Bahan Pemahaman Alkitab
Komisi Perempuan Gereja Kristen Sumba 2016
Oleh Iston Umbu Kura Lena, S. Si-Teol
Tema : Mengasihi Anak-Anak Dengan
Adil
Bahan : Kejadian 25:28
Tujuan: Anggota Jemaat dapat memahami dan menghayati hidup dengan menyatakan kasih secara adil terhadap
anak-anak
1.
Pertanyaan diskusi
a. Apa kesan anda ketika membaca Kej 25:28!
b. Mengapa Ishak sayang kepada Esau sedangkan Ribka kasih
kepada Yakub?
c. Berikan pendapat anda mengenai sikap Ishak dan Ribka
dalam membesarkan ke dua anak mereka!
2. Pendalaman Materi
Kej 25:28 dengan jelas memberikan gambaran kepada kita
bagaimana sikap orang tua yang “pilih kasih” atau berlaku “tidak adil” terhadap
anak-anak mereka; dalam hal ini diceritakan bahwa Ishak sayang kepada Esau
sedangkan Ribka istrinya lebih kasih kepada Yakub. Pertanyaannya adalah mengapa
penulis kitab Kejadian menceritakan ketidakadilan yang terjadi di keluarga
tersebut? Teladan apa yang dapat kita ambil dari sikap orang tua yang seperti
itu? Untuk memahami apa sesungguhnya pesan yang ingin disampaikan oleh penulis
kitab kejadian tersebut, maka kita perlu membaca secara utuh Kejadian 25:19-34 melalui tafsiran berikut ini.
Pada ayat 19 dengan jelas kita ketahui bahwa Ishak adalah
anak dari Abraham. Abraham sangat mengasihi Ishak dibandingkan anak-anaknya
yang lain (bc Kej 22:2 bnd Kej 25:1-6). Sikap Abraham tersebut lalu menurun
pada Ishak dikemudian hari dimana Ishak juga berlaku tidak adil terhadap
anak-anaknya.
Ayat 20-21 menceritakan bahwa Ishak mengambil Ribka, anak
Betuel, orang Aram dari Padan-Aram, saudara perempuan Laban untuk menjadi
istrinya. Tetapi perempuan itu mandul sehingga Ishak berdoa kepada Tuhan supaya
istrinya dapat memberikan keturunan kepadanya. Doa tersebut lalu dijawab oleh
Tuhan sehingga istrinya mengandung.
Ayat 22-27 menceritakan tentang Ribka mengandung anak
kembar bagi Ishak dan bagaimana ia meminta petunjuk kepada Tuhan oleh karena
anak-anaknya bertolak-tolakan di dalam rahimnya. Lagi-lagi penulis kitab Kejadian dengan tegas menyatakan bahwa Firman Tuhan bersabda:
·
Ada dua bangsa dalam
kandunganmu;
·
Dua suku bangsa akan
berpencar dari dalam rahimmu;
·
Suku bangsa yang satu akan
lebih kuat dari yang lain;
·
Anak yang tua akan menjadi
hamba kepada anak yang muda.
Anak yang tua tersebut adalah Esau sedangkan adiknya
bernama Yakub. Meskipun kembar, ciri serta sikap mereka sangat berbeda. Esau
memiliki kulit berwarna merah dan seluruh tubuhnya seperti jubah berbulu atau
berbulu lebat karena itu dinamakan Esau. Sebaliknya Yakub justru berkulit
bersih dan pembawaanya lebih tenang. Ketika beranjak dewasa Esau menjadi
seorang yang pandai berburu oleh karena itu ia lebih memilih untuk tinggal di
Padang sedangkan Yakub adiknya justru lebih memilih untuk tinggal di kemah
membantu ibunya. Hal inilah yang mungkin menjadi alasan mengapa Ribka lebih
mengasihi Yakub dibandingkan Esau.
Ayat 28 memberikan tambahan penjelasan alasan Ishak lebih
mengasihi Esau oleh karena Ishak suka makan daging buruan sedangkan Ribka
mengasihi Yakub karena kesehariannya Yakub lebih banyak membantu pekerjaannya di
kemah. Ayat ini dengan tegas pula menunjukan ketidakadilan orang tua dalam hal
ini Ishak dan Ribka dalam membesarkan anak-anak mereka.
Ayat 29-34 menceritakan bagaimana sikap Esau yang memandang
rendah hak kesulungan sedangkan Yakub justru menginginkan hak kesulungan tersebut.
