Bapak/Ibu/Sdr/I yang dikasihi Tuhan………………….,
Apa yang
biasanya kita rasakan ketika kita berjumpa dengan seseorang, yang mungkin
selama ini telah kita dengar tentang dirinya namun baru kali ini dapat berjumpa
secara langsung? Pada umumnya kita akan merasa senang karena berakhirlah sudah “rasa
penasaran” kita tentang orang tersebut. Bahkan perasaan bahagia itu akan nampak
tercermin melalui perubahan sikap kita. Hal ini juga dialami oleh seorang yang
bernama Zakheus.
Dalam perikop
bacaan kita saat ini, dikisahkan bahwa adalah seorang yang bernama Zakheus. Ia tinggal
disebuah kota yang bernama Yerikho. Pekerjaan sehari-harinya adalah sebagai kepala
pemungut cukai (penagih pajak) dan karena itu hidupnya berkelebihan/ kaya. Sebab,
pada umumnya mereka yang bekerja sebagai pemungut cukai pada waktu itu,
memiliki penghasilan yang cukup besar dibandingan para pekerja lainnya. Bahkan tidak
jarang pula kekayaan yang mereka miliki tidak lain didapat dari usaha mereka
yang memeras warga untuk membayar pajak melebihi kewajiban masyarakat. Karena itu
masyarakat sangat membenci para pemungut cukai. Tetapi Zakheus mendengar bahwa
ada seorang yang bernama Yesus dari Nazareth. Ia adalah seorang yang tidak saja
mampu untuk melakukan berbagai macam mujizat, namun juga mau bergaul dengan
orang berdosa seperti Zakheus (karena pada waktu itu para pemungut cukai dapat
dikelompokkan sebagai orang berdosa karena perbuatan mereka). Zakheuspun ingin
sekali berjumpa dengan Yesus, seorang yang sangat popular pada masa itu oleh
karena perbuatan-perbuatanNya yang luar biasa.
Suatu hari
Zakheus mendengar bahwa Yesus sedang dalam perjalanan memasuki kota Yerikho. Tanpa
membuang waktu, Zakheuspun ingin melihat dari dekat atau berjumpa dengan Yesus.
Akan tetapi, karena pada waktu itu ada begitu banyak orang yang juga ingin
melihat Yesus, maka Zakheus menemui kesulitan, sebab tubuhnya pendek dan karena
itu pandangan matanya tidak dapat melihat Yesus karena terhalang orang banyak. Tetapi
Zakheus tidak kehilangan semangat. Di dekat situ ada pohon ara, maka Zakheuspun
memanjat pohon ara hendak melihat Yesus (Pohon ara adalah salah satu jenis
tanaman yang memiliki cabang yang rendah sehingga mudah untuk dipanjat,
termasuk oleh mereka yang bertubuh pendek seperti Zakheus). Hati Zakheuspun
senang karena sekarang pandangan matanya tidak terhalang lagi oleh kerumunan
orang banyak. Tetapi sesuatu terjadi diluar dugaannya. Ternyata Yesus melihat
dan mengenal Zakheus dan Yesuspun berkata kepada Zakheus : “Zakheus, segeralah
turun, sebab hari ini AKu harus menumpang di rumahmu” (Ay. 5). Hati Zakheuspun
melonjak kegirangan. Tanpa membuang-buang waktu lagi ia segera turun dari pohon
tersebut dan membawa Yesus kerumahnya serta melayani Yesus. Bahkan, sebagai
ungkapan syukur karena Yesus mau menumpang (Baca : menginap di rumahnya),
perubahan besar terjadi dalam diri Zakheus dimana dalam Ay. 8 bersabda : “Tuhan,
setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada
sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat.” Luar biasa.
Zakheus menjadi seorang yang mau berbagi terhadap orang yang membutuhkan bahkan
memohon ampun jika selama melakukan pekerjaannya ada perbuatannya yang kurang
patut/ layak. Dengan demikian, maka keselamatanpun terjadi dalam rumah Zakheus.
Bapak/Ibu/Sdr/I
yang dikasihi Tuhan………………….,
Melalui perikop
ini kita dapat belajar dari Zakheus yaitu bahwa :
a.
Ia memiliki
kerinduan untuk berjumpa dengan Yesus.
b.
Perjumpaan Zakheus
dengan Yesus telah membawa perubahan dalam dirinya.
c. Perubahan itu
dinyatakan saat itu juga tanpa menunda-nunda atau menunggu waktu lain.
Lalu bagaimana dengan diri kita sekalian? Apakah
kita juga memiliki kerinduan untuk mencari dan mengalami perjumpaan dengan
Yesus secara pribadi? Perjumpaan dengan Yesus tidak saja terjadi pada saat kita
datang beribadah di hari minggu, melainkan juga harus dinyatakan dalam
kehidupan sehari-hari baik itu saat kita membuka mata dipagi melalui saat teduh
pribadi bahkan sampai pada saat kita akan menutup mata dimalam hari. Pertanyaan
yang patut untuk kita renungan pula yaitu : Sudahkan kita mengalami perjumpaan
secara pribadi dengan Yesus? Jika belum, carilah Ia selama Ia berkenan ditemui
sebab, “Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang” (Ay.
10). Sebaliknya, jika kita sudah mengalami perjumpaan dengan Yesus, apakah
perjumpaan itu telah mengubahkan hidup kita? Ataukah kita masih saja terus
hidup seperti manusia yang tidak mengenal Tuhan? Misalnya masih suka berkata
kasar dan buruk terhadang dan tentang orang lain dan lain sebagainya!.
Belajarlah dari Zakheus dimana ia tidak menunda-nunda atau menunggu waktu yang
tepat untuk berubah melainkan saat itu juga ia menyatakan kesediaannya untuk
berubah sehingga keselamatanpun terjadi dalam hidupnya. Selamat berjumpa dengan Tuhan
Yesus secara pribadi dan biarlah perjumpaan itu membawa perubahan besar dalam
hidup kita, Amin.
Oleh Vic. Iston Umbu Kura Lena,
S.Si-Teol
Disampaikan
dalam Khotbah Minggu, 14 Jan 2018
Di
GKS Pusat Praikamaru-Mamboro-Sumba Tengah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.