PERUMPAMAAN TENTANG SEORANG PENABUR
(Matius 13:1-23)
Yesus senang bercerita dan perumpamaan merupakan cara yang paling
disukai-Nya. Beberapa perumpamaan sangat mudah dipahami dengan pengertian yang gamblang,
sehingga setiap pendengar segera menangkap maksudnya. Beberapa perumpamaan
kurang dapat dipahami, hampir seperti kode, yang dimaksudkan untuk dimengerti
oleh para pengikut Yesus, sementara para musuh-Nya bingung mengartikannya. Cara
ini dapat mengendalikan para pengkritik-Nya, sehingga waktu Yesus tidak banyak
tersita untuk berdebat dengan para lawan yang mencecar-Nya. Beberapa kisah ini
begitu sulit dipahami, sehingga Yesus perlu memanggil para pengikut
terdekat-Nya (ke 12 murid) untuk menjelaskan apa yang dimaksud-Nya.
Perumpamaan tentang seorang penabur
adalah satu dari Sembilan perumpamaan yang disampaikan Yesus tentang Kerajaan
Surga (perumpamaan tentang Benih Yang
Tumbuh (Mark. 4:26-29), perumpamaan tentang Gandum dan Lalang (Mat 13:24-30; 36-43), perumpamaan tentang Biji Sesawi (Mat 13:31-32), perumpamaan
tentang Ragi (Mat 13:33-35),
perumpamaan tentang Harta Yang Terpendam
(Mat 13:44), perumpamaan tentang Mutiara
Yang Indah (Mat 13:45-46), perumpamaan tentang Jala Besar (Mat 13:47-50), perumpamaan tentang Pemilik Rumah (Mat 13:52).
Penjelasan
Teks
Ay. 1-2
: Hari semakin siang. Setelah dengan
penuh semangat berjuang melawan orang-orang Farisi dan keluarga-Nya sendiri,
Yesus pergi ke tepi danau Galilea (panjangnya kira-kira 21 km, lebarnya 11 km
dan terletak 211 m di bawah permukaan laut) untuk mengajar. Kerumunan orang
begitu banyak sehingga Dia kembali naik ke perahu untuk mengajar orang-orang yang
berada di pantai.
Ay. 3 : Sekalipun Markus adalah Injil yang
tertua dari injil-injil yang lain, namun Markus hanya menceritakan 4
perumpamaan (Mar 4:1-34). Tetapi dalam Mat 13 ada 8 perumpamaan yang
disampaikan Yesus, yang dikumpulkan pada waktu yang tidak bersamaan. Yesus
memulai khotbahnya dengan menyampaikan sebuah perumpaan tentang “Seorang
penabur yang keluar untuk menabur.” Perhatikan bahwa dalam menggunakan sebuah
perumpamaan, Yesus mengambil contoh dari kehidupan sehari-hari yang mudah
diingat oleh orang banyak.
Ay. 4-8
: Ketika penabur itu ke luar untuk
menaburkan benih gandum di ladang (Di Palestina hanya ada ladang dan gandum
adalah komoditas utama untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari), dapat
terjadi bahwa beberapa gandum jatuh dijalan (dikarenakan butir gandum
terlempar terlalu jauh di sebelah ladang oleh penabur) dan dimakan oleh burung
(ay. 4), beberapa jatuh di tanah yang berbatu (ay. 5-6).
Di Galilea
kadang-kadang ada batu besar di bawah ladang yang ditutupi oleh lapisan tanah
yang tipis. Karena lapisan tanahnya cukup tipis, maka benih itu cepat
berkembang karena lebih banyak mendapatkan sinar matahari dibandingkan jika
benih itu ditutupi tanah yang dalam. Namun ketika terkena terik matahari yang
cukup menyegat, benih itupun layu dan menjadi kering karena tidak dapat
membentuk akar yang dalam. Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri
(ay.7). Di ladang juga sering terdapat semak-semak duri oleh karena proses
pembajakan ladang seringkali tidak sampai mencabut akar-akar semak yang masih
tersembunyi di bawah ladang (Di Indonesia sawah dicangkul agak dalam, tetapi
pada zaman Yesus bajak hanya masuk tanah kurang lebih sepuluh sentimeter
dalamnya sehingga kadang-kadang bajak itu tidak sampai ke akar semak duri),
sehingga ketika akar semak duri itu tumbuh maka dapat menghalangi pertumbuhan
gandum. Tetapi ada sebagian benih yang
jatuh di tempat yang baik lalu berbuah, bahkan satu butir gandum dapat
menghasilkan tiga puluh, enam puluh atau seratus butir; hal itu tidak mustahil
di Palestina (ay. 8).
Apa arti dari perumpamaan ini?
Ay.
