Bapak/Ibu/Sdr/I yang dikasihi
Tuhan………………….,
Setiap kita
tentu mempunyai harapan dalam hidup ini. Saat kita membuka mata dipagi hari,
ada banyak harapan untuk hari yang akan kita hadapi hari itu, bahkan ketika
kita akan menutup mata dimalam hari, masih ada harapan untuk hari esok yang
lebih baik. Seorang bijak pernah berkata pula bahwa : “Harapanlah yang membuat
seseorang mampu untuk bertahan menjalani hidup sekalipun ada begitu banyak
tantangan dan hambatan.” Namun ada begitu banyak orang, termasuk orang
percaya yang kehilangan harapan dalam hidupnya, sehingga akhirnya ia hidup
dalam keputusasaan bahkan memilih jalan pintas dengan mengakhiri hidupnya (baca : bunuh diri). Apa yang membuat seseorang
kehilangan harapan? Ada banyak faktor yang membuat seseorang kehilangan harapan
misalnya saja ketika apa yang ia harapkan itu tidak ada kepastian, lalu membuat
ia menderita karena penantian itu tak kunjung tiba (masalah waktu yang terlalu lama). Atau apa yang ia harapkan itu
seolah-olah sia-sia, maka tidak lagi ada alasan untuk terus mengharapkan hal
itu. Hal ini juga dialami oleh jemaat Tuhan di kota Roma.
Bapak/Ibu/Sdr/I yang dikasihi
Tuhan………………….,
Jemaat
Kristen di kota Roma adalah jemaat yang baru tumbuh dalam iman kepada Yesus
Kristus. Tidak diketahui siapa yang mula-mula memperkenalkan agama Kristen di
kota Roma. Tetapi sebagai kota yang sangat maju dan makmur pada waktu itu, kota
Roma telah menjadi daya tarik tersendiri bagi orang-orang dari berbagai tempat
untuk datang dan menetap di kota tersebut. Dan mungkin dari merekalah iman
kepada Yesus diperkenalkan. Pada umumnya penduduk kota Roma mayoritas adalah
orang berkebangsaan Romawi, Yahudi dan bukan Yahudi. Dalam pertumbuhan dan
perkembangannya, jemaat Tuhan ini mengalami yang namanya tekanan baik dari
kalangan orang Yahudi maupun dari penduduk Roma sendiri. Tekanan tersebut salah
satunya adalah karena Iman mereka kepada Yesus Kristus. Dalam menghadapi
situasi yang demikian, ada orang Kristen yang tetap bertahan dalam iman kepada
Yesus Kristus sekalipun ia harus menderita tetapi ada juga yang akhirnya
memilih untuk melepaskan imannya kepada Yesus Kristus karena sudah tidak
sanggup menghadapi tekanan tersebut. Bahkan dalam iman kepada Yesus Kristus,
jemaat Kristen di kota Roma menyadari bahwa mereka juga akan menerima murka
Allah sebagai akibat dari dosa. Karena itu mereka merasa bahwa sia-sialah iman
mereka kepada Yesus toh pada akhirnya mereka tetap mengalami murka Allah. Mereka
lalu kehilangan pengharapan kepada Yesus. Di tengah situasi yang demikian,
Rasul Paulus lalu menuliskan suratnya kepada jemaat di kota Roma bagaimana
seharusnya mereka bersikap terhadap situasi yang dialami. Rasul Paulus
menegaskan bahwa :
1. Setiap kita yang dibenarkan oleh Iman kepada Yesus
Kristus, kita akan hidup damai dengan Allah dan menerima kemuliaan Allah yaitu
keselamatan yang dijanjikan dalam iman kepada Yesus Kristus (Ay.
1-2).
2. Sekalipun hidup kita saat ini penuh dengan
kesengsaraan karena iman kepada Yesus Kristus, hal itu mendorong kita untuk
semakin bertekun dalam iman (Ay. 3).
3. Ketekunan kita untuk terus mendekatkan diri kepada
Yesus Kristus membuat kita mampu untuk menghadapi berbagai macam ujian dan dari
ketekunan itulah muncul pengharapan kepada Yesus Kristus yang menyelamatkan (Ay.
4).
4. Dan ingatlah bahwa pengharapan dalam Yesus takkan
pernah mengecewakan (Ay. 5).
Bapak/Ibu/Sdr/I yang dikasihi
Tuhan………………….,
Mungkin saat ini kita juga sedang menghadapi
situasi dan kondisi yang membuat kita kehilangan pengharapan oleh karena
berbagai pergumulan hidup, baik dalam kehidupan keluarga, pekerjaan, masyarakat
maupun dalam kehidupan bergereja. Tapi ingatlah sebagaimana Firman Tuhan
berkata dalam bacaan kita saat ini yang terambil dari Roma 5:1-11, bahwa ketika kita memiliki pengharapan yang sungguh kepada Yesus maka
pengharapan itu takkan mengecewakan. Apa harapan Bpk/Ibu/Sdr/I saat ini? Sampaikanlah
kepada Yesus sebab Ia tidak pernah mengecewakan kita. Selamat menjalani
kehidupan ini dengan terus berpengharapan kepada Yesus, Tuhan memberkati.
“Harapan kita itu seperti jangkar
yang tertanam sangat dalam dan merupakan pegangan yang kuat dan aman bagi hidup
kita. Harapan itu menembus gorden Ruang Mahasuci di Rumah Tuhan di surga”
(Ibrani 6:19; ALKITAB BIS)
Oleh Vicaris Iston Umbu Kura Lena,
S.Si-Teol
Disampaikan
dalam Khotbah Minggu, 21 Jan 2018
Di
GKS Pusat Parakamaru-Mamboro-Sumba Tengah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.