Kembali lagi Allah memanggil dan mengutus Musa untuk pergi
menghadap Firaun, sekalipun beberapa waktu sebelumnya Firaun telah menolak
untuk memenuhi kehendak Allah Israel. Dalam perikop bagian ini kita dapat
melihat bagaimana Allah kembali berfirman kepada Musa untuk pergi menghadap
Firaun (Ay. 1-17) dan menegaskan bahwa Musa dan Harun adalah orang yang dipilih
Allah, melalui pemaparan silsilah Musa dan Harun (Ay. 18-26).
Dalam Ay.
1-7 Allah berfirman kepada Musa dan pertama-tama Dia menyatakan nama baru,
yaitu TUHAN (pada waktu Allah berfirman kepada Nuh, Ia menggunakan nama
Elohim). Itu berarti bahwa tahap baru dalam kegiatan-Nya dalam kehidupan umat
Israel akan mulai dan mereka akan mengenal Dia secara baru. Allah menyebut
tindakan-tindakan itu dalam Firman-Nya kepada Musa. Bahwa Dia tidak hanya
berjanji kepada para leluhur bangsa Israel, yaitu Abraham, Ishak dan Yakub
untuk memberikan kepada mereka tanah Kanaan, tanah yang berlimpah susu dan
madu, tetapi Ia juga telah mendengar erang (seruan) bangsa Israel yang
diperbudak dengan hebatnya di Mesir. Karena itu Tuhan berfirman kepada Musa
agar pergi menyampaikan kehendak Tuhan bahwa Ia akan membebaskan bangsa Israel
dari perbudakan di Mesir. Tuhan tidak hanya membebaskan mereka tetapi Ia juga
akan mengangkat bangsa Israel sebagai umat kepunyaan-Nya dan Ia akan menjadi
Allah mereka, supaya umat Israel mengetahui bahwa Ia adalah TUHAN, Allah mereka yang berkuasa. Dengan tangan
yang teracung (tangan yang kuat) Tuhan akan membawa mereka keluar dari tanah
Mesir menuju tanah perjanjian seperti yang telah dijanjikan Tuhan sebelumnya
kepada nenek moyang Israel. Musapun menyampaikan hal itu kepada umat Israel
namun karena hebatnya penderitaan yang mereka alami di Mesir dan sampai membuat
mereka putus asa, mereka tidak mendengarkan perkataan Musa tersebut (Ay.8).
Lalu Tuhan memerintahkan agar Musa pergi menghadap Firaun agar ia membiarkan
bangsa Israel pergi dari negrinya (Ay.9-10). Tetapi Musa sekali lagi ragu atas
pemanggilan dan pengutusannya sebab ia telah pergi menemui bangsa Israel dan
mereka tidak mau mendengarkan dirinya. Musa melihat hal ini sebagai sebuah
kegagalan yang berasal dari dirinya karena ia tidak petah lidah (secara harfiah
diartikan bibir yang tidak disunatkan; dengan demikian ia menganggap dirinya
sendiri sebagai seorang yang tidak layak atau tidak siap menyampaikan atau
mengucapkan Firman Allah di depan Firaun. Demikianlah Allah berfirman kepada
Musa (Ay.12).
Ayat 13-26
berisikan tentang silsilah nenek moyang Musa dan Harun. Alasan mengapa disisipkan
di sini ialah untuk memperlihatkan hubungan mereka dengan umat Israel. Musa,
yang mengatakan kepada umat Israel bahwa Tuhan akan melepaskan mereka dari
perbudakan di Mesir, dan Harun, yang akan menjadi juru bicara bagi dia di depan
Firaun, sesungguhnya adalah anggota-anggota dari umat itu dan menerima
pemanggilan serta kuasa dari Tuhan.
