Bapak/Ibu/ Sdr/I yang terkasih
dalam Tuhan Kita Yesus Kristus…………………………………………………
Menurut sebuah survey
yang dilakukan oleh sebuah gereja terhadap 12.000 warga jemaatnya, ditemukan
bahwa rata-rata warga jemaat hanya mampu mendengar dan memusatkan perhatiannya pada
khotbah sekitar 15 – 20 menit. Sesudah itu perhatian dan pendengaran jemaat
teralihkan dengan hal-hal lain. Jemaat mulai sibuk dengan urusannya sendiri dan
tidak lagi mendengarkan khotbah pendeta dengan baik. Hal ini dikuatkan dengan
pandangan dan survey yang dilakukan oleh para ahli salah satunya oleh Direktur
Pusat Neurosains Universitas Muhammadiyah Prof Dr. Hamka (UHAMKA) dr Rizky Edmi
Edison, Phd dimana ia mengatakan bahwa kemampuan mendengar seseorang rata-rata
maksimal 20 menit. Selebihnya perhatiannya teralihkan. Lalu bagaimana kita sebagai umat
Tuhan dapat tetap mengarahkan hati dan hidup kita kepada Tuhan dalam sepanjang
hidup ini? Adakah dampak yang ditimbulkan saat hati dan hidup kita benar-benar
terarah kepapda Tuhan?
Bapak/Ibu/ Sdr/I yang terkasih
dalam Tuhan Kita Yesus Kristus…………………………………………………
Dalam kenyataan
hidup kita sehari-hari, ada banyak hal atau godaan yang datang dalam hidup
kita, yang membuat hati dan hidup kita tidak lagi terarah dan terpusatkan pada
Tuhan. Hal-hal atau godaan-godaan tersebut antara lain ketika kita lebih
mengandalkan pada logika dan kekuatan serta kemampuan diri, yang membuat kita
mengecilkan kepercayaan dan kekuatan serta pertolongan Tuhan dalam hidup kita. Kita
lebih fokus pada diri sendiri daripada mengarahkan hati dan pikiran kita kepada
Tuhan. Ada juga godaan untuk mengandalkan orang lain, relasi-relasi atau
koneksi kita daripada mengandalkan Tuhan. Bahkan tidak sedikit pula ada orang
beriman yang lebih memusatkan hal-hal pada sesuatu yang bersifat supranatural
daripada memusatkan dirinya pada Tuhan yang mampu melakukan sesuatu yang
mustahil dalam hidup kita. Hal ini nampak dalam perikop bacaan kita hari ini,
sebagaimana yang dikisahkan dalam Injil Mat 14:13-21.
Ketika Yesus mendengar apa yang terjadi
dengan saudaranya, Yohanes Pembaptis, Yesus perlu menyingkir dari Herodes
Antipas (Ay.13). Ia lebih berhati-hati lagi dalam melakukan tugas dan karyaNya.
Dan Yesus juga perlu mengasingkan diri dari kerumunan orang-orang yang selalu
mengikutiNya agar Ia memiliki waktu yang cukup untuk beristirahat dan
bercakap-cakap dengan murid-muridNya (Mrk 6:31). Karena itu Yesus memutuskan
untuk naik ke sebuah perahu dan bertolak ke seberang Danau Galilea dan
sampailah Yesus ke daerah Betsaida (Luk 9:10). Ketika Yesus sampai di kota itu,
orang banyak tetap saja berbodong-bondong mengikuti Dia dengan mengambil jalan
darat dari kota ke kota. Apa yang membuat orang banyak terus mengikuti Yesus?
Salah satunya adalah karena mujizat-mujizat yang Yesus lakukan untuk menyembuhkan
orang banyak (Yoh 6:2).
Meskipun lelah dan butuh istirahat,
namun karena belas kasih Yesus terhadap orang banyak itu, Yesus lalu
menyembuhkan mereka yang sakit (ay. 14) dan mengajarkan tentang Kerajaan Sorga.
Tanpa disadari hari sudah mulai gelap sedangkan orang banyak itu masih terus
bersama dengan Yesus dan mereka berada di tempat yang sunyi, yang jauh dari
pemukiman warga. Karena itu murid-muridpun meminta supaya Yesus segera menyuruh
orang banyak itu pulang agar mereka dapat mencari makan dan penginapan di
sekitar situ. Tetapi Yesus justru meminta agar murid-muridNya yang memberi
makan orang banyak itu (ay. 17). Lalu apa jawab murid-murid Yesus pada saat
itu? Di sini kami hanya mempunyai lima roti dan dua ikan (Ay. 17). Secara
logika, kekuatan dan kemampuan lima roti dan dua ikan tentu tidaklah cukup
untuk memberi makan orang sebanyak itu. Paling-paling hanya cukup untuk lima –
sepuluh orang saja. Di sini kita melihat bahwa murid-murid lebih memfokuskan
pada logika, kekuatan dan kemampuan diri daripada fokus kepada Tuhan. Namun
Yesus justru berkata sebalakinya, “… kamu harus memberi mereka makan (Ay. 16)
dan untuk memberi makan orang sebanyak itu, Yesus memfokuskan diri pada kuasa
Allah. Karena itu Yesus berkata selanjutnya “… Bawalah ke mari kepada-Ku (Ay.
