Nats : “Aku mau bersyukur kepada-Mu di antara
bangsa-bangsa, ya Tuhan, aku mau bermazmur bagi- Mu di antara suku-suku bangsa”
(Maz 57:10).
Perjalanan
hidup seseorang tidak pernah terlepas dari yang namanya persoalan, termasuk
kita. Terkadang ketika persoalan menerpa hidup kita, maka penderitaanlah yang
biasanya kita rasakan. Entah itu dalam kehidupan rumah tangga kita
masing-masing (Misalnya relasi yang kurang harmonis di antara anggota
keluarga), entah itu di tempat kita bekerja (beban kerja yang begitu padat dan
melelahkan), entah itu dalam kehidupan pelayanan kita (merasa jenuh dalam
pelayanan) bahkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara (Meskipun kita telah
menjadi bangsa yang merdeka namun kehidupan kita tetap menderita).
Namun,
biarlah kita boleh belajar seperti pemazmur, yang walaupun hidupnya penuh
dengan penderitaan, ia tetap bersukacita di dalam Tuhan. Ketika pemazmur mengalami
persoalan yang membuat ia menderita, oleh karena ia dikejar oleh “Musuhnya,” ia
tetap datang meminta pertolongan kepada Allah dengan penuh kepercayaan (Ay.
2-5), memohon kemuliaan Allah dinyatakan (Ay. 6) dalam hidupnya. Apa
yang membuat ia mau datang kepada Allah? Karena Ia yakin bahwa Allah akan
membebaskan dia dari musuhnya (Ay.7). Dengan demikian, sekarang
pemazmur menaikan ucapan syukur kepada Allah bahkan menjadi contoh bagi segala
suku-suku bangsa (Ay.8-12). Sebab, kasih setia Allah mengalahkan segala
penderitaan. Kiranya kemuliaan Allah dinyatakan.
Marilah
kita terus menjalani hidup ini, sekalipun penuh dengan penderitaan, kita tetap “Bernyanyi
dan Bersorak” bagi Allah dengan suatu keyakinan bahwa Kasih Allah akan terus
menyertai kita, sebagaimana yang dikatakan dalam pujian NKB 170 : 1 & 3 “Jalan
Hidup Tak Selalu”
Jalan hidup
tak selalu tanpa kabut yang pekat,
Namun kasih
Tuhan nyata pada waktu yang tepat.
Mungkin
langit tak terlihat oleh awan yang tebal,
Di
atasnyalah membusur p’langi kasih yang kekal.
Refrein : Habis hujan tampak p’langi bagai
janji yang teguh,
Di balik
duka menanti p’langi kasih Tuhanmu
Jauhkan
takut, putus-asa, walau jalanmu gelap,
Perteguh
kepercayaan dan langkahmu pertegap.
“Tuhan itu
ada kasih,” itulah penghiburmu,
Di atas duka
bercahaya p’langi kasih Tuhanmu
(kembali ke refrein)
Bahan Renungan Minggu, 6 Agustus 2017
(Oleh Vic. Iston
U.K. Lena, S.Si-Teol)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.