Secara
tepat Musa dan Harun berasal dari suku Lewi. Dengan demikian silsilah, yang
dimulai dari anak-anak Yakub dalam urutan yang sama dengan yang terdapat pada
permulaan kitab Keluaran ini (Ay.13-18), dilanjutkan hanya sampai Lewi karena
keterangan lain dalam konteks ini tidak perlu. Namun yang menarik dalam daftar
silsilah ini adalah istri serta keturunan Harun disebut, tetapi istri serta
keturunan Musa tidak disebutkan. Hal ini dapat dijelaskan secara lebih mudah.
Harun diingat orang-orang Israel sebagai nenek moyang para imam mereka,
sedangkan keturunan Musa tidak memainkan peranan penting dalam
peristiwa-peristiwa kemudian (dalam sejarah bangsa Israel). Melalui silsilah
ini, para imam (Musa dan Harun) dihubungkan dengan peristiwa Keluaran, yaitu
peristiwa yang menjadi dasar iman mereka (yaitu bangsa Israel) dan yang
menyebabkan mereka dianggap sebagai imam-imam yang benar.
Melalui
kisah ini kita melihat bagaimana Allah kembali menguatkan dan meneguhkan Musa
bahwa Ia adalah TUHAN, Allah nenek moyang Musa yang berkuasa. Dengan tangan-Nya
Ia akan membawa bangsa Israel keluar dari tanah Mesir menuju tanah perjanjian
sehingga umat Israel melihat dan percaya bahwa Ia adalah Tuhan dan Allah yang
perkasa. Kebesaran dan Kekuasaan Tuhan juga akan dinyatakan dalam kehidupan
kita saat ini ketika kita juga mengalami berbagai macam penderitaan dan
pergumulan hidup. Sebab Dia adalah Tuhan, Allah kita yang gagah dan perkasa.
Liturgi Ibadah
1.
Sapaan
Majelis jemaat
2.
Nyanyian
Pembukaan KJ 454 : 1 “Indahnya Saat Yang
Teduh”
3.
Votum + Salam : Kebaktian rumah tangga saat ini
biarlah jadi dalam nama Bapa, Putra dan Roh Kudus.
“Kasih karunia dan damai sejahtera dari
Allah Tritunggal, turunlah atas kita sekalian,” Amin.
4.
Nyanyian
respon KJ 454 : 3 “Indahnya Saat Yang
Teduh”
5.
Doa
pelayanan Firman Tuhan
6.
Pembacaan
Alkitab Rumah Tangga : Kel 6:1-26
Bapak/Ibu/Sdr/I yang terkasih dalam
Tuhan Kita Yesus Kristus,
Tidak terasa bahwa kita telah sampai
di pertengahan tahun 2020. Jika kita sejenak menoleh kembali kebelakang
bagaimana kita melihat dan memandang kehidupan yang telah dilalui? Khususnya di
tengah pandemi covid-19 ini dan wabah flu African yang membuat ternak kita
mati! Adakah hidup kita terasa berat untuk dijalani? Adakah
pergumulan-pergumulan yang belum terselesaikan yang membuat kita kehilangan
sukacita dalam menjalani hari-hari hidup yang masih Tuhan percayakan sampai
dengan saat ini?
Bapak/Ibu/Sdr/I
yang terkasih dalam Tuhan Kita Yesus Kristus,
Ketika
bangsa Israel menjadi tawanan di Mesir, kehidupan mereka penuh dengan
penderitaan. Karena itu mereka berseru kepada Allah oleh karena beratnya hidup
sebagai budak di negri Mesir. Lalu Allah berfirman kepada Musa untuk pergi bertemu
umat Israel dan menyampaikan Firman Allah kepada mereka. Sebab, Akulah TUHAN,
Allah Israel. Dengan tangan yang teracung (tangan yang kuat) Allah akan membawa
bangsa Israel keluar dari tanah Mesir, dan hal ini terbukti dikemudian
hari ketika Tuhan menurunkan tulah-tulah kepada bangsa Mesir sehingga akhirnya
Firaun melepaskan umat Israel. Dia tidak hanya mengingat
perjanjian-Nya dengan para leluhur Israel, Abraham, Ishak dan Yakub, bahwa Ia
akan memberi kepada mereka tanah Kanaan, tanah yang berlimpah susu dan madu,
tetapi Ia juga telah mengangkat dan menetapkan umat Israel sebagai umat
pilihan-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka, supaya mereka tahu bahwa Ia
adalah TUHAN, Allahmu yang telah membebaskan kamu dari perbudakan di Mesir. Lalu
Musa menyampaikan Firman Allah itu kepada bangsa Israel tetapi mereka tidak mau
mendengarnya karena terlalu berat beban hidup yang harus mereka pikul.