18)”. Apa yang dibawa kepada Yesus? Lima roti dan dua ikan. Sesudah murid-murid
membawa kepada Yesus, Ia lalu menengadahkan ke langit (mengarahkan hati dan
hidup kepada Tuhan) dan mengucap berkat (Ia percaya bahwa Tuhan sanggup
mencukupkan segala kebutuhan orang banyak pada waktu itu) dan sesudah itu Yesus
lalu memberikan kepada murid-murid-Nya untuk dapat dibagikan kepada orang
banyak yang ada saat itu (Ay. 20). Lalu apa yang terjadi saat itu? Orang banyak
makan sampai kenyang bahkan tersisa dua belas bakul. Mujizat terjadi dalam
kehidupan manusia. Orang banyak yang
jumlahnya kira-kira lima ribu orang laki-laki, belum termasuk anak-anak dan
perempuan semuanya makan dengan kenyang bahkan masih tersisa dua belas bakul
penuh. Apa yang dapat kita pelajari dari kisah tersebut?
Bapak/Ibu/ Sdr/I yang terkasih
dalam Tuhan Kita Yesus Kristus…………………………………………………
Ada dua hal yang dapat kita ambil
sebagai pesan dari perikop Firman Tuhan hari ini yaitu :
1. Sekalipun
lelah dan membutuhkan istirahat, namun karena belas kasih Yesus terhadap orang
banyak Ia tetap melayani kebutuhan mereka. Kehidupan Yesus berdampak bagi orang
banyak karena Yesus lebih mengarahkan hati dan hidupNya pada kehendakak BapaNya
di sorga daripada mengarahkan hati dan hidup pada diri sendiri, yaitu hidup
yang menjadi berkat bagi sesama.
Aplikasi : Rutinitas dan aktivitas kita sehari-hari (kesibukan) janganlah
dijadikan sebagai alasan untuk kita menolak melayani Tuhan lewat pelayanan
terhadap sesama. Sebagaimana Yesus peduli dengan kehidupan orang lain, kitapun
diajak untuk mau peduli dengan kehidupan orang lain yang menderita. Jadikanlah
hidup kita sebagai saluran berkat Tuhan bagi sesama sehingga tanda-tanda
Kerajaan Sorga menjadi nampak di bumi.
2. Yesus selalu mengarahkan hati (percaya) dan
hidupNya pada kehendak Allah Bapa di Sorga (kekuatan dan pertolongan Allah),
sehingga Ia dapat melakukan berbagai macam mujizat dalam kehidupan dan
pelayanan-Nya di tengah dunia.
Aplikasi
: Seringkali manusia lebih mengandalkan pada
kekuatan dan kemampuan diri dalam menghadapi berbagai macam pergumulan dalam
hidupnya. Ketika manusia tidak lagi mampu menghadapi dan menyelesaikan
persoalan hidupnya, maka manusia mudah untuk marah, kecewa bahkan putus asa.
Karena itu marilah kita selalu mengarahkan hati dan hidup kita kepada Tuhan,
kita percaya bahwa Tuhan sanggup menyelesaikan seluruh beban dalam pergumulan
kita. Ketika kita mau mengarahkan hati dan hidup kita kepada Tuhan, maka apa
yang mustahil bagi kita untuk kita lakukan, apa yang tidak mungkin kita lakukan
dalam hidup ini, tetapi bagi Tuhan hal itu mungkin.
Bapak/Ibu/ Sdr/I yang terkasih
dalam Tuhan Kita Yesus Kristus…………………………………………………
Melalui Firman
Tuhan yang disampaikan kepada kita hari ini, marilah kita senantiasa
mengarahkan hati dan hidup kita kepada Tuhan sehingga hidup kita dapat
berdampak tidak hanya bagi diri kita pribadi, pada hubungan dan relasi kita
secara pribadi kepada Tuhan melainkan juga berdampak pada kehidupan sesama
kita. Arahkanlah hatimu untuk tetap percaya kepada Tuhan dan hidupmu pada
kehendak Tuhan. Selamat memasuki minggu kerja yang baru di bulan Agustus 2020
ini. Tuhan memberkati kita semua.
Bahan Khotbah GKS Jemaat Puu Naga
Minggu, 02 Agustus 2020
Oleh Pdt. Iston Umbu Kura Lena, S.Si-Teol
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.