18-23 : ke empat macam tanah yang
disampaikan dalam perumpamaan tersebut tidak berbicara mengenai karakter atau
tabiat manusia melainkan tentang empat cara menerima Firman Tuhan.
Cara yang pertama (benih yang ditabur
dipinggir jalan) yaitu mereka yang mendengar Firman Tuhan namun Firman Tuhan
yang disampaikan itu tidak masuk ke dalam hatinya sehingga Iblis dengan mudah
merampas firman Tuhan. Firman Tuhan masuk telinga kiri lalu keluar telinga
kanan. Barangkali karena mereka telah mengeraskan hati atau tidak mengerti arti
Firman Tuhan yang disampaikan dalam khotbah atau bahkan mereka mengganggap
bahwa Firman Tuhan itu tidak penting dalam kehidupan mereka (ay. 19).
Cara yang kedua,
ada juga orang yang menyerupai benih yang jatuh ke tanah yang berbatu-batu,
dimana gandum bertumbuh dengan cepat tetapi juga cepat layu. Itulah orang yang
menerima Firman Tuhan dengan gembira, tetapi tidak berakar artinya tidak mampu
untuk memelihara Firman Tuhan dalam kehidupan mereka. Contoh ketika mereka
mengalami pergumulan hidup yang begitu berat dan jiwa mereka tertekan, mereka
meninggalkan Tuhan. Mereka menjadi murtad (ay. 20-21).
Cara
yang ketiga benih yang jatuh di semak duri yaitu untuk menerangkan bahwa ada
orang yang mulai mendengar Firman Tuhan dengan baik, tapi lambat laun
kekuatiran dunia dan keinginan akan kekayaan sangat mempengaruhi kehidupan
mereka sehingga Firman Tuhan kehilangan kekuatan dalam hidup mereka sehingga
Firman itu tidak
berbuah. Mereka gagal menjadi orang Kristen. Ketika manusia lebih mengejar
materi dan kenikmatan yang ditawarkan dunia, maka mereka telah menjauhkan diri
dari Tuhan (ay. 22).
Cara yang keempat yaitu benih
yang jatuh di tanah yang baik, untuk mengambarkan bahwa ada juga orang-orang
yang seperti tanah yang baik, mendengar Firman Tuhan dan mengerti akan Firman
itu, sehingga mereka menjadi orang Kristen yang berakar, bertumbuh dan pada
akhirnya berbuah, meskipun buah mereka tidak semua sama banyaknya.
Demikianlah arti dari perumpamaan
tersebut. Pokok utama dari perumpamaan ini : “Benih yang ditabur yaitu Kabar
Sukacita yang disampaikan oleh Sang Penabur yaitu Yesus Kristus sama, namun
tanggapan yang berlainan dari orang-orang yang berbeda.” Yesus ingatkan
pula bahwa siapa bertelinga hendaklah ia mendengar (ay. 9).
Ay.10-12
: Cara pengajaran Yesus dengan
menggunakan perumpamaan adalah sesuatu yang baru dan karena itu murid-murid-Nya
bertanya kepada Yesus apa sebabnya Ia memilih untuk menyampaikan kabar baik
dengan menggunakan perumpamaan. Yesuspun menjawab mereka bahwa perumpamaan-perumpamaan-Nya
sukar dimengerti oleh orang yang kepadanya Allah tidak memberikan karunia untuk
mengetahui rahasia Kerajaan Surga tetapi kepada murid-murid Yesus Allah telah
memberikan karunia untuk mengerti arti Kerajaan Surga melalui kehadiran Yesus
Kristus. Betapa berbahagianya murid-murid yang oleh karena Karunia Allah mereka
diberikan hikmat untuk mengerti peranan Yesus sebagai penggenapan dari Kerajaan
Surga di dunia. Karena itu siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi,
sehingga ia berlelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang
ada padanya akan diambil dari padanya. Maksud Yesus di sini, bahwa
pengikut-pengikut Yesus yang mengerti hal-hal kerajaan Allah memperoleh
pengertian yang semakin dalam, sedangkan orang-orang yang tertutup terhadap
ajaran Yesus menjadi semakin tumpul.
Ay. 13 : Dalam ayat ini Yesus melukiskan keadaan
orang Yahudi. Sekalipun mereka melihat namun mereka tidak melihat (Mereka telah
melihat Yesus namun mereka tidak melihat bahwa Yesus adalah Mesias yang
dijanjikan Allah) dan sekalipun mereka mendengar, namun mereka tidak mendengar
dan mengerti (Mereka telah mendengar dan menyaksikan karya perbuatan Yesus tapi
mereka tidak mau mendengar-Nya).
Ay.14-15
: Dengan mengutip dari Yes 6:9-10, Yesus
menjelaskan secara lengkap tentang kehidupan orang Yahudi pada zaman Yesus.
