Selasa, 17 Januari 2017

Bahan PKS GKS Pusat Waikabubak Selasa 17 Januari 2017


Yesus Hamba Tuhan (Matius 12:15b-21)

Oleh Vic. Iston Umbu Kura Lena, S. Si. Teol

Image result for Yesus hamba Tuhan



Tak diragukan lagi bahwa Yesus Kristus adalah tokoh terbesar sepanjang sejarah, khususnya dalam sejarah kekristenan. Kehadiran-Nya 2000 tahun yang lalu, melalui karya dan pelayanan telah memberi dampak yang begitu besar bagi umat manusia yang mengharapkan kedatangan “Mesias” yang menyelamatkan. Jutaan orang kemudian menyatakan iman percaya mereka dalam suatu bentuk organisasi keagamaan yang menyandang nama-Nya (Kristen : pengikut Kristus). Bahkan bagi kita yang hidup setelah itu, masih terus merasakan dampaknya hingga kini. Tetapi siapa persisnya Yesus ini? Seorang Guru agama yang popular? Penunjuk jalan dan teladan bagi banyak orang? Seorang Tabib oleh karena Ia banyak menyembuhkan orang dari sakit? Seorang nabi bagi bangsa yang membutuhkan pemulihan? Ataukah Ia adalah Mesias, Anak Allah Yang Hidup? Menurut Anda, siapakah sebenarnya Yesus ini? Untuk menjawab pertanyaan tersebut marilah kita melihat dan mendalami Matius 12:15b-21.

