Jika
Tuhan itu ada dimanakah Dia? Jika Ia berkuasa atas alam semesta, mengapa
situasi dan kondisi dunia saat ini semakin memburuk bahkan banyak orang
meninggal akibat covid-19? Demikian
segelintir pertanyaan yang disampaikan oleh salah satu warga jemaat kepada
pendetanya. Mungkin pertanyaan tersebut juga sempat terpikirkan oleh kita di
tengah pandemi covid-19 saat ini. Pertanyaan-pertanyaan tersebut tentu
membutuhkan jawaban yang memuaskan yang disertai dengan bukti nyata mengenai
kehadiran dan kuasa Tuhan atas pergumulan yang kita alami saat ini. Namun
ketika kita tidak mampu “melihat” kehadiran Tuhan dan merasakan “kuasa-Nya,”
maka hati kita akan dipenuhi dengan keragu-raguan. Yah itulah salah satu sikap
manusia, tidak mudah percaya akan sesuatu tanpa bukti yang nyata. Inilah juga
yang dialami oleh Tomas, salah seorang rasul Tuhan sebagaimana yang dikisahkan
dalam bacaan kita hari ini.
Tomas
adalah salah seorang dari dua belas rasul atau murid Tuhan Yesus (Mat. 10:3).
Dalam Injil Sinoptik (Matius, Markus,
Lukas), nama Tomas hanya dicantumkan dalam daftar para murid. Kita tidak
dapat menemukan kisah tentang Tomas. Namun dalam Injil Yohanes ada tiga
peristiwa dimana Tomas tampil yaitu yang pertama pada waktu Yesus akan
berangkat ke Yudea untuk membangkitkan Lazarus, murid-murid memperingatkan
Yesus bahwa di tempat itu pernah Ia nyaris dibunuh orang tetapi Tomas berkata
kepada murid-murid yang lain, “Marilah
kita pergi juga untuk mati bersama-sama dengan Dia” (Yoh 11:16). Di sini
kita melihat bahwa Tomas seorang yang mengasihi Yesus dan rela mati bersama-sama
Dia. Yang kedua ketika Yesus berkata bahwa Ia akan pergi ke rumah
Bapa-Nya untuk menyediakan tempat bagi para murid dan akan datang kembali,
Tomas berkata, “Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi, jadi bagaimana kami tahu
jalan ke situ?” (Yoh 14:5). Disini kita melihat sikap atau karakter Tomas
yang jujur tidak seperti murid-murid Tuhan Yesus yang lain, pura-pura
mengerti namun sesungguhnya tidak mengerti maksud dari perkataan atau
pengajaran Yesus (Bc. Lukas 9:45) dan yang ketiga yaitu ketika para murid lain
berteriak kepada Tomas, “Kami telah
melihat Tuhan,” Tomaspun berkata,
“Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukan
jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukan tanganku ke dalam lambung-Nya,
sekali-kali aku tidak akan percaya” (Yoh 20:25). Di sini kita melihat karakter Tomas
yang tidak mudah percaya sebelum ada bukti nyata. Tomas menolak percaya
kepada sesuatu yang sebenarnya tidak ia percayai. Hal ini terjadi pada waktu
Yesus menampakan diri kepada murid-murid sesudah kebangkitan-Nya dan pada saat
itu Tomas sedang tidak berada di situ. Itulah ketiga kejadian di mana dicatat
bahwa Tomas bereaksi dan mengucapkan sesuatu.
