Bapak/Ibu/Sdr/I yang dikasihi
Tuhan………………….,
Setiap
makhluk hidup di dunia ini pasti membutuhkan air. Tanaman membutuhkan air agar
dapat tumbuh; hewan membutuhkan air untuk terus hidup begitupun manusia. Sebab,
hampir 70% tubuh manusia terdiri dari air. Karena itu, manusia dapat menahan
rasa lapar tetapi tidak dapat menahan rasa haus sepanjang hari. Bahkan sehari
manusia dapat minum berkali-kali agar ia tidak kehausan dan terutama yang
terpenting adalah agar tubuhnya sehat. Seseorang yang kurang mengkonsumsi air,
terutama air putih dalam sehari maka akibatnya ia menjadi lemah dan gampang
terserang penyakit. Disamping itu pula untuk menjalankan berbagai aktivitas/rutinitas
manusia sehari-hari seperti memasak, mencuci dsb, manusia membutuhkan air. Oleh
karena itu, maka air adalah kebutuhan utama manusia. Jadi air sangat dibutuhkan
oleh manusia baik untuk tubuh maupun untuk melakukan berbagai rutinitas
sehari-hari. Kebutuhan akan air sebagai yang utama dalam kehidupan manusia dan
makhluk hidup yang lain, juga dipakai oleh pemazmur untuk melukiskan tentang
kehidupan manusia yang juga bergantung kepada Allah lewat
kerinduannya untuk mencari Allah sebagaimana yang dilukiskan dalam
perikop bacaan kita saat ini.
Bapak/Ibu/Sdr/I yang dikasihi
Tuhan………………….,
Mazmur
42 adalah suatu refleksi iman yang ditulis oleh seorang pemazmur, dimana
pemazmur adalah keturunan bani (anak) Korah dari suku Lewi, yang sedang berada
dalam pembuangan. Sebagai orang yang hidup dalam pembuangan, pemazmur sangat
menderita. Jiwanya gundah gulana, tertekan dan hatinya gelisah (Ay.
6). Bahkan siang dan malam ia terus menangis. Air mata seolah-olah
menjadi makanannya sehari-hari (Ay. 4). Apa yang membuat ia
tertekan? Yang membuat ia tertekan adalah karena ia tidak lagi dapat menjalani
suatu kehidupan sebagaimana yang ia inginkan. Tidak ada lagi kebebasan dalam
hidupnya karena ia telah dibuang dari tanah kelahirannya. Bahkan dalam situasi
demikian, orang sekitarnya semakin menekan pemazmur dengan mempertanyakan “Kehadiran/
campur tangan Allah” bagi pemazmur. Lalu apa yang pemazmur lakukan pada saat ia
mengalami situasi yang tidak menyenangkan atau penuh dengan tekanan tersebut?
Pemazmur
tetap berharap kepada Allah. Pemazmur tetap percaya bahwa Allah adalah penolong
dalam kesesakan yang ia alami (Ay.6). Pemazmur tidak menyalahkan
keadaan yang ia alami atau mencari pertolongan dari sesama, tetapi ia tetap
mencari Allah. Sebab ia yakini, hanya Allahlah yang sanggup menolong melepaskan
ia dari penderitaannya. Dan untuk menggambarkan betapa pemazmur sangat
membutuhkan dan merindukan Allah dalam hidupnya yaitu pemazmur menggunakan
suatu metafora (perumpamaan) bagaimana seekor rusa yang merindukan sungai yang
berair (Ay. 2). Lalu bagaimana dengan kehidupan kita saat ini?
Bapak/Ibu/Sdr/I yang dikasihi
Tuhan………………….,
Kehidupan yang kita jalani saat ini tentu tidak
lepas dari yang namanya “persoalan.” Terkadang ketika kita diperhadapkan pada
situasi yang penuh dengan “persoalan” yang membebani hidup kita, entah itu
masalah rumah tangga yang kurang harmonis, masalah pekerjaan bahkan kesulitan
ekonomi, jiwa kita tertekan bahkan siang malam kita selalu menitikkan air mata.
Lalu apa yang akan kita lakukan? Apakah kita akan “menyerah” pada keadaan itu? Ataukah
sebaliknya kita justru semakin mendekatkan diri kepada Allah? Biarlah kita
boleh belajar dari pemazmur. Saat ia mengalami tekanan dalam hidupnya ia tetap
berharap kepada Allah yang hidup, Allah yang ia yakini sanggup menolong “memuaskan”
dahaganya yaitu memberi kelegaan/ jalan keluar dari setiap persoalan yang ia
alami, lewat kerinduannya untuk mencari Allah. Selamat menjalani
kehidupan ini dengan terus merindukan Allah dalam seluruh keberadaan hidup
kita, sambil berkata “Jiwaku Merindukan Allah, sebab Ia mengenal
hatiku” sebagaimana yang diungkapkan dalam lirik pujian berikut ini :
“Pribadi Yang Mengenal Hatiku”
S'perti
rusa yang haus rindu aliran sungaiMU,
hatiku tak tahan menungguMU.
Bagai padang gersang menanti datangnya hujan,
begitu pun jiwaku Tuhan.
Refrain :
Hanya Engkau Pribadi yang mengenal hatiku,
tiada yang tersembunyi bagiMU,
hatiku tak tahan menungguMU.
Bagai padang gersang menanti datangnya hujan,
begitu pun jiwaku Tuhan.
Refrain :
Hanya Engkau Pribadi yang mengenal hatiku,
tiada yang tersembunyi bagiMU,
s'luruh
isi hatiku Kau Tahu.
Dan bawaku 'tuk lebih dekat lagi padaMU,
tinggal dalam indahnya dekapan kasihMU.
Dan bawaku 'tuk lebih dekat lagi padaMU,
tinggal dalam indahnya dekapan kasihMU.
Oleh Vicaris Iston Umbu Kura Lena,
S.Si-Teol
Disampaikan
dalam Khotbah Minggu, 28 Jan 2018
Di
GKS Pusat Parakamaru-Mamboro-Sumba Tengah