Apa sesungguhnya keistimewaan dari hak kesulungan tersebut? Yaitu berkat. Pada jaman dahulu seorang ayah
akan memberikan berkat kepada anak sulungnya sebagai penerus keturunan (berkat
tersebut dikaitkan dengan perjanjian antara Allah dengan Abraham; yaitu untuk
menjadi bangsa yang besar). Rasa lapar sehabis berburu di padang mendorong Esau
menjual hak kesulungannya kepada Yakub dengan makanan yang pada waktu itu
dibuat oleh Yakub. Sikap Esau dan Yakub yang bertolak belakang tersebut tentu tidak
terlepas dari sikap orang tua yang berlaku tidak adil dalam membesarkan
anak-anaknya. Lalu apa dampak yang ditimbulkan dari sikap tersebut? Ketika tiba
waktunya bagi Ishak untuk memberkati Esau sebagai anak sulung, berkat tersebut
justru akhirnya jatuh ke Yakub (bc. Kej 27:27-29). Ishak salah memberikan
berkat kesulungan yang seharusnya diterima oleh Esau namun ia justru memberikan
hak kesulungan tersebut kepada Yakub. Hal tersebut tentu tidak terlepas dari
peran Ribka yang menolong Yakub sehingga ia mendapat berkat tersebut (Kej
27:5-17). Dengan kebohongan yang ia ajarkan kepada Yakub pada akhirnya Yakub
dapat memperoleh berkat dari Ishak ayahnya meskipun sesungguhnya hal tersebut
pantas ia dapatkan karena Esau kakaknya telah menjual hak kesulungan tersebut.
Menjawab pertanyaan sebelumnya mengapa penulis kitab
kejadian menceritakan kisah ini kepada kita dan teladan apa yang dapat kita
ambil dari kisah tersebut yaitu :
1.
Penulis kitab ingin mengatakan bahwa : Allah memakai
setiap orang tua untuk menyatakan kehendakNya.
Meskipun manusia berlaku tidak adil dalam menyatakan kasih, namun tidak menghalangi rencana Allah yaitu untuk memberkati Yakub sebab Allah berkenan atas hidup Yakub, dimana Yakub menjadi leluhur Israel, umat pilihan Allah. Dalam hal ini sekalipun Ishak lebih sayang kepada Esau (meskipun orang tua
berlaku tidak adil terhadap anak-anaknya) namun Allah tetap memakai Ishak untuk
mewujudkan kehendakNya yaitu menjadikan Yakub sebagai bangsa yang besar (Kej
25:23). Hal ini tentu tidak terlepas dari peran Ribka pula sebagai seorang ibu
yang dipakai Allah menjadi alat bagi pemenuhan berkat tersebut. Tanpa peran
dari Ribka, belum tentu Yakub dapat memperoleh berkat dari ayahnya. Dengan kata
lain pesan yang mau disampaikan ayat 28 ini adalah bahwa setiap orang tua
memiliki tugas dan perannya dalam melakukan kehendak Tuhan untuk anak-anaknya
sehingga orang tua harus berlaku adil terhadap anak-anaknya.
2. Teladan yang dapat kita
ambil yaitu agar orang tua selalu bersikap penuh kasih terhadap anak-anaknya
tanpa membeda-bedakan karena Allahpun berlaku adil terhadap manusia dala m menyatakan kasih-Nya itu.
3.
Aplikasi
Dalam menjalani kehidupan sebagai orang tua, seringkali
kita lupa bahwa kita dipakai Allah untuk menyatakan kehendakNya kepada
anak-anak kita. Dalam hal ini yaitu menyatakan kasih secara adil terhadap
anak-anak kita sehingga anak-anak tumbuh dan berkembang dalam keharmonisan.
Kenyataan yang seringkali kita jumpai justru orang tua berlaku tidak adil
terhadap anak-anak. Misalnya seorang ayah biasanya lebih sayang kepada anak
perempuan atau anak sulung dibandingkan anak laki-lakinya atau anak bungsu
sedangkan sang ibu lebih sayang kepada anak laki-laki atau anak bungsu dibandingkan
anak perempuannya. Pada akhirnya anak perempuan lebih dekat terhadap ayahnya
sedangkan anak laki-laki lebih dekat kepada ibunya. Hal ini tentu saja akan
menimbulkan persaingan yang tidak sehat bagi perkembangan anak-anak oleh karena
itu sudah seharusnyalah orang tua berlaku adil terhadap anak-anaknya. Ketika
orang tua dapat menyatakan kasih secara adil terhadap anak-anaknya tanpa
membeda-bedakan satu dengan yang lain, maka disitulah kita memberitakan kasih
Allah yang adil bagi ciptaan-Nya.