Yesus Hamba Tuhan (Matius 12:15b-21)
Oleh Vic. Iston Umbu Kura Lena, S. Si. Teol
Tak diragukan lagi bahwa Yesus Kristus adalah
tokoh terbesar sepanjang sejarah, khususnya dalam sejarah kekristenan.
Kehadiran-Nya 2000 tahun yang lalu, melalui karya dan pelayanan telah memberi
dampak yang begitu besar bagi umat manusia yang mengharapkan kedatangan
“Mesias” yang menyelamatkan. Jutaan orang kemudian menyatakan iman percaya
mereka dalam suatu bentuk organisasi keagamaan yang menyandang nama-Nya (Kristen : pengikut Kristus). Bahkan
bagi kita yang hidup setelah itu, masih terus merasakan dampaknya hingga kini.
Tetapi siapa persisnya Yesus ini? Seorang Guru agama yang popular? Penunjuk
jalan dan teladan bagi banyak orang? Seorang Tabib oleh karena Ia banyak
menyembuhkan orang dari sakit? Seorang nabi bagi bangsa yang membutuhkan
pemulihan? Ataukah Ia adalah Mesias, Anak Allah Yang Hidup? Menurut Anda,
siapakah sebenarnya Yesus ini? Untuk menjawab pertanyaan tersebut marilah kita
melihat dan mendalami Matius 12:15b-21.
Latar Belakang Injil Matius
Berbicara mengenai latar belakang sebuah kitab,
maka kita perlu mengetahui siapa penulis kitab ini, dimana kitab ini ditulis,
kapan kitab ini ditulis, kepada siapa kitab ini mula-mula ditujukan dan apa
maksud atau tujuan dari penulisan kitab ini. Dengan demikian kita dapat
memahami sejarah kitab tersebut dan mampu merefleksikannya dalam kehidupan kita
saat ini.
Injil Matius, meskipun ditempatkan dibagian awal
perjanjian baru namun bukan berarti bahwa ia merupakan injil atau kitab yang
tertua dalam perjanjian baru. Dari ke 4 Injil yang ada dalam PB, Injil
Markuslah yang paling tertua yang ditulis sekitar tahun 60/65 SM sedangkan
injil Matius baru ditulis sekitar tahun 80an SM, setelah Bait Allah dibakar
habis oleh tentara Romawi pada tahun 70an (Mat 22:7). Penulis kitab ini
bukanlah Rasul Matius sendiri melainkan “seseorang/ orang Kristen generasi ke
2” yang mungkin telah dipengaruhi oleh cara mengajar Rasul Matius. Para ahli
perjanjian baru seperti Groenen, John Drane dll mengatakan bahwa kitab ini di
tulis di kota Antiokhia, di bagian utara Siria (Mat 4:24), meskipun beberapa
ahli lain seperti Prof W. Grundmann mengatakan bahwa kemungkinan di tulis di
sebelah selatan Siria yaitu Kaisarea. Namun saya lebih sepakat dengan apa yang
dikatakan oleh Groenan bahwa kitab ini ditulis di Antiokhia, mengingat jemaat
yang menjadi tujuan penulisan kitab ini adalah orang-orang Yahudi yang mahir
dalam bahasa Yunani dan Aram. Secara umum, ada tiga maksud tujuan penulisan
kitab injil Matius ini yaitu :
- Maksud apologetis
(Mat 8:17) yang ingin memperlihatkan nubuat-nubuat/ janji-janji para nabi
dalam PL telah terpenuhi dalam diri Yesus Kristus. Dengan maksud ini,
penulis injil Matius memberi pegangan bagi orang Kristen untuk membela
imannya di hadapan orang Yahudi yang menolak Yesus sebagai Mesias.
- Maksud kateketis,
yaitu untuk memberi pengetahuan tentang pokok-pokok agama Kristen secara
teratur (Mis. dalam Mat 1).
- Maksud Parenetis,
yang berarti nasihat atau teguran. Pengarang injil Matius ingin menekankan
bahwa dengan menjadi Kristen saja belum cukup bagi seseorang untuk diselamatkan.