Latar Belakang Injil Matius
Berbicara mengenai latar belakang sebuah kitab, maka kita perlu mengetahui siapa penulis kitab ini, dimana kitab ini ditulis, kapan kitab ini ditulis, kepada siapa kitab ini mula-mula ditujukan dan apa maksud atau tujuan dari penulisan kitab ini. Dengan demikian kita dapat memahami sejarah kitab tersebut dan mampu merefleksikannya dalam kehidupan kita saat ini.
Injil Matius, meskipun ditempatkan dibagian awal perjanjian baru namun bukan berarti bahwa ia merupakan injil atau kitab yang tertua dalam perjanjian baru. Dari ke 4 Injil yang ada dalam PB, Injil Markuslah yang paling tertua yang ditulis sekitar tahun 60/65 SM sedangkan injil Matius baru ditulis sekitar tahun 80an SM, setelah Bait Allah dibakar habis oleh tentara Romawi pada tahun 70an (Mat 22:7). Penulis kitab ini bukanlah Rasul Matius sendiri melainkan “seseorang/ orang Kristen generasi ke 2” yang mungkin telah dipengaruhi oleh cara mengajar Rasul Matius. Para ahli perjanjian baru seperti Groenen, John Drane dll mengatakan bahwa kitab ini di tulis di kota Antiokhia, di bagian utara Siria (Mat 4:24), meskipun beberapa ahli lain seperti Prof W. Grundmann mengatakan bahwa kemungkinan di tulis di sebelah selatan Siria yaitu Kaisarea. Namun saya lebih sepakat dengan apa yang dikatakan oleh Groenan bahwa kitab ini ditulis di Antiokhia, mengingat jemaat yang menjadi tujuan penulisan kitab ini adalah orang-orang Yahudi yang mahir dalam bahasa Yunani dan Aram. Secara umum, ada tiga maksud tujuan penulisan kitab injil Matius ini yaitu :
  1. Maksud apologetis (Mat 8:17) yang ingin memperlihatkan nubuat-nubuat/ janji-janji para nabi dalam PL telah terpenuhi dalam diri Yesus Kristus. Dengan maksud ini, penulis injil Matius memberi pegangan bagi orang Kristen untuk membela imannya di hadapan orang Yahudi yang menolak Yesus sebagai Mesias.
  2. Maksud kateketis, yaitu untuk memberi pengetahuan tentang pokok-pokok agama Kristen secara teratur (Mis. dalam Mat 1).
  3. Maksud Parenetis, yang berarti nasihat atau teguran. Pengarang injil Matius ingin menekankan bahwa dengan menjadi Kristen saja belum cukup bagi seseorang untuk diselamatkan. Orang Kristen harus mau untuk dinasehati atau ditegur sehingga mereka layak di hadapan Tuhan. Karena itu dalam pasal 25, ada banyak macam peringatan-peringatan bagi orang Kristen untuk hidup seperti yang diinginkan Tuhan.   
Dari ke tiga maksud atau tujuan penulisan tersebut, maka tujuan dari Mat 12:15b-21 dapat kita masukan dalam tujuan yang bersifat apologetis, dimana penulis ingin menekankan kepada jemaat Kristen pada waktu itu dan jemaat Kristen pada masa kini, bahwa Yesus adalah “Hamba Tuhan” sebagaimana yang telah dinubuatkan dalam kitab Yesaya 42:1-4, sebagai penggenapan Janji Allah melalui nabi-nabi bagi umat kepunyaan Tuhan.
Matius 12:15b-21 merupakan bagian firman Tuhan yang menceritakan pelayanan ke dua Yesus / Fase pelayanan ke dua Yesus di Galilea (Fase pelayanan Yesus yang pertama di Galiliea Mat 4: 12-16; Markus 1:14-15; Luk 4:14-15). Mat 12:15B-21 sejajar dengan kisah dalam Markus 3:7. Hal itu mungkin terjadi pada musim panas tahun 31 M. Setelah nyawa Yesus terancam, Ia menarik diri ke wilayah tepi pantai Galilea untuk sementara waktu.
Ay. 15b-16 :    Orang-orang dari seluruh negri sekarang mengenal Dia dan datang untuk mendengar-Nya. Meskipun Ia telah menyingkir dari kerumunan banyak orang, namun banyak orang masih terus mengikut-Nya. Bahkan banyak pula yang datang untuk disembuhkan dari berbagai sakit penyakit yang mereka alami dengan kuasa Tuhan. Hal yang menarik adalah meskipun Yesus telah menyembuhkan banyak orang dan pengajaran-Nya telah membawa sukacita bagi banyak orang, namun dengan keras Ia melarang mereka untuk menceritakan hal tersebut kepada orang lain. Mengapa? Boleh jadi Yesus melarang mujizat-mujizatNya diumumkan, supaya jangan Ia dikenal hanya sebagai “tabib ajaib atau tukang pembuat mujizat” saja, sehingga hanya orang-orang sakit saja yang datang menemuinya, melainkan Ia mau dikenal sebagai pembawa “kabar Baik/ Injil” bagi orang banyak, karena itulah tujuan utama Ia datang ke dunia. Jika Yesus hanya didatangi oleh orang-orang yang hanya mencari kesembuhan, maka hal ini dapat menghalangi tugas utama Yesus untuk memberitakan “Injil” kepada orang banyak. Alasan lain juga mungkin Yesus ingin bersembunyi dari musuh-musuh-Nya (Lihat ay. 15a). Lebih jauh alasan Yesus melarang mereka menceritakan hal tersebut nampak dalam ayat yang ke 17-21.
 Ay. 17-21 :    Dengan mengutip dari Yes 42:1-4 (dalam bentuk yang sedikit bebas), Matius ingin memperlihatkan bahwa Yesus adalah Hamba Tuhan, yang telah dinubuatkan sebelumnya melalui nabi-nabi dalam perjanjian lama. Dan sebagai Hamba Tuhan, Ia memiliki karakter-karakter yang berkenan di hadapan Allah. Karakter seperti apakah yang dikehendaki Allah dalam diri Yesus? Yesus senang dengan cara kerja yang tenang dan kadang-kadang agak tersembunyi. Hal ini sesuai dengan apa yang dinubuatkan dalam perjanjian lama (Yes 42:2).
                            Yesus adalah seorang yang dengan tenang menggenapi panggilan-Nya meskipun Dia mendapat banyak tantangan. Dalam Yes 40:1-41:20 ada penghiburan besar bagi bangsa-bangsa lain. Allah telah memikirkan seorang Juruselamat yang akan mendatangkan berkat bagi bangsa-bangsa. Dia dipilih oleh Allah. Dia memiliki kuasa Roh Kudus. Dia adalah alat pilihan Allah untuk membawa kebenaran Allah yang menyelamatkan seluruh dunia. Hamba Allah tidak tertarik pada sikap suka pamer atau menonjolkan diri sendiri. Pekerjaan-Nya dilakukan dengan iman yang teguh, bukan dengan penonjolan diri sendiri yang mencolok. Ia tidak akan berbantah dan tidak akan berteriak dan orang-orang tidak akan mendengar suara-Nya dijalan-jalan. Hamba Tuhan tidak akan tampil ke muka umum dengan kekerasan. Hamba Tuhan adalah pemelihara dan pemberi dorongan. Ia adalah orang yang penuh kasih; Orang yang lemah akan dikuatkan dan dihiburkan; orang yang kehilangan pengharapan akan diberi kepastian dan semangat hidup (Seperti buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya dan sumbu yang pudar tidak akan dipadamkan-Nya). Dan Dia sendiri tidak akan merasa kecil hati sampai-sampai meninggalkan pelayanan yang Dia peroleh dari Allah. Dia akan terus bertekun sampai seluruh dunia terjangkau oleh pemberitaan Injil, bahkan ancaman kematian dari orang-orang Farisi yang patuh hukum tidak akan menghentikan pekerjaan-Nya. Kepada Yesuslah bangsa-bangsa akan berharap kepada-Nya.

