Penjelasan Perikop Alkitab
Oleh karena Firaun tetap mengeraskan hatinya meskipun ia telah berjanji untuk membebaskan bangsa Israel keluar dari tanah Mesir pada waktu Allah memberi tulah yang kedua berupa katak, maka sekarang datanglah tulah yang ketiga yaitu nyamuk. Dengan tongkat yang ada ditangan Harun, ia lalu memukul tongkat itu ke tanah (debu), maka debu itu menjadi nyamuk. Tulah yang ketiga ini semakin parah dari tulah-tulah sebelumnya karena di seluruh tanah Mesir penuh dengan debu tanah pada waktu itu. Oleh karena itu nyamuk-nyamuk pun ada di seluruh tanah Mesir. Tulah ini lebih banyak mendatangkan kerugian serta kerusakan daripada tulah-tulah sebelumnya. Sebab tulah ini melanda seluruh tanah Mesir. Tulah ini terjadi atau datang tanpa peringatan terlebih dahulu, oleh karena Firaun tidak mau menepati janjinya dan berkeras hati menolak untuk mendengar dan melakukan perintah Allah. Hanya pada perikop ini kita menemukan kata nyamuk/ agas (bahasa Ibraninya KHINIM). Nyamuk membawa semacam demam dan banyak menggangu orang di Timur Tengah. Menurut Philo, seorang Yahudi pada abad pertama sebelum masehi, ia mengatakan bahwa nyamuk tidak hanya menyebabkan demam tetapi juga gatal-gatal pada sekujur tubuh manusia dan hewan bahkan masuk ke dalam hidung serta telinga dan juga mata manusia dan hewan sehingga menyebabkan mata manusia atau hewan rusak. Tetapi yang menarik adalah jika pada tulah-tulah sebelumnya para ahli Mesir juga berbuat seperti yang dilakukan oleh Musa dan Harun namun pada tulah yang ketiga ini, para ahli Mesir tidak mampu untuk melakukan sama seperti yang dilakukan oleh Musa dan Harun dengan mantra-mantra mereka (Bdkn. 7:11-12, 22; 8:7). Para ahli Mesir memukulkan tongkat-tongkat mereka ke debu tanah dengan maksud untuk menciptakan nyamuk-nyamuk, tetapi saat itu mereka gagal. Kegagalan itu membuat mereka akhirnya mengakui atau berkata bahwa : “Inilah tangan Allah” (kuasa Allah). Akan tetapi Firaun tetap saja berkeras hati dengan tidak mau mendengar Firman dan ketetapan Allah yang telah disampaikan melalui Musa dan Harun, seperti yang telah difirmankan Allah sebelumnya.
Riwayat atau kisah tentang tulah ketiga ini cukup singkat, sederhana dan nyatalah berasal dari tulisan para imam atau sumber P (Latin Priester : Imam). Perlu kita ketahui bersama bahwa Kitab Kej – Ulangan atau yang biasa disebut Kitab Musa karena dianggap hasil karya Musa (juga disebut kitab Pentateukh), sesungguhnya berasal dari empat sumber penulis yaitu sumber Yahwist (Y) yaitu kelompok yang menyebut nama Allah dengan sebutan Yahwist dan berasal dari Israel Selatan atau Yehuda, sumber Elohist (E) yaitu kelompok penulis yang menyebut nama Allah dengan Elohim dan berasal dari Israel Utara dan sumber Deuteronomium (D atau Dh). Tidak diceritakan dalam Alkitab bagaimana tulah ini berhenti, atau apakah tulah ini akhirnya berhenti atau tidak. Namun yang pasti bahwa tulah ini terjadi karena Firaun tidak mau menepati janjinya (mendengar dan melakukan perintah Allah) dan sekaligus sebagai bukti bahwa Allah Israel lebih berkuasa daripada illah-illah orang Mesir. Melalui kisah ini marilah kita belajar untuk selalu mendengar dan melakukan apa yang dikehendaki atau difirmankan Allah dalam hidup kita.
Liturgi Ibadah
1.
Sapaan
Majelis jemaat
2.
Nyanyian
Pembukaan KJ 457 : 1 & 5 “Ya Tuhan,
Tiap Jam”
3.
Votum + Salam : Kebaktian rumah tangga saat ini
biarlah jadi dalam nama Bapa, Putra dan Roh Kudus.
“Kasih karunia dan damai sejahtera dari
Allah Tritunggal, turunlah atas kita sekalian,” Amin.
4.
Nyanyian
respon KJ 292 : 1 “Tabuh Gendang”
5.
Doa
pelayanan Firman Tuhan
6.
Pembacaan
Alkitab Rumah Tangga : Kel 8:16-19
Bapak/Ibu/Sdr/I yang terkasih dalam
Tuhan Kita Yesus Kristus,
Salah satu sifat manusia adalah ketika
ia mendapatkan apa yang ia inginkan atau ketika keinginannya tercapai, maka
manusia dengan mudahnya tidak lagi mau menepati apa yang telah ia janjikan,
baik itu terhadap sesamanya atau bahkan terhadap Tuhan. Misalnya. ketika ia
mengalami pergumulan (sakit) ia berjanji kepada Tuhan dan manusia bahwa jika ia
dapat melewati pergumulan itu (sembuh) ia akan rajin ke gereja (lebih dekat
kepada Tuhan dan lain sebagainya. Akan tetapi setelah ia melewati pergumulan
itu, bukannya menepati janjinya atau hidup lebih dekat kepada Tuhan ia justru
kembali kepada cara hidupnya yang menjauh dari Tuhan. Ia tidak mau mendengar
dan melakukan kehendak Tuhan. Contohnya Firaun sebagaimana yang dikisahkan
dalam perikop bacaan kita hari ini.