Orang Kristen harus mau untuk dinasehati atau ditegur sehingga mereka
layak di hadapan Tuhan. Karena itu dalam pasal 25, ada banyak macam peringatan-peringatan
bagi orang Kristen untuk hidup seperti yang diinginkan Tuhan.
Dari ke tiga maksud atau tujuan penulisan tersebut,
maka tujuan dari Mat 12:15b-21 dapat
kita masukan dalam tujuan yang bersifat apologetis, dimana penulis ingin
menekankan kepada jemaat Kristen pada waktu itu dan jemaat Kristen pada masa
kini, bahwa Yesus adalah “Hamba Tuhan”
sebagaimana yang telah dinubuatkan dalam kitab Yesaya 42:1-4, sebagai
penggenapan Janji Allah melalui nabi-nabi bagi umat kepunyaan Tuhan.
Matius 12:15b-21 merupakan bagian firman Tuhan
yang menceritakan pelayanan ke dua Yesus / Fase pelayanan ke dua Yesus di
Galilea (Fase pelayanan Yesus yang pertama di Galiliea Mat 4: 12-16; Markus
1:14-15; Luk 4:14-15). Mat 12:15B-21 sejajar dengan kisah dalam Markus 3:7. Hal
itu mungkin terjadi pada musim panas tahun 31 M. Setelah nyawa Yesus terancam,
Ia menarik diri ke wilayah tepi pantai Galilea untuk sementara waktu.
Ay.
15b-16 : Orang-orang dari seluruh negri
sekarang mengenal Dia dan datang untuk mendengar-Nya. Meskipun Ia telah menyingkir
dari kerumunan banyak orang, namun banyak orang masih terus mengikut-Nya.
Bahkan banyak pula yang datang untuk disembuhkan dari berbagai sakit penyakit
yang mereka alami dengan kuasa Tuhan. Hal yang menarik adalah meskipun Yesus
telah menyembuhkan banyak orang dan pengajaran-Nya telah membawa sukacita bagi
banyak orang, namun dengan keras Ia melarang mereka untuk menceritakan hal
tersebut kepada orang lain. Mengapa? Boleh jadi Yesus melarang
mujizat-mujizatNya diumumkan, supaya jangan Ia dikenal hanya sebagai “tabib
ajaib atau tukang pembuat mujizat” saja, sehingga hanya orang-orang sakit saja
yang datang menemuinya, melainkan Ia mau
dikenal sebagai pembawa “kabar Baik/ Injil” bagi orang banyak, karena
itulah tujuan utama Ia datang ke dunia. Jika Yesus hanya didatangi oleh
orang-orang yang hanya mencari kesembuhan, maka hal ini dapat menghalangi tugas
utama Yesus untuk memberitakan “Injil” kepada orang banyak. Alasan lain juga
mungkin Yesus ingin bersembunyi dari musuh-musuh-Nya (Lihat ay. 15a). Lebih
jauh alasan Yesus melarang mereka menceritakan hal tersebut nampak dalam ayat
yang ke 17-21.
Ay. 17-21 : Dengan
mengutip dari Yes 42:1-4 (dalam bentuk
yang sedikit bebas), Matius ingin memperlihatkan bahwa Yesus adalah Hamba Tuhan, yang telah dinubuatkan sebelumnya melalui
nabi-nabi dalam perjanjian lama. Dan sebagai Hamba Tuhan, Ia memiliki
karakter-karakter yang berkenan di hadapan Allah. Karakter seperti apakah yang
dikehendaki Allah dalam diri Yesus? Yesus senang dengan cara kerja yang tenang
dan kadang-kadang agak tersembunyi. Hal ini sesuai dengan apa yang dinubuatkan
dalam perjanjian lama (Yes 42:2).
Yesus adalah seorang
yang dengan tenang menggenapi panggilan-Nya meskipun Dia mendapat banyak
tantangan. Dalam Yes 40:1-41:20 ada penghiburan besar bagi bangsa-bangsa lain.
