah menjadi darah (berwarna kecoklat-coklatan atau keruh) dan
menebarkan aroma yang busuk sehingga ikan-ikan yang ada di sungai Nil semuanya
mati. Bahkan orang-orang di Mesir tidak lagi dapat menggunakan air yang berasal
dari sungai Nil oleh karena Allah telah menulahi mereka dengan merubah air
menjadi darah. Para ahli-ahli Mesir juga dipanggil oleh Firaun dan melakukan
hal itu nanun mereka tidak dapat menghindari tulah tersebut. Selama tujuh hari
Tuhan menulahi orang Israel dengan tulah tersebut sehingga mereka dapat melihat
dan menyaksikan bahwa Allah Israel adalah Allah yang berkuasa dan ketika
manusia tidak mau mendengar dan melakukan perintahNya, maka Allah tidak
segan-segan untuk menulahi mereka. Namun, meskipun Allah telah menurunkan tulah
tersebut, Firaun tetap berkeras hati dengan tidak membiarkan umat Israel pergi
dari negri Mesir. Kekerasan hati Firaun ini membuat bangsa Mesir harus
mengalami banyak tulah (ada 10 tulah).
(Pada bagian ini, kita dapat memperkaya
penjelasan Firman Tuhan dengan melihat penjelasan perikop)
Bapak/Ibu/Sdr/I
yang terkasih dalam Tuhan Kita Yesus Kristus,
Ketika kita
tidak mau mendengar dan melakukan kehendak Allah yang datang dalam hidup kita,
maka Allah tidak segan-segan untuk “mendidik” kita dengan memberikan tulah.
Bahkan apa yang selama ini sangat berarti atau penting dalam hidup kita dapat
dipakai Allah untuk mendidik kita agar kita lebih mementingkan kehendak Allah.
Contohnya jika selama ini kita lebih mementingkan pekerjaan kita atau usaha
kita daripada mencari dan melakukan kehendak Tuhan, maka Tuhan dapat memakai
hal itu untuk mendidik kita dimana kita bisa saja kehilangan pekerjaan atau
bahkan usaha kita bangkrut. Atau saat ini, di tengah pandemi covid-19,
sesungguhnya Allah ijinkan ini semua terjadi supaya kita lebih bergantung
kepada Allah bukan kepada kekuatan dan kehebatan kita. Lihat saja, meskipun
kita hidup di dunia yang sudah modern dan maju ini, namun kita belum mampu
untuk menyelesaikan persoalan ini bukan? Karena itu milikilah hidup yang mau
selalu mendengar dan melakukan kehendak Allah di atas segala-galanya agar kita
tidak mengalami yang namanya “tulah-tulah” dalam kehidupan kita saat ini,
seperti yang dialami oleh bangsa Mesir beberapa ribu tahun yang lalu. Jangan
sampai kita ditimpa tulah dulu baru ingat Tuhan tetapi selalu ingatlah Tuhan
dalam seluruh kehidupan kita.
7.
Persembahan
diiringi KJ 403 : 1 “Hujan Berkat ‘Kan
Tercurah ”
8.
Doa
syukur (persembahan) dan syafaat.
9.
Nyanyian
penutup KJ 417 : 1 “Serahkan Pada Tuhan”
10.
Berkat : “Semoga Allah yang telah memanggil
kita keluar dari kegelapan menuju terang, terus berjuang dan menyertai hidup
kita, dalam pengasihan anakNya Tuhan kita Yesus Kristus serta dalam naungan dan
bimbingan Roh-Nya yang Kudus tetap menguatkan dan meneguhkan iman percaya kita
dari saat ini sampai selama-lamanya. (pemimpin
dan jemaat menyanyikan lagu : Amin, amin, amin)
Bahan Pembacaan Alkitab Rumah Tangga
GKS Jemaat Puu Naga
Rabu - Jumat, 29-30 Juli 2020
Oleh Pdt. Iston Umbu Kura Lena, S.Si-Teol
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.