Perkataan Musa sekalipun membawa penghiburan dan penguatan bagi bangsa Israel
tetapi karena Firman itu belum digenapi sehingga mereka tidak mau mendengar
perkataannya. Allahpun menyuruh Musa untuk pergi menghadap Firaun dan
menyampaikan apa yang telah diperintahkan Allah kepada Musa. Tetapi Musa
kembali meragukan pemanggilan dan perutusannya. Ia berkilah bahwa umat Israel
saja tidak mau mendengarkan perkataannya apalagi jika ia pergi berbicara kepada
raja Firaun? Aku ini seorang yang tidak petah lidahnya (tidak layak menjadi
utusan Allah) demikian Musa berdalih. Tetapi Allah kembali meneguhkan Musa
dengan menceritakan kembali silsilah Musa dan Harun saudaranya, bahwa mereka
adalah bagian dari umat Allah tersebut dan karena itu mereka dilibatkan dalam
rencana Allah untuk membawa dan menuntun umat Israel keluar dari tanah Mesir
menuju tanah perjanjian, tanah Kanaan. Musa dan Harun adalah orang-orang
pilihan.
(Pada bagian ini, kita dapat memperkaya
penjelasan Firman Tuhan dengan melihat penjelasan perikop)
Bapak/Ibu/Sdr/I
yang terkasih dalam Tuhan Kita Yesus Kristus,
Melalui
perikop ini kita melihat bahwa Allah telah memperhatikan kesengsaraan umatNya
dan dengan kebesaran dan kuasaNya Ia akan membebaskan dan menyelamatkan umat
Israel dari segala perbudakan di Mesir. Hal yang sama juga akan dilakukan Allah
dalam hidup kita. Tidak selamanya Ia membiarkan kita terus menerus ada dalam
pergumulan dan penderitaan yang menekan hidup kita. Ia akan membebaskan dan
menyelamatkan kita (menyelesaikan) dari segala pergumulan yang kita alami.
Khususnya di tengah pandemi covid-19 ini, ia akan membebaskan dan menyelamatkan
kita dari pandemi ini. Yang perlu kita lakukan adalah kita tetap percaya dan
berseru kepada Dia. Sebab adalah TUHAN, Allah kita yang hebat. Tuhan memberkati
kita semua.
7.
Persembahan
diiringi KJ 299 : “Bersyukur Kepada
Tuhan”
8.
Doa
syukur (persembahan) dan syafaat.
9.
Nyanyian
penutup KJ 409 : 1 & 3 “Yesus, Kau Nahkodaku”
10.
Berkat : “Semoga Allah yang telah memanggil
kita keluar dari kegelapan menuju terang, terus berjuang dan menyertai hidup
kita, dalam pengasihan anakNya Tuhan kita Yesus Kristus serta dalam naungan dan
bimbingan Roh-Nya yang Kudus tetap menguatkan dan meneguhkan iman percaya kita
dari saat ini sampai selama-lamanya. (pemimpin
dan jemaat menyanyikan lagu : Amin, amin, amin)
Bahan Pembacaan Alkitab Rumah Tangga
Rabu - Jumat, 15-17 Juli 2020
Oleh Pdt. Iston Umbu Kura Lena, S.Si-Teol
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.