Pada zaman Yesaya orang Israel telah menjadi buta dan tuli terhadap Firman
Tuhan. Oleh karena itu
mereka tidak berbalik dan sebab mereka tidak berbalik, maka Tuhan tidak dapat
menyembuhkan mereka (menyelamatkan). Kata-kata dari Yesasa tersebut dapat
dikenakan juga kepada orang Yahudi yang hidup pada zaman Yesus. Yesus
menyampaikan Firman Allah kepada mereka, tetapi banyak di antara mereka yang
tertutp hatinya. Mereka tertutup dengan ajaran Yesus.
Ay. 16-17 : Di sini Yesus menyebut murid-murid-Nya
berbahagia, sebab mereka itu berbeda dengan kebayakan orang Yahudi; mata dan
telinga mereka betul-betul terbuka terhadap ajaran-ajaran Yesus yang benar dan
segala berkat yang dibawa Yesus. Lebih dari itu, mereka juga dikatakan
berbahagia oleh karena mereka boleh melihat apa yang dahulu diingini para nabi
dan orang-orang benar pada zaman PL, dimana mereka ingin sekali melihat dan
mengalami zaman Mesias. Murid-murid Yesus hidup setelah kedatangan Mesias,
karena itu menjadi orang-orang yang berbahagia.
Renungan :
Jika saat ini saya memberikan kepada
ibu bapak serta anak-anak di rumah ini beberapa butir telur ayam, apa yang akan
kita lakukan? Tentu kita akan mengolahnya bukan. Tetapi cara kita mengolahnya
pastilah berbeda-beda. Mungkin yang ibu akan menggunakan telur tersebut untuk
membuat kue, yang bapak mungkin telur tersebut di rebus untuk dimakan karena
lebih simple sedangkan anak mungkin akan menggoreng telur tersebut. Satu bahan
dasar tapi cara kita mengolahnya berbeda-beda. Demikian pula dengan Firman
Tuhan. Sekalipun kita mendengar Firman Tuhan bersama-sama dengan bacaan yang
sama pula, tetapi tanggapan kita berbeda-beda. Hal inilah yang disampaikan
Yesus dalam perumpaan tentang penabur.
Dalam
perumpamaan tersebut Tuhan Yesus mengatakan bahwa ada seorang Penabur, yaitu
Yesus Kristus, datang untuk menyebarkan benih yang adalah Firman Tuhan di
ladang, yaitu manusia. Ada benih yang jatuh di jalan lalu burung-burung datang
memakannya yaitu gambaran bagi orang Kristen yang mendengarkan Firman Tuhan
tetapi Firman itu tidak tinggal di dalam hatinya sehingga Iblis dengan mudah
merampasnya; ada benih yang jatuh di tanah yang berbatu-batu, yaitu menunjuk
kepada orang Kristen yang antusias mendengar Firman Tuhan tetapi Firman itu
tidak berakar atau bertahan lama dalam dirinya sehingga ia menjadi layu dan
kering oleh karena berbagai pergumulan hidupnya. Lalu ada benih yang jatuh di
tengah semak-semak, benih itu tumbuh tetapi terhimpit oleh semak tersebut
sehingga ia tidak berbuah. Sama halnya dengan orang Kristen yang mendengarkan
Firman Tuhan, rajin ke gereja, tetapi ia dengan mudah jatuh dalam tipu daya iblis
oleh karena hidup dalam kekuatiran dunia dan mengejar kenikmatan yang
ditawarkan dunia daripada mengutamakan Tuhan dalam hidupnya. Namun, ada juga
benih yang jatuh di tanah yang baik yaitu orang-orang Kristen yang dengan
sungguh-sungguh mendengarkan Firman Tuhan lalu memberlakukannya dalam kehidupan
mereka hari lepas hari sehingga mereka menghasilkan buah, yaitu mampu menjadi
teladan bagi orang sekitarnya.
Bagaimana
dengan kehidupan kita saat ini? Bagaimana kita menanggapi Firman Tuhan yang
selalu datang dalam kehidupan kita? Apakah kita sama seperti benih yang jatuh
dijalan? Atau seperti benih yang jatuh di tanah berbatu? Atau mungkin kita sama
seperti benih yang jatuh di semak duri? Ketika kita dengan sungguh-sungguh
melakukan apa yang Tuhan katakan dalam Firman-Nya, maka kita akan dikatakan
sebagai orang-orang yang berbahagia dan kita masuk dalam kategori seperti benih
yang tumbuh di tanah yang baik. Kita menjadi orang yang melihat dan mendengar
karya Tuhan bagi jemaat-Nya dan menjadi pelaku-pelaku Firman. Tuhan Yesus
memberkati kita semua.