Bapak/Ibu/Sdr/i yang terkasih dalam Tuhan kita Yesus Kristus,
Ø Ada
sebuah lagu yang berjudul “Lain Dulu
Lain Sekarang”
Dulu aku jauh jauh dari jalan Tuhan
Orang yang terhilang serta penuh dengan dosa
Tiba tiba ku dengar
Suara Tuhan memanggilku
Aku melangkah, menuju rumah Bapaku
Refrein
:
Lain dulu lain sekarang, kini ku hidup
Di dalam Tuhan, yang penuh damai
Dan penuh sentosa, ku merasakan
lain dulu lain sekarang, kini ku hidup
DI dalam Tuhan
Berkat yang melimpah
DiberikanNya, terima kasih Tuhan
Ø Syair
lagu tersebut menunjukan kepada kita seseorang yang telah mengalami perubahan
hidup dari kehidupan yang lama, yaitu kehidupan yang penuh dengan dosa menuju
hidup dalam Kristus yang penuh berkat.
Ø Hal
inilah yang dialami oleh murid-murid Tuhan Yesus pada waktu itu, ketika mereka
menerima Roh Kudus yang turun atas mereka sebagaimana yang dikisahkan dalam perikop
bacaan kita hari ini.
Bapak/Ibu/Sdr/i yang terkasih dalam Tuhan kita Yesus Kristus,
Ø Dalam
perikop ini dikisahkan bahwa ketika tiba hari Pentakosta (dari Bahasa Yunani :
pentekoste/hemera) murid-murid berkumpul di satu tempat. Mengapa mereka
berkumpul di satu tempat? Kis 1:14 berkata bahwa setelah kenaikan Yesus ke
Sorga, murid-murid bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama sambil
menantikan janji Tuhan digenapi. Sebelumnya, Pentakosta adalah salah satu
perayaan besar orang Yahudi untuk merayakan Shavuot
atau festival panen raya. Sehingga orang-orang Yahudi datang dari segala
penjuru dunia dan berkumpul di Yerusalem. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu
bunyi tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka sedang
duduk berkumpul dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah api yang berterbangan
dan hinggap pada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus,
lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa lain seperti yang diberikan oleh
Roh kepada mereka untuk mengatakan apa yang dikehendaki Allah. Sedangkan bagi
orang-orang Yahudi yang berkumpul di Yerusalem, yang datang dari segala penjuru
dunia, apa yang terjadi saat itu mencengangkan mereka. Sebab mereka melihat dan
mendengar murid-murid berkata-kata dalam berbagai bahasa yang mereka pakai. Ada
bahasa Partia, Pontus, Asia, Frigia dan Pamfilia, Mesir dan daerah-daerah
Libia, pendatang-pendatang dari Roma, baik orang Yahudi maupun penganut agama
Yahudi, orang-orang Kreta dan orang Arab, mendengar mereka berkata-kata dalam
bahasa kita sendiri tentang perbuatan besar yang dilakukan Allah. Reaksi
merekapun beragam. Ada yang berkata kepada yang lain : “Apakah artinya ini?”
Tetapi ada juga yang menyindir dengan berkata bahwa : “mereka sedang mabuk oleh
anggur manis.”
Ø Petrus
yang mendengar perkataan orang banyak itu lalu bangkit berdiri dan menjelaskan
kepada orang banyak itu bahwa apa yang terjadi pada para murid bukanlah
dikarenakan mabuk tetapi Roh Kudus yang telah memenuhi hati mereka sehingga
mereka dapat berkata-kata dalam berbagai bahasa yang dapat dimengerti oleh
orang-orang saat itu. Inilah yang menjadi pintu masuk bagi Petrus untuk
menjelaskan kembali kepada orang banyak saat itu tentang apa yang telah
dinubuatkan nabi Yoel. Peristiwa inilah yang kemudian membuat orang banyak
menjadi percaya kepada.
Ø Peristiwa
turunnya Roh Kudus ke atas murid-murid dan keberanian Petrus untuk bersaksi
kepada orang banyak saat itu menjadi sarana bagi orang banyak yang ada di Yerusalem
untuk menyaksikan perbuatan besar Allah. Perbuatan besar Allah disaksikan dan
diperkatakan kepada seluruh bangsa melalui para murid yang berkata-kata dalam
berbagai bahasa. Melalui pencurahan Roh Kudus itu kuasa Allah dialami dan
dirasakan oleh semua orang.
Bapak/Ibu/Sdr/i yang terkasih dalam Tuhan kita Yesus Kristus,
Ø Saat
ini, ketika dunia dilanda pandemi covid-19, kita diperhadapkan pada suatu
kondisi kehidupan yang kita sebut : “New normal” atau kenormalan baru. Covid 19
telah membawa perubahan yang besar dalam seluruh tatanan kehidupan manusia,
baik itu dalam kehidupan pribadi (perubahan
gaya hidup; mungkin selama ini kita kurang memperhatikan kebersihan diri maka
dengan adanya wabah ini kita menjadi lebih perhatian untuk menerapkan pola
hidup bersih dan sehat, dsb), berbangsa (menghindari
keramaian dsb) dan juga dalam kehidupan bergereja (dimana untuk beberapa waktu lamanya kita tidak beribadah di gereja
melainkan di rumah tangga kita masing-masing, dsb).
Ø Maka
saat ini ketika kita memperingati dan merayakan hari Pentakosta, yaitu hari ke
lima puluh sesudah kebangkitan Kristus, kita juga diajak untuk memasuki suatu
kenormalan baru atau : “The New Normal” dimana kita semakin hidup dekat dengan
Tuhan (ada perubahan atau pembaharuan
hidup) dan bersaksi tentang Dia dalam seluruh perjalanan hidup kita. Bersaksi
tentang Allah dapat kita lakukan tidak hanya melalui perkataan tapi juga dengan
perbuatan nyata, sebagaimana tema bulan oikumene saat ini : satu tubuh, satu
beban jadilah sahabat dalam susah dan senang.
Ø Pertanyaannya,
sudahkah kita mengalami dan merasakan kuasa Roh Kudus turun atas kita? Jika belum maka
marilah kita membuka hati dan membiarkan Roh Kudus itu turun memenuhi hidup
kita.
Roh
Kudus Kau hadir di sini.
Roh
Kudus kumengasihiMu.
Kau
lembut, Kau manis, Kaulah Penghiburku.
Penolongku
diutus Bapaku
Refrein
:
Kubuka
hati untuk Roh-Mu Tuhan.
Kubuka
hati menyembahMu Yesus.
Jamahlah
kami, penuhi kami.
Dengan
kuasa Alllah Maha Tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.