Namun
delapan hari sesudah itu, ketika Yesus kembali menampakkan diri kepada
murid-murid-Nya dan saat itu Tomas ada di situ, Yesus menawarkan kepada Tomas
untuk mencucukan jari ke dalam lubang bekas paku, sesuai dengan syarat yang
diajukan Tomas kepada murid-murid yang lain sebelumnya. Tetapi Tomas justru
membuang syarat itu. Langsung ia berseru, “Ya Tuhanku dan Allahku’ (Ay. 28). Seruan
Tomas ini adalah suatu pengakuan iman. Apa arti dari
pengakuan iman Tomas tersebut? Bahwa ketika ia berseru “Ya Tuhanku dan
Allahku,” disitulah kita melihat bahwa Tomas mengakui Yesus Kristus sebagai
sosok yang berkuasa atas alam semesta; akan hidup dan kematian seluruh
ciptaan di seluruh dunia; sosok yang sanggup melakukan segala sesuatu di
dunia ini dan sosok penolong dan penyelamat dalam hidupnya. Dengan seruan itu,
Tomas menjadi orang pertama yang secara tegas dan jelas menyatakan pengakuan
percaya bahwa Yesus adalah Tuhan (Yunani : Kurios) dan Allah (Theos). Pengakuan
Tomas ini bukan hanya merupakan pengakuan pribadi mengenai identitas atau
hakikat yang sempurna dari Yesus Kristus, melainkan juga merupakan pusat
pemberitaan Gereja Tuhan di seluruh dunia saat ini.
Tidak
diragukan lagi, kebangkitan Yesus dan perjumpaannya itu telah menimbulkan suatu
pengaruh yang radikal dalam diri Tomas. Ia yang semula ragu-ragu diubahkan
menjadi seorang yang percaya dengan sungguh-sungguh bahwa Yesus benar adalah
Tuhan dan Allah. Ia harus mempunyai kepastian untuk menyakini apa yang ia
yakini dan ketika kepastian itu telah ia temukan, ia menjadi salah seorang dari
antara rasul-rasul yang merintis pekabaran Injil ke kerajaan Partia (kini
wilayah Iran dan Irak) bahkan menurut tradisi Gereja di India, Tomaslah yang
pertama kali membawa berita Injil ke India Selatan (wilayah Malabar dan
Travancore), sehingga lahirlah gereja Mar Thoma di India yang berkembang hingga
kini.
Pengakuan
Tomas itu dipakai Yesus untuk menyatakan bahwa percaya tidak perlu didahului
oleh karena melihat (Ay. 29). Percaya bukan buah dari bukti melainkan sesuatu
yang timbul meskipun tidak ada bukti. Karena itu Yesus berkata, “Berbahagialah
mereka yang tidak melihat, namun percaya.”
Perjumpaan
antara Tomas dengan Kristus yang telah bangkit dan hidup itu, biarlah menjadi
pengalaman iman bagi kita saat ini, khususnya di tengah situasi dan kondisi
dunia yang dilanda pandemi covid-19. Bahwa Dia adalah Tuhan dan Allah kita,
yang berkuasa atas seluruh ciptaan-Nya, yang sanggup menyingkirkan wabah
covid-19 dari muka bumi ini, Sang Penolong dan Juruslamat kita. Menjawab
pertanyaan di awal tadi, apakah Tuhan ada dan jika Ia ada dimanakah Ia? Maka
kita dapat menjawab yah, Dia sungguh ada dalam kehidupan kita. Kita tidak dapat
melihat Ia dengan mata jasmani namun dengan mata iman yang tertuju kepada Yesus
Kristus yang telah bangkit itu, kita dapat merasakan kehadiraNya dalam seluruh
kehidupan kita. Ia tidak pernah meninggalkan kita. Ia berkuasa atas segala
sesuatu di dunia, termasuk berkuasa untuk menyingkirkan wabah covid-19 ini dari
muka bumi. Yang perlu kita lakukan saat ini adalah berjumpa secara pribadi
dengan Dia. Sudahkah kita mengalami perjumpaan dengan Kristus yang telah
bangkit dan hidup itu? Selamat memasuki minggu ke tiga sesudah Paskah. Tuhan
Yesus kiranya terus menopang, menyertai, menguatkan dan meneguhkan iman percaya
kita, amin.
Renungan Ibadah Minggu, 03 Mei 2020
GKS Puu Naga - Waikabubak
Oleh Pdt. Iston Umbu Kura Lena, S.Si-Teol
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.