Allah telah memikirkan seorang Juruselamat yang akan mendatangkan berkat bagi
bangsa-bangsa. Dia dipilih oleh Allah. Dia memiliki kuasa Roh Kudus. Dia adalah
alat pilihan Allah untuk membawa kebenaran Allah yang menyelamatkan seluruh
dunia. Hamba Allah tidak tertarik pada sikap suka pamer atau menonjolkan diri
sendiri. Pekerjaan-Nya dilakukan dengan iman yang teguh, bukan dengan
penonjolan diri sendiri yang mencolok. Ia tidak akan berbantah dan tidak akan
berteriak dan orang-orang tidak akan mendengar suara-Nya dijalan-jalan. Hamba
Tuhan tidak akan tampil ke muka umum dengan kekerasan. Hamba Tuhan adalah
pemelihara dan pemberi dorongan. Ia adalah orang yang penuh kasih; Orang yang
lemah akan dikuatkan dan dihiburkan; orang yang kehilangan pengharapan akan
diberi kepastian dan semangat hidup (Seperti
buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya dan sumbu yang pudar tidak
akan dipadamkan-Nya). Dan Dia sendiri tidak akan merasa kecil hati
sampai-sampai meninggalkan pelayanan yang Dia peroleh dari Allah. Dia akan
terus bertekun sampai seluruh dunia terjangkau oleh pemberitaan Injil, bahkan
ancaman kematian dari orang-orang Farisi yang patuh hukum tidak akan
menghentikan pekerjaan-Nya. Kepada Yesuslah bangsa-bangsa akan berharap kepada-Nya.
Pokok-Pokok Teologis :
Ketika orang-orang menolak Yesus sebagai Mesias,
maka Firman Tuhan melalui Matius 12:15b-21 memberikan kita pesan :
- Yesus adalah orang yang dipilih Allah untuk
menjadi ‘Hamba-Nya” memberitakan kabar sukacita bagi orang banyak. Yesus
adalah penggenapan/pemenuhan janji Allah melalui para nabi dalam
Perjanjian Lama.
- Sebagai Hamba Tuhan, Yesus telah memberikan
teladan bagi kita yaitu :
a.
Yesus
mau menjadi Hamba Tuhan/ Hamba Allah
b.
Sebagai
Hamba Tuhan Yesus memiliki sifat yang rendah hati/ tidak suka pamer, sebagai
sosok yang membawa pengharapan dimana terdapat ketidakpastian, membawa kekuatan
bagi mereka yang tidak berdaya dan membawa sukacita bagi mereka yang
membutuhkannya.
Pesan
Firman Tuhan :
- Bagi Majelis Jemaat :
a. Majelis
Jemaat adalah orang-orang yang telah dipilih Tuhan untuk menjadi “Hamba Tuhan.”
Karena itu berilah diri kita baik itu pikiran, materi dan waktu kita bahkan
hidup kita untuk melakukan perintah Tuhan.
b. Sebagai
hamba Tuhan, Majelis Jemaat mau terus dipakai Tuhan yang dapat kita nyatakan
melalui kesetiaan kita untuk melayani Tuhan baik itu di Gereja maupun dalam
kehidupan sesama dan keluarga
c. Dalam
setiap tugas dan pelayanan kita, hendaklah kita selalu rendah hati dan peduli
dengan kehidupan sesama yang membutuhkan pertolongan kita.
- Bagi Jemaat Yang Dilayani :
a. Jemaat menyadari
bahwa tugas sebagai hamba Tuhan itu tidak hanya dipercayakan kepada Majelis
Jemaat semata (Pdt, Vic., GI, KA, Penatua dan diaken), tetapi juga kepada
setiap anak-anak Tuhan, termasuk jemaat. Karena itu jemaat Tuhan juga mau
memberi diri untuk dipakai Tuhan menjadi alat-Nya, yaitu menjadi pembawa kabar
sukacita bagi sesama. Membawa kabar sukacita tidak hanya dalam bentuk berbagi
Firman Tuhan atau pengalaman iman kepada sesama melainkan juga melalui
perbuatan sehari-hari yang membawa berkat bagi sesama.
b. Jemaat
mau rendah hati terhadap sesama, mau peduli dengan kehidupan orang lain
terutama mereka yang membutuhkan pertolongan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.