Pokok-Pokok Teologis :
Ketika orang-orang menolak Yesus sebagai Mesias, maka Firman Tuhan melalui Matius 12:15b-21 memberikan kita pesan :
  1. Yesus adalah orang yang dipilih Allah untuk menjadi ‘Hamba-Nya” memberitakan kabar sukacita bagi orang banyak. Yesus adalah penggenapan/pemenuhan janji Allah melalui para nabi dalam Perjanjian Lama.
  2. Sebagai Hamba Tuhan, Yesus telah memberikan teladan bagi kita yaitu :
a.      Yesus mau menjadi Hamba Tuhan/ Hamba Allah
b.      Sebagai Hamba Tuhan Yesus memiliki sifat yang rendah hati/ tidak suka pamer, sebagai sosok yang membawa pengharapan dimana terdapat ketidakpastian, membawa kekuatan bagi mereka yang tidak berdaya dan membawa sukacita bagi mereka yang membutuhkannya.
Pesan Firman Tuhan  :
  1. Bagi Majelis Jemaat         :
a.   Majelis Jemaat adalah orang-orang yang telah dipilih Tuhan untuk menjadi “Hamba Tuhan.” Karena itu berilah diri kita baik itu pikiran, materi dan waktu kita bahkan hidup kita untuk melakukan perintah Tuhan.
b.  Sebagai hamba Tuhan, Majelis Jemaat mau terus dipakai Tuhan yang dapat kita nyatakan melalui kesetiaan kita untuk melayani Tuhan baik itu di Gereja maupun dalam kehidupan sesama dan keluarga 
c.     Dalam setiap tugas dan pelayanan kita, hendaklah kita selalu rendah hati dan peduli dengan kehidupan sesama yang membutuhkan pertolongan kita.  

  1. Bagi Jemaat Yang Dilayani       :
a.    Jemaat menyadari bahwa tugas sebagai hamba Tuhan itu tidak hanya dipercayakan kepada Majelis Jemaat semata (Pdt, Vic., GI, KA, Penatua dan diaken), tetapi juga kepada setiap anak-anak Tuhan, termasuk jemaat. Karena itu jemaat Tuhan juga mau memberi diri untuk dipakai Tuhan menjadi alat-Nya, yaitu menjadi pembawa kabar sukacita bagi sesama. Membawa kabar sukacita tidak hanya dalam bentuk berbagi Firman Tuhan atau pengalaman iman kepada sesama melainkan juga melalui perbuatan sehari-hari yang membawa berkat bagi sesama.
b.    Jemaat mau rendah hati terhadap sesama, mau peduli dengan kehidupan orang lain terutama mereka yang membutuhkan pertolongan kita.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.