Bapak/Ibu/Sdr/I
yang terkasih dalam Tuhan Kita Yesus Kristus,
Ketika Allah memberi tulah yang kedua
yaitu katak yang menimpa tanah Mesir, Firaun berjanji bahwa ia akan mendengar
dan melakukan kehendak Allah Israel yaitu membiarkan umat Israel keluar dari
Mesir. Maka melalui Musa dan Harun, Allahpun menghentikan tulah tersebut. Akan
tetapi setelah tulah itu berhenti, Firaun justru tidak mau menepati janjinya.
Ia tetap berkeras hati dengan tidak membiarkan bangsa Israel keluar dari tanah
Mesir. Akibatnya Tuhan mendatangkan tulah yang ketiga yaitu nyamuk. Allah
berkata kepada Musa agar Harun memukul tongkat yang ada ditangannya ke atas
tanah yang penuh debu, maka debu tanah itu seketika berubah menjadi nyamuk.
Tulah ini lebih parah dari tulah katak sebab, seluruh tanah Mesir saat itu
penuh dengan debu dan karena itu nyamuk-nyamuk sangat banyak memenuhi seluruh
tanah Mesir. Nyamuk-nyamuk tersebut tidak hanya menyebabkan demam, gatal-gatal
disekujur tubuh manusia dan binatang, tetapi nyamuk-nyamuk itu juga masuk
kedalam hidung bahkan mata sehingga menyebabkan kerusakan. Bayangkan bagaimana
tulah tersebut begitu menggangu dan meresahkan kehidupan orang Mesir. Tidak mau
kalah, ketika ahli-ahli Mesir mencoba melakukan hal itu dengan memukul-mukul
tongkat mereka ke tanah sambil mengucapkan mantra-mantra mereka, ternyata
mereka tidak dapat melakukan seperti apa yang dilakukan oleh Musa dan Harun
(bdkn. ditulah yang pertama dan kedua mereka juga ,melakukan hal yang sama
seperti yang dilakukan Musa dan Harun untuk menunjukan bahwa mereka dapat
berbuat seperti yang dilakukan Allah Israel). Kegagalan para ahli Mesir
tersebut membuat mereka akhirnya menyadari bahwa Allah orang Israel adalah
Allah yang berkuasa, yang hebat. Namun meskipun Firaun telah melihat dan
mengalami hal itu, tetap saja ia berkeras hati dengan tidak mau mendengar dan
menuruti kehendak Allah.
Bapak/Ibu/Sdr/I yang terkasih dalam Tuhan Kita Yesus Kristus,
Bukankah
dalam kehidupan yang kita jalani saat ini, terkadang kita berbuat atau
bertindak seperti yang dilakukan Firaun? Meskipun Allah telah menegur dan
memperingatkan kita melalui para hamba-hambaNya agar kita senantiasa hidup
dekat dengan Dia, mendengar dan melakukan kehendakNya hati kita tetap
dikeraskan? Bahkan saat Allah telah menjawab doa-doa kita sekalipun, kita tetap
saja tidak mau mendekatkan diri kepadaNya malah kita berpaling dari Dia. Khususnya
saat ini dengan adanya pandemi covid-19 ini, Allah sedang menegur kita agar
kita kembali berpaling kepadaNya, lebih mendekatkan diri kepada Dia bukan malah
semakin menjauh dari Dia. Jangan sebaliknya dengan adanya covid-19 lalu kita
beralasan takut tertular sehingga kita memilih untuk stay at home dan tidak mau
ke gereja. Tapi kalau pergi ketempat-tempat lain kita justru tidak merasa takut
dan kuatir namun untuk datang ke rumah Tuhan kita malah takut dan kuatir.
Ingat, jangan tunggu sampai Tuhan menulahi kita (menegur kita) lebih parah dari
keadaan saat ini. Belajarlah untuk selalu mendengar dan melakukan kehendak
Allah sehingga hidup kita senantiasa diberkati Tuhan. Tuhan memberkati kita semua,
amin.
7.
Persembahan
diiringi KJ 302 : 1-3 “Kub’ri
Persembahan”
8.
Doa
syukur (persembahan) dan syafaat.
9.
Nyanyian
penutup KJ 408 : 1-3 “Di Jalanku ‘Ku Diiring”
10.
Berkat : “Semoga Allah yang telah memanggil
kita keluar dari kegelapan menuju terang, terus berjuang dan menyertai hidup
kita, dalam pengasihan anakNya Tuhan kita Yesus Kristus serta dalam naungan dan
bimbingan Roh-Nya yang Kudus tetap menguatkan dan meneguhkan iman percaya kita
dari saat ini sampai selama-lamanya. (pemimpin
dan jemaat menyanyikan lagu : Amin, amin, amin)
Bahan PART GKS Jemaat Puu Naga
Rabu-Jumat, 12-14 Agustus 2020
Oleh Pdt. Iston Umbu Kura Lena, S.Si-Teol